Jerman dan Austria Tunda Operasi Penyelamatan Korban Gempa Turki

Senin, 13 Februari 2023 08:39 WIB

Sebuah ekskavator terlihat sedang menggali kuburan masal untuk para korban gempa bumi di sebuah lapangan, di Hatay, Turki 10 Februari 2023. REUTERS/Umit Bektas

TEMPO.CO, Jakarta - Austria dan Jerman menangguhkan operasi penyelamatan korban gempa Turki karena situasi keamanan yang makin sulit. Penjarahan kian marak sepekan setelah gempa terjadi.

"Tentara Austria telah menangguhkan operasi penyelamatan di Turki yang dilanda gempa karena situasi keamanan yang semakin sulit", kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Austria, Michael Bauer, dalam sebuah cuitan, Sabtu, 10 Februari 2023. Selain Austria, Jerman juga menunda misi kemanusiaannya di Turki.

Dua organisasi bantuan Jerman, Tim Pencarian dan Penyelamatan Internasional Jerman (ISAR) dan Badan Federal untuk Bantuan Teknis (THW), mengumumkan penghentian operasi penyelamatannya pada Sabtu, 11 Februari 2023.

Penangguhan misi penyelamatan ini karena alasan keamanan dan laporan adanya bentrokan antar kelompok dan tembakan senjata. Mereka menyatakan bahwa pihaknya akan memulai misi penyelamatannya kembali segera setelah badan perlindungan sipil Turki (AFAD) menilai bahwa situasi sudah aman.

"Anda dapat melihat bahwa kesedihan perlahan berubah menjadi kemarahan. Oleh karena itu kami akan tetap berada di kamp bersama dengan THW untuk saat ini," kata Manajer Operasi ISAR Steven Bayer kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa organisasi akan segera siap membantu jika ada indikasi para penyintas.

Swiss Pantau Situasi Keamanan di Turki

Swiss menyatakan bahwa pihaknya sedang memantau situasi keamanan di Hatay, sebuah provinsi di selatan Turki. Mereka mengklaim bahwa tingkat keamanan telah ditingkatkan.

Advertising
Advertising

Swiss sudah mengirim 87 spesialis dan 8 anjing untuk membantu operasi penyelamatan, dan sejauh ini sudah berhasil menemukan 11 orang, termasuk dua bayi, sejak tiba pada Selasa. Tim tambahan beranggotakan 12 orang juga sudah dikirimkan pada Jumat.

<!--more-->

Erdogan Akan Ambil Tindakan

Presiden Turki, Tayyip Erdogan, mengatakan pada Sabtu, 11 Februari 2023, bahwa pemerintah akan mengambil tindakan terhadap mereka yang terlibat dalam penjarahan dan kejahatan lain di wilayah yang dilanda gempa bumi pekan ini. Ia menegaskan bahwa masalah keamanan di sana menjadi fokus perhatian pemerintah.

“Kami mengumumkan keadaan darurat. Ini berarti bahwa dari sekarang orang-orang yang terlibat dalam penjarahan atau penculikan harus tahu bahwa kendali negara ada pada mereka,” kata Erdogan dalam kunjungan ke zona bencana.

Pada Jumat, 10 Februari 2023, Erdogan mengatakan bahwa telah terjadi penjarahan di beberapa area. Detail dari insiden penculikan yang dimaksud oleh Erdogan masih belum jelas. Keamanan di zona gempa juga menjadi perhatian setelah pasukan Austria memutuskan untuk menangguhkan operasi mereka di sana karena alasan keamanan.

Pemerintah Turki Diduga Lamban

Kesedihan warga Turki mulai berubah menjadi kemarahan karena buruknya kualitas layanan. Pemerintah Turki juga dianggap kurang cepat dan tanggap dalam menghadapi bencana tersebut. Pada hari Jumat, Presiden Recep Tayyip Erdogan akhirnya mengakui bahwa pemerintah tidak dapat membantu korban secepat yang diinginkan. Ini adalah pengakuan pertama kalinya dari pemerintah mengenai hal tersebut.

Di sisi lain, Kepala HAM PBB memanggil untuk gencatan senjata segera di Suriah agar bantuan dapat sampai ke semua korban gempa. Sekitar empat juta orang di wilayah barat laut yang dikuasai oleh pemberontak bergantung pada bantuan kemanusiaan, tetapi tidak ada bantuan yang diterima dari wilayah yang dikuasai oleh pemerintah. Dewan Keamanan PBB akan bertemu di Suriah sekitar minggu depan.

Sementara di Turki, militan Kurdi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengumumkan penghentian sementara pertempuran untuk mempermudah pemulihan akibat gempa. PKK adalah partai yang dilarang dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan sekutunya di Barat.

Sebelumnya, wilayah selatan Turki diguncang oleh gempa dengan magnitudo 7,8 pada awal pekan ini. Bencana itu disusul dua gempa susulan yang kuat. Hingga kini, korban meninggal tercatat hampir dari 24 ribu orang.

REUTERS | AL JAZEERA | NDTV

Pilihan Editor: Penjarahan Jadi Beban Baru dalam Misi Penyelamatan Korban Gempa Turki

Berita terkait

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

4 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

5 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

5 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

11 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

11 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

11 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

12 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

13 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

13 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya