Aparat di Haiti Ajak Warga Unjuk Rasa Buntut Memburuknya Geng Kriminal
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Jumat, 27 Januari 2023 14:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Aparat Kepolisian Haiti pada Kamis, 26 Januari 2023, menutup sejumlah jalan dan memaksa warga bergabung dengan demonstran yang memprotes pembunuhan sejumlah aparat oleh kelompok bersenjata yang memperluas cengkraman mereka pada negara di Karibia tersebut.
Demonstran dalam pakaian sipil yang mengidentifikasi mereka sebagai polisi digarda depan, sebelumnya menyerang tempat tinggal Perdana Menteri Haiti Ariel Henry. Sejumlah saksi mata menceritakan massa memenuhi bandara Haiti saat Henry tiba dari sebuah kunjungan kerja ke Argentina.
Perdana Menteri Henry untuk sementara mentok di bandara, namun dia berhasil pulang ke rumahnya di Port-au-Prince pada Kamis, 26 Januari 2023. Saksi mata menceritakan mendengar suara letusan tembakan dekat rumahnya.
Kepolisian Nasional Haiti dan kantor Perdana Menteri Haiti belum mau berkomentar perihal ini.
Dicap Organisasi Kriminal Transnasional, Bos Grup Wagner Bertanya ke AS: Apa Salah Kami?
Jalan disekitar Port-au-Prince dan sejumlah kota di Haiti ditutup oleh demonstran. Sekelompok pejabat dari Pemerintah Amerika Serikat mengunjungi Haiti saat unjuk rasa berlangsung. Juru bicara Kementeruan Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan personel dari Washington sudah diperhitungkan dan sejumlah pertemuan sudah dipindah lokasinya sebagai langkah pencegahan.
Kelompok HAM di Haiti RNDDH menyatakan ada 78 aparat yang terbunuh sejak Henry berkuasa di Haiti pada Juli 2021 atau rata-rata lima orang yang tewas setiap bulannya. Perdana Menteri Henry dan Kepala Nasional Kepolisian Haiti Frantz Elbe dianggap bertanggung jawab atas hilangnya nyawa 78 aparat itu selama mereka memerintah.
“Sejarah akan mengenang mereka (Henry dan Elbe) tidak melakukan apapun untuk melindungi dan melanggengkan nyawa-nyawa itu yang mengabdi untuk negara,” demikian keterangan RNDDH.
Sebelumnya pada Kamis, 26 Januari 2023, Kementerian Luar Negeri Bahama menyatakan Perdana Menteri Bahama telah memerintahkan seluruh warga Bahama, termasuk diplomatnya agar angkat kaki dari Haiti secepatnya selama kondisi keamanan memungkinkan.
Sumber : Reuters
Moskow: Dukungan AS Kepada Ukraina untuk Melemahkan Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini