Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2 Tahun Kudeta Militer Myanmar, Lebih dari 1,5 Juta Warga Mengungsi

Reporter

image-gnews
Pengungsi melintasi sungai Moei, saat menerima bantuan dari Thailand di perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Thailand, 6 Januari 2022.  Ratusan wanita dan anak-anak tinggal di bawah terpal di tepi seberang di empat lokasi terpisah. REUTERS/Athit Perawongmetha
Pengungsi melintasi sungai Moei, saat menerima bantuan dari Thailand di perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Thailand, 6 Januari 2022. Ratusan wanita dan anak-anak tinggal di bawah terpal di tepi seberang di empat lokasi terpisah. REUTERS/Athit Perawongmetha
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1,5 juta orang telah mengungsi dalam dua tahun terakhir sejak kudeta militer Myanmar, dan lebih dari lima juta anak sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di Myanmar, kata Dana Anak PBB (UNICEF) pada Selasa.

Baca juga: Hari Ini 2 Tahun Kudeta Myanmar, Kisah Para Pejuang Penentang Junta Militer

Pada 1 Februari 2021, pemerintahan Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta militer setelah partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi, memenangi pemilihan umum pada November 2020.

"Lebih dari 1,5 juta orang di Myanmar telah mengungsi, dan anak-anak terpaksa meninggalkan rumah dan komunitas mereka," kata UNICEF melalui Twitter.

Terlepas dari protes oleh komunitas internasional dan kelompok hak asasi manusia (HAM), perpindahan penduduk Myanmar terus berlanjut di beberapa daerah di tengah operasi rezim junta terhadap oposisi.

Pekan lalu, sekitar 20.000 warga sipil mengungsi di Negara Bagian Karen selama pertempuran antara pemberontak dan militer di dekat Kawkareik, menurut laporan media lokal Myanmar Now.

Menurut laporan PBB baru-baru ini, sedikitnya 2.890 orang tewas di tangan militer dan mereka yang bekerja pada militer, sementara 767 orang ditahan sejak militer mengambil alih kekuasaan.

“Informasi yang kredibel menunjukkan bahwa lebih dari 34.000 bangunan sipil, termasuk rumah, klinik, sekolah, dan tempat ibadah, telah dibakar selama dua tahun terakhir. Perekonomian Myanmar telah runtuh dan hampir setengah dari populasinya sekarang hidup di bawah garis kemiskinan,” kata Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Turk.

Amnesty International dalam laporannya pada November mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi melebihi 1,4 juta jiwa, sementara 12.839 orang ditahan dalam kondisi yang tidak manusiawi di Myanmar.

Setidaknya 73 orang masih menunggu hukuman mati, dan 7,8 juta anak tidak bersekolah, kata lembaga non-pemerintah (LSM) HAM itu.

"Militer Myanmar telah membunuh ratusan pengunjuk rasa dan warga yang melihat unjuk rasa, dan ribuan lainnya tewas akibat konflik bersenjata di seluruh negeri sejak kudeta," kata Amnesty International dalam pernyataannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Hari Nasional Myanmar November lalu, junta militer membebaskan 5.744 tahanan dengan amnesti, termasuk mantan Duta Besar Inggris Vicky Bowman dan suaminya Ko Htein Lin, pembuat film Jepang Toru Kubota, dan Sean Turnell, serta seorang ekonom Australia yang menjabat sebagai penasihat Suu Kyi ketika dia memerintah.

Namun, tahanan lain, termasuk Suu Kyi dan pemimpin politik senior lain dari partainya, tidak diberikan amnesti. Dalam upaya menangkis tekanan dan kritik internasional, militer Myanmar pekan lalu berjanji akan menggelar pemilu pada Agustus.

Namun, militer baru-baru ini mengumumkan beberapa aturan ketat yang melarang kandidat memiliki kaitan dengan penentang junta.

Kantor Sekretaris Jenderal PBB menyatakan keprihatinannya pada rencana junta untuk menggelar pemilu di tengah pengeboman udara dan pembakaran rumah warga sipil, serta penangkapan, intimidasi, dan pelecehan terhadap para pemimpin politik, aktor masyarakat sipil, dan jurnalis.

“Tanpa syarat yang memungkinkan rakyat Myanmar bebas menggunakan hak politik mereka, pemilihan yang diusulkan (junta) berisiko memperburuk ketidakstabilan,” kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, dalam sebuah pernyataan, Senin.

PBB juga menuduh penguasa militer mengincar warga sipil, menggunakan angkatan udara, dan membakar desa-desa.

“Meskipun ada kewajiban hukum yang jelas bagi militer untuk melindungi warga sipil dalam melakukan tindakan permusuhan, telah terjadi pengabaian yang konsisten terhadap aturan hukum internasional," tutur Turk.

"Sulit untuk menghindar, warga sipil telah menjadi sasaran serangan yang sebenarnya--korban serangan artileri dan serangan udara yang direncanakan dan dilakukan tanpa pandang bulu, eksekusi di luar hukum, penyiksaan, dan pembakaran seluruh desa,” katanya, menambahkan.

Baca juga: Myanmar Diundang dalam Pertemuan Militer ASEAN di Bangkok

ANADOLU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apa Itu Resolusi PBB, Macam dan Dampaknya bagi Negara Anggota

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB yang membahas konflik Israel Palestina di New York, Amerika Serikat pada Kamis 26 Oktober 2023. Foto: Kemlu RI
Apa Itu Resolusi PBB, Macam dan Dampaknya bagi Negara Anggota

Berikut adalah pengertian resolusi PBB, sifat dan dampaknya bagi negara-negara anggota


Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

1 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.


Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

2 hari lalu

Seorang pria memegang perangkat rakitan selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021. REUTERS / Stringer
Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

Ketua Presidium MER-C berharap Rumah Sakit Indonesia di Rakhine menjadi tempat netral di tengah konflik bersenjata Myanmar.


Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

2 hari lalu

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih melalui kudeta pada 1 Februari 2021, memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.


Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

3 hari lalu

Seminar Nasional Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah bertema Islamophobia Within Muslim and Islamiphobia Without Islam: Kebencian atas Muslim dan Islam, antara Asumsi, Fakta dan Prasangka, pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Bram Setiawan
Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

Kata Islamofobia sudah lama menjadi sorotan para akademikus dan pemerhati studi Islam


PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

6 hari lalu

Orang-orang berjalan melewati mobil yang rusak di lingkungan Carrefour Feuilles, yang sepi karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti 19 Maret 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

PBB melaporkan bahwa 5,5 juta dari total 11,4 juta orang yang tinggal di Haiti membutuhkan bantuan kemanusiaan. 3 juta di antaranya adalah anak-anak


PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

6 hari lalu

Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand (kanan) bersama Vivie Yulaswati Deputi Menteri di Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam BAPPENAS (kiri) menghadiri peluncuran buku
PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.


Tim Independen yang Usut Tuduhan Israel terhadap UNRWA Serahkan Laporan ke PBB

7 hari lalu

Sebuah truk, bertanda logo Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), menyeberang ke Mesir dari Gaza, di perbatasan Rafah yang melintasi antara Mesir dan Jalur Gaza, selama gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel, di Rafah, Mesir, 27 November , 2023. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Tim Independen yang Usut Tuduhan Israel terhadap UNRWA Serahkan Laporan ke PBB

Kelompok peninjau independen telah menyerahkan laporan sementara kepada Sekjen PBB mengenai tuduhan Israel terhadap UNRWA.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

8 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

8 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi yang sekarang kosong terlihat di tepi danau Inya Yangon, 4 Juli 2009. REUTERS/Louis Charbonneau
Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu