Putin Diduga Terlibat Jatuhnya Malaysia Airlines MH17 2014, tapi Tak Bisa Dituntut
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Kamis, 9 Februari 2023 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa penuntut internasional mengklaim menemukan "indikasi kuat" bahwa Presiden Vladimir Putin menyetujui penggunaan rudal Rusia di Ukraina untuk menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH17 di atas Ukraina timur pada 2014.
Namun, mereka mengatakan bukti keterlibatan Putin dan pejabat Rusia lainnya tidak cukup konkret untuk mengarah pada hukuman pidana, dan mereka akan mengakhiri penyelidikan tanpa penuntutan lebih lanjut.
Rusia membantah terlibat dalam jatuhnya pesawat sipil, yang menewaskan 298 penumpang dan awak itu.
"Penyelidikan kini telah mencapai batasnya," kata jaksa Digna van Boetzelaer dalam konferensi pers di Den Haag, Rabu, 8 Februari 2023. "Temuan ini tidak cukup untuk penuntutan tersangka baru."
Pada bulan November, pengadilan Belanda menghukum dua mantan agen intelijen Rusia dan seorang pemimpin separatis Ukraina atas pembunuhan karena membantu mengatur sistem rudal BUK Rusia untuk menembak jatuh pesawat. Ketiga pria, yang diadili secara in absentia, masih buron.
Pada saat pesawat ditembak jatuh, pasukan Ukraina sedang memerangi separatis yang didukung Rusia di provinsi Donetsk, Ukraina timur.
Meski Rusia telah mencaplok Krimea dari Ukraina pada Maret 2014, Rusia menyangkal keterlibatan militer dalam pertempuran di Donetsk saat itu.
Namun sebagai bagian dari hukuman terhadap ketiga pria tersebut pada bulan November, pengadilan Belanda memutuskan bahwa Rusia memiliki "kendali menyeluruh" atas pasukan separatis di Donetsk mulai Mei 2014.
Jaksa mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka tidak dapat mengidentifikasi tentara tertentu yang bertanggung jawab atas penembakan rudal, yang berasal dari brigade ke-53 Rusia di Kursk.
Mereka mengutip penyadapan telepon tahun 2014 antara pejabat Rusia sebagai bukti bahwa persetujuan Putin diperlukan sebelum permintaan peralatan yang dibuat oleh separatis dapat dikabulkan.
Selain itu, mereka memainkan percakapan tahun 2017 antara Putin dan kepala administrator provinsi Luhansk Ukraina yang ditunjuk Rusia di mana mereka membahas situasi militer dan pertukaran tahanan.
Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dan pada September mengatakan telah mencaplok Donetsk dan tiga provinsi Ukraina lainnya.
Piet Ploeg, ketua yayasan yang mewakili para korban, mengatakan dia kecewa karena penyelidikan telah berakhir, tetapi senang jaksa telah memberikan bukti keterlibatan Putin.
"Kami tidak bisa berbuat banyak dengan itu, Putin tidak bisa dituntut, katanya. Kami ingin tahu siapa yang paling bertanggung jawab dan itu sudah jelas."
Saudara laki-laki Ploeg, istri saudara laki-lakinya, dan keponakannya meninggal dalam kece;lakaan pesawat MH17 itu.
Pilihan editor: Komentar Rusia atas Putusan Pengadilan soal MH17 Bikin Belanda Marah