Hubungan dengan AS Panas, Cina Tambah Hulu Ledak Nuklir Tiga Kali Lipat

Reporter

Tempo.co

Senin, 13 Februari 2023 09:59 WIB

Sistem peluncur rudal taktis Iskander-M memiliki jangkauan hingga 500 km (300 mil) dan dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir. Iskander-M dilengkapi dengan sistem panduan inersia dan optik untuk meningkatkan akurasi menembak, dan pencari elektro-optik untuk kemampuan self-homing. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Cina sedang mempertimbangkan untuk melipatgandakan persediaan hulu ledak nuklir menjadi 900 pada 2035. Meningkatnya persediaan hulu ledak nuklir Cina itu, menurut Kyodo News, di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat yang diperkirakan akan meningkat karena Taiwan.

Kyodo News mengutip mengutip sumber yang dekat dengan masalah tersebut pada Sabtu. Cetak biru, yang disiapkan oleh Tentara Pembebasan Rakyat, telah disetujui oleh Presiden China Xi Jinping. Ia yang sekaligus menjabat sebagai kepala militer itu sangat ingin memperkuat pertahanan Cina.

Partai Komunis Cina telah memperkuat kemampuan militer negara itu. Amerika Serikat tahun lalu telah mengatakan bahwa Beijing sedang meningkatkan persediaan hulu ledak nuklirnya menjadi 1.500 pada 2035 ketika tujuan modernisasi militernya rampung.

Pada November, badan tertinggi Cina China berbicara tentang pentingnya kemampuan mematikan. Cina , menganalisis bahwa pencegahan nuklir Rusia yang kuat telah menghentikan kontes langsung antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Moskow meskipun terjadi serangan terhadap Ukraina.

Hulu ledak nuklir yang dipegang oleh China kemungkinan akan meningkat menjadi 550 pada 2027 dan menjadi 900 pada tahun 2035, kata sumber Kyodo News. Adapun Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, sementara Amerika Serikat memiliki 5.428 hulu ledak nuklir. Kyodo News mengutip angka dari Stockholm International Peace Research Institute.

Advertising
Advertising

Hubungan antara Cina dan AS sedang tegang, terutama setelah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada Agustus, menurut laporan Kyodo News. Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa Taiwan akan menjadi titik perang baru di kawasan Asia Pasifik dalam waktu dekat. Sebabnya Cina menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya. Cina dan Taiwan telah diperintah secara terpisah sejak mereka berpisah pada tahun 1949 karena perang saudara.

Ketegangan berlanjut setelah Amerika Serikat menyatakan Cina mengirimkan balon mata-mata ke wilayah udaranya. Pada 4 Februari 2023, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa sebuah balon mata-mata Cina ini telah berhasil ditembak jatuh.

CHANNEL NEWS ASIA | NDTV

Pilihan Editor: Kronologi Balon Mata-Mata Cina dan Daftar Negara yang Diintai

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

50 menit lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

12 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

17 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

17 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

18 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

18 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

20 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

21 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya