Penjarahan Jadi Beban Baru dalam Misi Penyelamatan Korban Gempa Turki

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Minggu, 12 Februari 2023 21:12 WIB

Seorang pria berdiri di antara kuburan masal korban gempa bumi di Kahramanmaras, Turki 9 Februari 2023. REUTERS/Suhaib Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Para relawan yang berjuang menemukan para penyintas yang kian sedikit di kota Antakya, Sabtu, 11 Februari 2023, mengatakan masalah penjarahan dan kebersihan menambah berat pekerjaan mereka dalam misi penyelamatna korban gempa Turki. .

Seorang penduduk, yang sedang mencari koleganya yang terkubur di bawah gedung runtuh, mengatakan ia menyaksikan penjarahan di hari pertama setelah gempa terjadi, Senin, sebelum meninggalkan kota menuju sebuah desa.

"Orang-orang menghancurkan jendela toko-toko dan mobil-mobil,” kata Mehmet Bok, 26 tahun, yang kini kembali ke Antakya dan sedang mencari rekan kerjanya di bawah reruntuhan.

Organisasi bantuan Jerman menangguhkan operasi penyelamatan di wilayah terdampak gempa itu, Sabtu, menyebutkan tentang masalah keamanan dan laporan tentang bentrokan antarkelompok dan tembakan senjata.

Anggota penyelamat lain, Gizem dari provinsi tenggara, Sanliurfa, mengatakan ia juga melihat penjarahan di hari keempat berada di Antakya.

Advertising
Advertising

“Kami tidak bisa ikut campur karena sebagian besar penjarah membawa pisau. Mereka menangkap seorang penjarah hari ini, orang mengejarnya,” katanya di kota di mana ada kehadiran banyak polisi dan militer yang mengarahkan lalu lintas, membantu para petugas penyelamat dan membagikan makanan.

Otoritas Turki tidak berkomentar tentang kerusuhan apa pun, tetapi Presiden Tayyip Erdogan, Sabtu, mengatakan pemerintah akan menindak keras para penjarah dan pelaku kejahatan lain. Janji Erdogan terbukti. Otoritas Turki dikabarkan telah menahan 48 tersangka penjarah. Para tersangka ini ditahan di delapan provinsi berbeda sebagai bagian investigasi penjarahan setelah gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang wilayah ini, Senin, kata kantor berita Anadolu.

Gizem menggambarkan Antakya sebagai sebuah tempat kematian dan kehancuran ketika ia tiba. "Kami tidak dapat menahan air mata,” katanya ketika sirene ambulans bergema dari kejauhan.

“Jika orang-orang tidak mati di sini di bawah reruntuhan, mereka akan mati karena luka. Jika tidak, mereka akan mati karena infeksi. Tidak ada toilet di sini. Sebuah masalah besar,” katanya, sambil menambahkan mereka tidak punya cukup kantong untuk membungkus jenazah. “Mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan, hanya ditutup selimut.”

Penduduk kota mengenakan masker untuk menutup aroma kematian.

Yang lain menyuarakan keprihatinan akan kebersihan, terutama jumlah toilet yang tidak memadai. Ada antrean panjang di toilet-toilet sementara tetapi banyak orang mengatakan mereka hanya mencari tempat tersembunyi, yang menyebabkan keluhan tentang bau busuk.

“Saya rasa saat ini yang paling kami butuhkan adalah produk-produk kebersihan. Kami memiliki masalah toilet. Saya takut penyakit akan menyebar,” kata seorang pria, yang menolak memberikan namanya dan yang berangkat dari Antalya untuk membantu operasi pencarian.

HIngga berita ini diturunkan, jumlah kematian akibat gempa yang telah tercatat di Turki dan Suriah setidaknya 28.000.

REUTERS

Pilihan Berita: 67 WNI Ditangkap di Malaysia, Tinggal di Pemukiman Ilegal

Berita terkait

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

13 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

16 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

18 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

27 hari lalu

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.

Baca Selengkapnya

Kenapa Erdogan Kalah Telak Di Pemilu Turki?

33 hari lalu

Kenapa Erdogan Kalah Telak Di Pemilu Turki?

Para analis menilai penyebab Erdogan dan partainya bisa kalah karena faktor tekanan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Kalahkan Erdogan, Ini Profil Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu yang Bekas Pedagang Bakso

34 hari lalu

Kalahkan Erdogan, Ini Profil Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu yang Bekas Pedagang Bakso

Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu disebut sebagai pesaing kuat Erdogan di masa depan. Siapa dia?

Baca Selengkapnya

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

34 hari lalu

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

Recep Tayyip Erdogan dan partainya pada Ahad, 31 Maret 2024, ketar-ketir dalam pemilu yang menegaskan kembali oposisi sebagai kekuatan politik

Baca Selengkapnya

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

34 hari lalu

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

Kelompok pemantau pemilu dari Dewan Eropa mengatakan lingkungan pemilu Turki masih terpolarisasi dan belum sepenuhnya kondusif bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Keluarga Sandera Israel hingga Pertemuan Prabowo-Xi Jinping Tak Lazim

34 hari lalu

Top 3 Dunia: Keluarga Sandera Israel hingga Pertemuan Prabowo-Xi Jinping Tak Lazim

Berita Top 3 Dunia pada Senin 1 April 2024 diawali demo puluhan ribu warga Israel, termasuk keluarga sandera Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Partai Erdogan Kalah Telak di Pemilu Lokal Turki: Kami Akan Introspeksi

35 hari lalu

Partai Erdogan Kalah Telak di Pemilu Lokal Turki: Kami Akan Introspeksi

Presiden Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk memperbaiki kesalahan apa pun yang menyebabkan kekalahan partainya dalam pemilihan lokal di Turki.

Baca Selengkapnya