Ulama Terkenal di Iran Tegaskan Menyiksa Tahanan Tak Ada dalam Hukum Islam

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 7 Januari 2023 13:00 WIB

Suporter Iran membentangkan bendera bertuliskan 'Kebebasan hidup wanita' di dalam stadion saat pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 Grup B, Inggris vs Iran di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Senin, 21 November 2022. Suporter Iran menggunakan momen Piala Dunia untuk menyuarakan pesan menolak kekerasan terhadap perempuan di Iran, pasca tewasnya Mahsa Amini dan demonstran lainnya. REUTERS/Paul Childs

TEMPO.CO, Jakarta - Molavi Abdolhamid Ismaeelzahi, ulama suni papan atas asal Iran pada Jumat, 5 Januari 2023, mengecam Iran karena diduga menggunakan kekerasan untuk menghukum para demonstran yang ditahan. Gelombang unjuk rasa di Iran masih berlanjut dalam skala nasional.

Otoritas di Iran masih menangkapi para demonstran, termasuk selebriti chef dan seorang wartawan yang berpengaruh di Iran. Unjuk rasa di Iran dipicu kematian Mahsa Amini, 22 tahun, pada 16 September 2022, yang ditahan oleh kepolisian moral Iran karena dianggap berpakaian kurang pantas. Iran mengatur dengan ketat cara berpakaian perempuan.

“Jika seseorang tidak terima dengan tuduhan yang diarahkan padanya, mereka melakukan penyiksaan sampai dia menerima tuduhan itu. Pengakuan di bawah paksaan dan pemukuran terhadap terdakwa, tidak ada dalam hukum syariah Islam dan konstitusi negara kita,” kata Ismaeelzahi dalam khutbah Jumat, yang diunggah ke websitenya.

Advertising
Advertising

Baca juga:Guru Besar Hukum Ungkap Bahaya UU PPSK bagi OJK

Seorang demonstran memegang foto Mahsa Amini, yang meninggal dalam tahanan polisi di Iran, di New York City, New York, AS, 22 September 2022. REUTERS/Caitlin Ochs

Ismaeelzahi tinggal di Kota Zahedan, Provinsi Sistan-Baluchistan, yang juga rumah bagi kelompok minoritas Baluch. Otoritas sebelumnya dilaporkan telah menekan Ismaeelzahi dengan melarangnya melakukan perjalanan ke luar negeri dan bepergian ke tempat lain seta melakukan kontak dengan warga negara Iran.

Sejumlah kelompok HAM mengatakan hukuman bagi para pembangkang di pengadilan Iran sering berdasarkan pengakuan paksa. Iran menyangkal tuduhan itu.

Ismaeelzahi juga mengecam penahanan massal di Kota Zahedan. Kecaman itu dilontarkan setelah media milik Pemerintah Iran mewartakan aparat keamanan telah menahan lebih dari 100 preman dan perampok bersenjata dalam beberapa hari.

Sejumlah rekaman video yang diunggah ke media sosial memperlihatkan usai khutbah Jumat yang dilakukan oleh Ismaeelzahi, demonstran melakukan aksi turun ke jalan di Kota Zahedan. Mereka meneriakkan kalimat ‘matilah Republik Islam Iran. Reuters belum bisa memverifikasi rekaman video tersebut.

Sumber: jpost.com

Baca juga: Makam Terapung Syekh Mudzakir di Demak, Siapakah Ulama itu?

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

1 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

2 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

2 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

2 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

2 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

3 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

3 hari lalu

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

3 hari lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

3 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya