Survei: Warga Hongaria Menentang Sanksi ke Rusia

Reporter

Tempo.co

Minggu, 15 Januari 2023 19:00 WIB

Sebuah pembangkit listrik termal dihancurkan oleh serangan udara Rusia di kota Okhtyrka, di wilayah Sumy, Ukraina 14 Maret 2022. Iryna Rybakova/Press service of the Ukrainian Ground Forces/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Quesioner yang dilakukan oleh Pemerintah Hongaria dan dipublikasi di Facebook pada Sabtu, 14 Januari 2023, mengungkap sebagian besar warga Hongaria menentang sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat ke Rusia buntut dari Perang Ukraina. Mereka menyakini sanksi-sanksi tersebut hanya merugikan perekonomian negara.

Dalam unggahan di Facebook disebutkan ada 97 persen responden yang meminta Hongaria agar menolak sanksi yang bisa menimbulkan kerusakan serius. Dalam quesioner ini pesannya cukup jelas bahwa kebijakan Brussels soal sanksi-sanksi harus dievaluasi.

Warga menyaksikan asap membubung setelah serangan udara, saat serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, di Lviv, Ukraina 26 Maret 2022. REUTERS/Pavlo Pamarchuk

Advertising
Advertising

Alexandra Szentkiralyi, Juru bicara Pemerintah Hongaria, mengatakan sejumlah larangan yang diberlakukan Uni Eropa ke Rusia telah gagal menghentikan perang Ukraina. Yang terjadi, hanya masalah demi masalah ekonomi bagi Eropa. Soal sanksi ini, Hongaria cenderung menentang larangan-larangan terkait minyak dan gas yang sedang digodok rencananya.

“Orang-orang yang ambil bagian dalam konsultasi (questioner) mengatakan dengan tegas ‘tidak’ pada sanksi-sanksi yang hanya akan membuat harga bahan makanan meningkat atau tambahan beban pada turis Eropa,” kata Szentkiralyi.

Szentkiralyi pun menyoroti bahwa Hongaria adalah negara pertama di Uni Eropa yang melakukan jajak pendapat pada warga negaranya soal dampak sanksi-sanksi. Dia menggambarkan konsultasi dengan masyarakat ini sebagai panduan bagi para pemimpin di Hongaria, yang mana hasilnya akan diserahkan ke otoritas Uni Eropa di Brussels.

“Ini sangat penting karena mereka ingin menjatuhkan sanksi-sanksi baru lagi, ketimbang melakukan revisi kebijakan sanksi,” kata Szentkiralyi.

Szentkiralyi pun berterima kasih pada sekitar 1,4 juta warga Hongaria yang ikut ambil bagian dalam survei ini. Hasil jajak pendapat secara mendetail akan dipublikasi dalam waktu dekat.

Quesioner ini diluncurkan pada pertengahan Oktober 2022, yang terdiri dari tujuh pertanyaan mengenai sanksi minyak, gas, ekspor bahan mentah dan nuklir serta bidang pariwisata.

Dalam beberapa bulan terakhir, sanksi-sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat ke Rusia buntut dari perang Ukraina, telah memperburuk Benua Biru dilanda krisis energi. Harga BBM dan biaya hidup, melonjak.

Sumber: RT.com

Baca juga:Menteri Keuangan Jerman Ingatkan Warga Harga Energi Tetap Tinggi

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

3 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

3 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

7 hari lalu

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

Adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, meresmikan perusahaan produksi solder dari timah di Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

7 hari lalu

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

Sejumlah nama anak muda mendulang suara yang cukup besar dalam survei untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

10 hari lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan I 2024

13 hari lalu

Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan I 2024

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Q1-2024 dan Ekspektasi Q2-2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

15 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

15 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya