Komite Keamanan Minta Tank Leopard Swiss Tak Dipulangkan ke Jerman

Reporter

Tempo.co

Minggu, 5 Februari 2023 13:30 WIB

Puluhan tank Leopard 1 buatan Jerman, milik Freddy Versluys, CEO perusahaan pertahanan Belgia OIP Land Systems, yang siap dikirim untuk Ukraina jika mendapat izin ekspor dari pemerintah daerah Wallonia Belgia dan dari Jerman, di hanggar di Tournais, Belgia 31 Januari 2023. REUTERS/Yves Herman

TEMPO.CO, Jakarta - Komite keamanan majelis tinggi Swiss menilai tank-tank Leopard sebagai bagian penting cadangan militer Swiss sehingga tidak seharusnya dikembalikan ke Jerman. Tank Leopard merupakan bagian dari peralatan tempur produksi Jerman.

Swiss tercatat memiliki 87 unit tank Leopard, di mana 9 dari jumlah tersebut sudah pensiun dan saat ini disimpan di depot. Sebagian tank-tank tersebut diproduksi di Swiss dengan izin dari Jerman, namun produksi pertama sebanyak 35 unit tank Leopard pada 1987 dilakukan di Jerman.

Baca juga:Ikuti Jejak Amerika dan Jerman, Kanada Kirim 4 Tank Leopard 2 ke Ukraina

Advertising
Advertising

Tank beraksi saat Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius melihat tank Leopard II yang akan dipasok ke Ukraina di brigade tank Lipperland tentara Jerman dan bagian dari Bundeswehr, di Augustdorf, Jerman, 1 Februari 2023. Jerman perlu memesan tank Leopard baru dengan cepat untuk menggantikan yang dikirim ke Ukraina. REUTERS/Benjamin Westhoff

Sebelumnya ada segelintir anggota parlemen Swiss menyarankan sebanyak 30 unit tank yang sudah pensiun agar dipulangkan saja ke Jerman. Hal itu dikemukakan berselang sepekan setelah Berlin mengumumkan keputusan untuk mengirimkan 14 unit stok tank Leopard 2 ke Kyev sebagai bantuan untuk melawan Rusia.

Pada Jumat, 3 Februari 2023, suara di mayoritas Komite keamanan majelis tinggi Swiss mengatakan tank-tank yang di non-aktifkan Swiss termasuk tank di cadangan strategis, seharusnya dapat dimanfaatkan - bukannya dikembalikan ke manufaktur. Tank-tank tersebut masih bisa digunakan untuk mempersenjati sepenuhnya sejumlah batalion di Swiss atau sebagai sumber suku cadang bagi tank-tank yang ada saat ini.

Komite keamanan majelis tinggi Swiss juga menolak inisiatif parlemen yang menyerukan agar undang-undang Swiss Military Hardware diamandemen sehingga bisa mengizinkan re-ekspor senjata-senjata Swiss ke Ukraina. Aturan hukum yang ada saat ini melarang negara-negara lain re-ekspor segala bentuk peralatan militer Swiss atau pun spare parts kecuali peralatan militer dibuat menjadi produk militer bagi negara lain atau jika peran peralatan militer tersebut tidak akan signifikan.

Komite keamanan majelis tinggi Swiss berpandangan membuat sebuah pengecualian bagi Ukraina sama dengan melanggar prinsip kesetaraan perlakuan yang tertuang dalam undang-undang netralitas.

Rusia mengecam Amerika dan sekutu dengan pengiriman perangkat berat tank Leopard ke Ukraina. Kremlin menyebut itu sebagai bukti keterlibatan langsung Barat di perang Ukraina.

Moskow meluncurkan agresi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, dengan alasan keamanan dalam negeri yang terancam. Sejak saat itu ratusan ribu orang di Ukraina tewas dan mengungsi ke luar negeri.

Sumber: RT.com

Baca juga:Delegasi Ukraina Kunjungi Indonesia di Tengah Perang dengan Rusia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

1 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

4 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

4 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

5 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

5 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

7 hari lalu

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

7 hari lalu

Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

Sebelum traveling, turis tersebut sudah mengunjungi toko operator selularnya supaya bisa menggunakan paket data internasional.

Baca Selengkapnya

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

8 hari lalu

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

Dua pelaku penembakan di Memphis Amerika Serikat masih dalam pengejaran polisi. Belum diketahui motif penembakan.

Baca Selengkapnya

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

8 hari lalu

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

Rusia menilai bantuan keamanan untuk Ukraina hanya akan memperburuk konflik dan korban jiwa warga Ukraina

Baca Selengkapnya