Balon Mata-mata Cina Terbang di Atas Situs Militer AS, Sempat Mau Ditembak

Reporter

Tempo.co

Jumat, 3 Februari 2023 08:34 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat melacak balon mata-mata Cina yang dicurigai terbang di atas wilayah udara negara itu selama beberapa hari. Pentagon sempat ingin menembak balon mata-mata Cina tersebut namun urung karena berisiko bahaya bagi orang-orang di bawahnya.

Baca: Khawatir Ancaman Cina, Filipina Berikan AS Akses Lebih Luas ke Pangkalan Militernya

Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan kepada wartawan pada Kamis, 2 Februari 2023, bahwa AS sangat yakin balon mata-mata Cina yang terbang tinggi di atas situs sensitif itu bertujuan untuk mengumpulkan informasi. Salah satu tempat balon itu terlihat adalah Montana, yang merupakan rumah bagi salah satu dari tiga ladang silo rudal nuklir di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom.

Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder, memberikan pernyataan singkat tentang masalah tersebut. Dia mengatakan bahwa pemerintah terus melacak balon udara itu. Dia mengatakan pesawat itu saat ini terbang di ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang di darat.

Dia mengatakan kegiatan pengawasan serupa telah terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Dia menambahkan bahwa AS telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan balon mata-mata tidak mengumpulkan informasi sensitif. Pejabat pertahanan mengatakan AS telah melibatkan pejabat China dan membahas masalah tersebut dengan serius.

Pernyataan Pentagon itu muncul beberapa hari sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke China. Tidak jelas apakah ini akan mempengaruhi rencana perjalanannya, yang belum diumumkan secara resmi oleh Departemen Luar Negeri.

Advertising
Advertising

Pejabat pertahanan senior mengatakan Amerika Serikat memang menempatkan jet tempur, termasuk F-22, yang siap menembak jatuh balon mata-mata Cina itu jika diperintahkan oleh Gedung Putih. Pentagon akhirnya merekomendasikan untuk tidak melakukannya, meskipun balon itu berada di atas daerah yang berpenduduk jarang di Montana. Alasannya penembakan balon akan menciptakan bidang puing cukup besar yang berpotensi membahayakan orang.

Pejabat itu tidak menyebutkan ukuran balon tersebut tetapi mengatakan bahwa balon mata-mata cukup besar sehingga, meskipun berada di ketinggian, pilot komersial dapat melihatnya. Pejabat itu mengatakan yang membuat khawatir tentang peluncuran balon mata-mata itu adalah adalah ketinggian dan lamanya waktu bertahan di suatu lokasi. Ia tak merinci lebih lanjut masalah itu.

Simak: Amerika Serikat dan India Kerja Sama Senjata hingga AI untuk Tandingi Cina

AL JAZEERA

Berita terkait

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

6 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

7 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

8 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

8 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

10 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

12 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

14 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

17 jam lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

21 jam lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

1 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya