Waswas Krisis Biaya Hidup, Warga Inggris Ingin Kurangi Belanja Tak Mendesak

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 7 Januari 2023 07:30 WIB

Pembeli menunggu pesanan daging di Pasar Smithfield, London, Inggris, 19 November 2021. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei yang dilakukan perusahaan konsultasi KPMG memperlihatkan warga Inggris berencana mengurangi anggaran belanja untuk hal-hal yang tidak penting pada tahun ini. Hal itu dilakukan di tengah waswas krisis naiknya biaya hidup.

KPMG mengungkap sekitar dua per tiga dari 3 ribu konsumen asal Inggris yang mengikuti survei ini mengaku bersiap mengurangi anggraan makan di luar, liburan dan hal kurang mendesak lainnya karena tingginya inflasi yang sudah masuk tahun keempat.

Baca juga: Harga Mobil Listrik Tinggi, Begini Ramalan CEO Stellantis Carlos Tavares

Pekerja menyiapkan daging untuk dijual di Pasar Smithfield, London, Inggris, 15 November 2021. Pasar Smithfield yang merupakan pasar daging grosir terbesar di Inggris. REUTERS/Hannah McKay

Advertising
Advertising

Sektor rumah tangga di Inggris mencemaskan harga-harga kebutuhan pokok seperti makanan, energi, bahan bakar, biaya sewa atau cicilan rumah. Sebanyak satu pertiga responden berencana membeli lebih sedikit barang-barang dan menggunakan lebih banyak barang buatan sendiri dan produk bernilai tinggi pada 2023.

Area yang paling banyak akan dihemat adalah rekreasi contohnya makan di luar, di mana ada 46 persen responden yang akan berhemat di sektor ini. Area hemat lainnya adalah membeli baju dan membeli makanan di restoran untuk dibungkus dan makan di rumah.

“Konsumen sekarang sangat berubah soal bagaimana mereka berbelanja demi menghemat uang mereka, di antaranya dengan membeli ke toko yang lebih murah, membeli barang yang sedang promosi atau lebih bernilai tinggi (qualitas). Mereka juga menghapus agenda makan di luar,” kata Kepala bidang pasar konsumen, retail dan rekreasi di KPMG, Linda Ellett.

Dampak dari krisis naiknya biaya hidup pada kelompok rentan memperlihatkan 1 dari 10 orang dewasa di Inggris tak punya uang tabungan. Dari mereka yang punya tabungan, sebanyak 43 persen mengaku menggunakannya untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan pokok.

Survei mengungkap pula 1 dari 10 orang di Inggris waswas dengan tagihan listrik setelah April 2023 atau saat Pemerintah Inggris mengurangi jumlah uang atau bantuan langsung tunai dari Pemerintah untuk sektor rumah tangga.

Sumber: RT.com

Baca juga: Tabrakan Helikopter di Australia, Dua Warga Inggris Tewas

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

21 jam lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

2 hari lalu

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

2 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

2 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

3 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya