Menteri Keamanan Israel Minta Polisi Singkirkan Bendera Palestina

Senin, 9 Januari 2023 12:30 WIB

Itamar Ben-Gvir berbicara pada sidang pleno di Knesset, parlemen Israel di Yerusalem, 28 Desember 2022. Sebelum menjadi menteri keamanan nasional, Ben-Givr merupakan pengacara dan pemimpin partai sayap kanan jauh Israel Otzma Yehudit. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir pada Minggu, 8 Januari 2023, menginstruksikan polisi agar mencopot bendera Palestina dari ruang publik. Dewan menteri yang punya pandangan ultra-nasionalis itu, baru-baru ini memicu amarah Palestina dan negara-negara Muslim lain karena telah mengunjungi Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

Arahan dari Ben-Gvir itu (mencopot bendera Palestina) adalah langkah keras karena hukum di Israel tidak melarang bendera Palestina, tetapi polisi dan tentara memiliki hak untuk mencopotnya jika mereka menganggap ada ancaman terhadap ketertiban umum. Ben-Gvir juga diketahui menjabat sebagai Ketua Partai Ultranasionalis dalam pemerintahan baru Benjamin Netanyahu dan sebagai menteri yang mengawasi polisi,

Baca juga : BRI Salurkan Bantuan ke Pengungsi Banjir Semarang dan Demak

Advertising
Advertising

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir (kiri), melakukan kunjungan singkat ke kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada Selasa, 3 Januari 2023. Kunjungan 15 menit Ben Gvir ke kompleks Al Aqsa mendapatkan kecaman dari warga Palestina dan negara lainnya, seperti Yordania, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, termasuk Amerika Serikat dan Jerman yang juga khawatir dengan aksi Ben-Gvir. Twitter/Itamarbengvir

Ben-Gvir, dalam sebuah pernyataan, mengatakan pengibaran bendera Palestina sama dengan tindakan mendukung terorisme.

"Tidak mungkin pelanggar hukum mengibarkan bendera teroris, menghasut dan mendorong terorisme, jadi saya memerintahkan pencabutan bendera yang mendukung terorisme dari ruang publik dan menghentikan hasutan terhadap Israel," kata Ben-Gvir.

Kebijakan ini buntut dari pembebasan tahanan Palestina dari penjara, lalu mengibarkan bendera Palestina saat mereka dianggap sebagai pahlawan di desanya di Israel utara. Warga Palestina itu dihukum karena tuduhan penculikan dan pembunuhan seorang tentara Israel pada 1983.

Orang Arab di Israel berjumlah sekitar satu perlima dari populasi Negeri Bintang Daud itu. Sebagian besar warga Arab di Israel adalah keturunan Palestina yang bertahan di negara yang baru didirikan setelah perang kemerdekaan 1948.

Bertahun-tahun mereka memperdebatkan wilayah dalam politik Israel, menyeimbangkan warisan Palestina mereka dengan kewarganegaraan Israel mereka, dengan banyak yang mengidentifikasi mereka sebagai orang Palestina.

Sebelumnya pada pekan lalu, Ben-Gvir dikecam sejumlah negara muslim karena mengunjungi komplek Al Aqsa. Lawatannya dianggap sebagai provokasi dan langkah awal untuk mengubah status quo situs suci bagi umat Islam dan Yahudi itu.

Menanggapi kunjungan Ben-Gvir ke Yerusalem itu, Dewan Keamanan PBB langsung rapat dan menekankan status quo Masjid Al Aqsa.

REUTERS

Baca juga: Badai Hantam California, 2 Tewas dan Puluhan Ribu Rumah Tanpa Listrik

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

2 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

4 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

5 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

5 jam lalu

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

ICC dapat mengakhiri impunitas selama puluhan tahun dengan mendakwa para pejabat tinggi keamanan Israel atas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

8 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

10 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

19 jam lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

21 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

22 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

22 jam lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya