Top 3 Dunia: Ukraina Minta Jet Tempur F-16, Kekayaan Orang Terkaya Asia Melorot
Editor
Dewi Rina Cahyani
Minggu, 29 Januari 2023 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin dimulai dari Ukraina meminta jet tempur F-16 dari Amerika Serikat. Permintaan ini tak lama setelah AS sepakat mengirimkan Ukraina tank Abrams untuk melawan Rusia.
Berita kedua top 3 dunia adalah Ukraina mendirikan unit khusus pasukan drone, yang akan dilengkapi dengan sistem komunikasi satelit Starlink untuk mengimbangi serangan Rusia. Berita terakhir top 3 dunia yaitu kisah crazy rich India yang kekayaannya melorot akibat harga saham jatuh. Berikut selengkapnya:
1. Ukraina Minta Pasokan Jet Tempur F16 dari AS, Serangan Rusia Menggila
Setelah mendapat kepastian bantuan tank moderen Leopard 2, Abrams dan Challenger 2, Ukraina meminta jet tempur F-16 dari Amerika Serikat.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby membenarkan adanya permintaan Ukraina tersebut. "Kami tidak memiliki sistem senjata tambahan untuk dibicarakan hari ini," katanya di Gedung Putih, Jumat, 27 Januari 2023.
Baca juga Ukraina Bentuk Pasukan Khusus Drone, Gunakan Satelit Starlink Milik Elon Musk
Rusia dan Ukraina sedang mempersiapkan serangan besar-besaran musim semi, meskipun Washington telah menyarankan Ukraina untuk menunggu sampai senjata terbaru tersedia dan pelatihan telah diberikan - sebuah proses yang diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan.
Moskow menuduh Presiden AS Joe Biden memperpanjang perang dengan mempersenjatai Kyiv. Ukraina mengatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri perang adalah sekutu memberikan senjata untuk memenangkannya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan situasi di garis depan tetap sangat akut, khususnya di wilayah timur Donetsk.
Dalam pidato Jumat malam, Zelenskiy mengatakan pasukan Rusia tidak hanya menyerbu posisi Ukraina tetapi juga menghancurkan kota dan desa di sekitar mereka.
Di desa Bohoiavlenka di wilayah Donetsk, tentara mengatakan pertempuran di sekitar kota terdekat Vuhledar telah meningkat, dengan pasukan Rusia terus berusaha maju dan merebutnya.
Vuhledar mendapat serangan gencar dalam 24 jam terakhir, dengan tujuh bangunan dan dua sekolah rusak, kata Yevhen Nazarenko, juru bicara brigade ke-68 tentara Ukraina, kepada Reuters.
"Mereka terus-menerus menggunakan tembakan artileri, penerbangan. Tidak ada satu menit pun yang tenang di sini," katanya.
Asap hitam tebal membubung di atas Bohoiavlenka dan ledakan terdengar di latar belakang. Beberapa rumah rusak.
Oleh Synehubov, gubernur wilayah timur laut Kharkiv, mengatakan pertempuran sengit terus berlanjut di sepanjang garis depan di sana, tetapi pasukan Ukraina bertahan dari tekanan Rusia.
<!--more-->
2. Ukraina Bentuk Pasukan Khusus Drone, Gunakan Satelit Starlink Milik Elon Musk
Ukraina mendirikan unit khusus pasukan drone, yang akan dilengkapi dengan sistem komunikasi satelit Starlink untuk mengimbangi serangan Rusia.
Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Valeriy Zaluzhnyi, menandatangani pembentukan unit dalam sebuah proyek yang akan melibatkan beberapa kementerian dan lembaga, kata Staf Umum, Junat, 27 Januari 2023.
"Prajurit paling profesional" telah dipilih untuk menjadi anggota pasukan, yang masing-masing akan menerima drone, amunisi, terminal Starlink, dan peralatan lainnya, katanya di Facebook.
"Kami melakukan segalanya untuk memberi tentara teknologi modern," katanya.
Starlink adalah sistem internet satelit yang dioperasikan oleh perusahaan SpaceX Elon Musk, dan banyak digunakan baik oleh warga sipil maupun militer di Ukraina.
Menteri pertahanan Ukraina mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa dia menganggap drone sebagai masa depan perang modern.
Pesawat tak berawak telah memainkan peran penting di kedua pihak sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Moskow telah menggunakan ratusan "drone bunuh diri" buatan Iran untuk menyerang kota-kota Ukraina. Pasukan Ukraina menggunakan drone untuk menjatuhkan bahan peledak kecil ke pasukan Rusia dan mengawasi pergerakan mereka.
Perang, memasuki bulan kedua belas, telah melambat dalam beberapa minggu terakhir menjadi pertempuran dengan sedikit kemajuan teritorial baik di pihak Ukraina maupun Rusia.
<!--more-->
3. Mengenal Gautam Adani, Orang Terkaya Asia yang Sahamnya Tiba-tiba Anjlok
Gautam Adani tiba-tiba membetot perhatian. Laki-laki India yang putus sekolah ini, berubah menjadi miliarder dan orang terkaya di Asia. Namun kini menghadapi tantangan terbesar dalam karirnya setelah pasar saham AS meragukan praktik bisnisnya, memukul saham perusahaan dan reputasinya.
Adani membangun kerajaan bisnisnya dari nol setelah memulai sebagai pedagang komoditas. Perdana Menteri India Narendra Modi, yang juga berasal dari Gujarat, merupakan sahabat lamanya dan hubungan mereka diawasi ketat oleh lawan Modi selama bertahun-tahun.
Kerajaan bisnis Adani berkembang pesat dan kekayaannya menggelembung. Minatnya meliputi pelabuhan, pembangkit listrik, bandara, pertambangan, minyak nabati, energi terbarukan, dan yang terbaru media dan semen.
Terlepas dari kekayaannya, pria berusia 60 tahun, yang berasal dari keluarga tekstil kelas menengah ini jauh lebih tidak dikenal dibandingkan miliarder yang sama-sama mewarisi kekayaan orang tua.
Gaya bisnisnya digambarkan sebagai "sangat praktis", menurut satu orang yang mengetahui langsung bisnisnya.
Ketika kerajaan Adani beranak-pinak, saham tujuh perusahaannya yang terdaftar melonjak - dalam beberapa kasus lebih dari 1.500% dalam tiga tahun terakhir di tengah ekspansi agresif. Dia membantah tuduhan lawan Modi bahwa dia mendapat keuntungan dari hubungan dekat mereka.
Dalam wawancara tahun 2014 dengan Reuters, ketika ditanya apakah dia berteman dengan Modi, Adani mengatakan dia memiliki teman lintas spektrum politik, tetapi menghindari politik.
Dia mengatakan tidak ada pemimpin politik di balik kesuksesannya dan ketika ditanya tentang penggunaan pesawat perusahaan Adani oleh Modi, Adani mengatakan Modi "membayar penuh".
Dalam beberapa tahun terakhir, kerajaan Grup Adani senilai $220 miliar atau Rp3.296 triliun menarik banyak investasi asing - TotalEnergies Prancis, misalnya, bermitra dengan Adani tahun lalu untuk mengembangkan ekosistem hidrogen hijau terbesar di dunia.
Baca di sini selengkapnya.
REUTERS