2 Tahun Kudeta, AS dan Sekutu Tambah Sanksi ke Junta Militer Myanmar

Rabu, 1 Februari 2023 11:29 WIB

Menteri Luar Negeri Junta Myanmar Wunna Maung Lwin bertemu dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen di Istana Perdamaian di Phnom Penh, Kamboja 7 Desember 2021. Selebaran Pemerintah Kamboja via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Amerika Serikat dan sekutu memberlakukan sanksi lebih lanjut terhadap Myanmar pada Selasa, 31 Januari 2023. Peringatan dua tahun kudeta militer di negara itu pada Rabu 1 Februari 2023 ditandai dengan tekanan untuk Tatmadaw, militer Myanmar, termasuk pada pejabat energi dan anggota junta.

Baca juga: 2 Tahun Kudeta Militer Myanmar, Lebih dari 1,5 Juta Warga Mengungsi

Menurut pernyataan Kementerian Keuangan Amerika Serikat, Washington menjatuhkan sanksi di antaranya kepada Komisi Pemilihan Persatuan, perusahaan pertambangan dan pejabat energi.

Juru bicara kementerian menyebut keputusan terbaru ini menandai pertama kalinya Amerika Serikat menargetkan pejabat Perusahaan Minyak dan Gas Myanmar (MOGE) di bawah program sanksi Myanmar saat ini.

Jenderal tinggi Myanmar memimpin kudeta pada Februari 2021. Itu terjadi setelah lima tahun pembagian kekuasaan yang tegang di bawah sistem politik semi-sipil yang diciptakan oleh militer.

Advertising
Advertising

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta. Gerakan perlawanan menentang militer di berbagai front.

Sanksi terbaru AS menargetkan direktur pelaksana dan wakil direktur pelaksana MOGE. Menurut Kementerian Keuangan, perusahaan itu merupakan badan usaha milik negara penghasil pendapatan terbesar junta.

Pendukung hak asasi manusia telah menyerukan sanksi terhadap MOGE, tetapi Washington sejauh ini menahannya.

Washington juga menghukum Menteri Persatuan Energi Myanmar. Dia ditengarai mewakili pemerintah Myanmar dalam keterlibatan sektor energi internasional dan domestik dan mengelola entitas milik negara yang terlibat dalam produksi dan ekspor minyak dan gas.

Dua BUMN lain, Mining Enterprise No 1 dan Mining Enterprise No 2, serta Komisi Pemilihan Umum, juga terkena sanksi oleh Washington.

Kanada, Australia, dan Inggris juga mengumumkan sanksi. Kanada menargetkan enam orang dan melarang ekspor, penjualan, pasokan, atau pengiriman bahan bakar penerbangan dalam aksinya. Australia menargetkan anggota junta dan perusahaan yang dikelola militer.

Sementara Inggris menunjuk dua kompi dan dua orang lain yang membantu memasok angkatan udara Myanmar dengan bahan bakar penerbangan. Barang itu diduga digunakan junta untuk melakukan kampanye pengeboman terhadap warganya sendiri.

Direktur Advokasi Asia untuk Human Rights Watch John Sifton, mengatakan, bahkan dengan keputusan Selasa, Amerika Serikat masih belum dapat menandingi sanksi yang lebih kuat yang dijatuhkan oleh Uni Eropa.

Kebijakan sanksi yang lebih berat terutama dalam hal pendapatan gas alam dan bank yang memproses pembayaran luar negeri untuk ekstraktif. sektor.

"Akibatnya, langkah-langkah yang diambil sejauh ini belum cukup membebani junta untuk memaksanya mengubah perilakunya," kata Sifton dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Hari Ini 2 Tahun Kudeta Myanmar: Kisah Ratu Kecantikan Terusir dan Diplomat Tak Bisa Pulang

REUTERS

Berita terkait

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

59 menit lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

1 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

6 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

7 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

7 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

20 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

21 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

21 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

22 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

23 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya