Amerika Curiga Ada Warga Salahgunakan Program Bantuan Covid-19

Reporter

Tempo.co

Selasa, 31 Januari 2023 09:00 WIB

Staf medis merawat pasien penyakit COVID-19 di ruang isolasi mereka di Unit Perawatan Intensif (ICU) di Rumah Sakit Western Reserve di Cuyahoga Falls, Ohio, AS, 5 Januari 2022. Amerika Serikat (AS) memecahkan rekor penambahan harian COVID-19 dengan lebih dari 1 juta kasus di tengah pesatnya penyebaran varian Omicron. REUTERS/Shannon Stapleton

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan badan pengawas di pemerintah pusat Amerika Serikat yang dipublikasi pada Senin, 30 Januari 2023, mengungkap Washington telah mengucurkan dana USD 5,4 miliar (Rp 81 triliun) pada warga Amerika dengan kartu jaminan sosial yang dipertanyakan (ada kemungkinan fiktif).

Badan pengawas Pandemic Response Accountability Committee (PRAC) mengatakan telah mengidentifikasi sekitar 69.323 kartu jaminan sosial atau Social Security Numbers (SSNs) yang digunakan untuk mendapatkan dana bantuan dari total USD 5,4 miliar. Dana bantuan tersebut diperuntukkan pemerintah Amerika Serikat untuk UMKM, yang berupa pinjaman lunak. Dua program dibawah pendanaan tersebut adalah COVID-19 Economic Injury Disaster Loan (COVID-19 EIDL) dan Paycheck Protection Program (PPP).

Antrean terjadi di luar toko saat belanja Black Friday di Fashion Outlets of Chicago di Rosemont, Illinois, Amerika Serikat, 27 November 2020. Jumlah pembeli menurun drastis dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya akibat merebaknya pandemi COVID-19. Xinhua/Joel Lerner

Baca juga: Banyak Orang Asing Salahgunakan Visa Kunjungan

Advertising
Advertising

PRAC menyebut pinjaman lunak tersebut didistribusikan pada periode April 2020 dan Oktober 2022. Laporan PRAC diungkap menjelang dilakukannya sidang oleh Representatives Oversight Committee DPR pada Rabu, 1 Februari 2023, yang ingin mengecek dugaan penipuan bidang anggaran pengeluaran. DPR Amerika Serikat sekarang ini dipimpin Partai Republik.

Ada sekitar 57.500 program Paycheck Protection total bernilai USD 3,6 miliar (Rp 54 triliun) yang didistribusikan pada Agustus 2020.

Amerika Serikat sedang melakukan upaya pembuktian sejumlah kasus penipuan yang berkedok dalam program – program bantuan Pemerintah Amerika Serikat. Contohnya Paycheck Protection Program, Medicare dan bantuan sosial untuk pengangguran. Pada Mei 2021, Jaksa Agung Merrick Garland membentuk gugus tugas Covid-19 Fraud Enforcement Task Force.

Sebelumnya pada tahun lalu, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat meminta jaksa penuntut di pengadilan pusat Pemerintah Amerika Kevin Chambers agar memimpin penyelidikan penipuan mereka-mereka yang menggunakan pandemi Covid-19 sebagai kedok untuk mendaftar ke program – program bantuan pemerintah.

Sumber: Reuters

Baca juga: Deteksi Subvarian Baru seperti Kraken dengan Pengurutan Genom

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

53 menit lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

3 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

4 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

5 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

14 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

16 jam lalu

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

JPU akan banding setelah majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Altaf terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

18 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

19 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya