Pasutri Asal Amerika Terancam Hukuman Mati di Uganda

Kamis, 22 Desember 2022 13:35 WIB

Pasangan Amerika Nicholas Spencer dan istrinya, Mackenzie Leigh Mathias Spencer, keduanya 32, berdiri di pengadilan jalan Buganda, di mana mereka didakwa menyiksa John Kayima di Kampala, Uganda, 14 Desember 2022. REUTERS/Abubaker Lubowa

TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang suami istri asal Amerika Serikat yang ditahan di Uganda menghadapi dakwaan perdagangan anak sehingga berpotensi terkena hukuman mati jika mereka terbukti bersalah. Awalnya mereka mendapat tuduhan penyiksaan berat terhadap seorang anak lelaki usia 10 tahun.

Nicholas Spencer dan istrinya, Mackenzie Leigh Mathias Spencer, keduanya berusia 32 tahun, telah ditahan di Uganda sejak 9 Desember 2022, setelah mereka didakwa melakukan penyiksaan berat terhadap anak asuh yang tinggal di rumah mereka di Ibu Kota Kampala. Mereka mengaku tidak bersalah atas tuduhan itu.

Lembar dakwaan baru yang dilihat oleh Reuters pada Rabu, 21 Desember 2022, menunjukkan pasangan itu juga kena dakwaan serius perdagangan anak. Mereka belum memasukkan pembelaan tentang itu.

Advertising
Advertising

Seorang pengacara pasangan itu, yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip oleh surat kabar Uganda Monitor, menyebut kasus itu sebagai 'ekspedisi memancing' atau tuduhan dengan informasi yang memberatkan oleh pihak berwenang.

Dia mengatakan otoritas tidak memiliki cukup bukti. Menurut dia tuduhan baru itu tidak masuk akal. Pengacara pasangan Spencer itu tidak memberikan keterangan lebih lanjut.

Menurut lembar dakwaan, jaksa menuduh pasangan tersebut telah merekrut, mengangkut, dan mempertahankan anak tersebut melalui "penyalahgunaan posisi rentan untuk tujuan eksploitasi".

Tuduhan baru dibacakan kepada pasangan itu pada Selasa, 20 Desember 2022, ketika mereka hadir di pengadilan tetapi mereka tidak diizinkan mengajukan pembelaan karena kasus tersebut hanya dapat disidangkan di Pengadilan Tinggi. Juru bicara kantor kejaksaan Jacquelyne Okui memastikan ini kepada Reuters, Rabu, 21 Desember 2022.

Baca juga: Turun Dua Ribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1 Juta Per Gram

Okui mengatakan, Spencer dan istrinya ditahan lebih lanjut. Adapun tanggal kapan mereka akan muncul di Pengadilan Tinggi untuk mengajukan pembelaan atas dakwaan baru, belum ditentukan.

"Kami akan memulai proses penyerahan mereka ke Pengadilan Tinggi tapi kami tidak bisa mengatakan kapan itu akan selesai sehingga bisa dihadirkan di pengadilan," kata Okui.

Tuduhan pertama, penyiksaan berat terhadap seorang anak, membawa hukuman maksimal penjara seumur hidup.

Pada Rabu, 21 Desember 2022, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kampala menolak mengomentari tuduhan terbaru itu. Minggu lalu pihak kedutaan mengatakan kepada Reuters mereka mengetahui laporan penangkapan dan penahanan dua warga negara Amerika Serikat di Kampala dan sedang memantau situasinya, tetapi tidak berkomentar lebih lanjut karena pertimbangan privasi.

REUTERS

Baca juga: Moskow: Dukungan AS Kepada Ukraina untuk Melemahkan Rusia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

23 menit lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

12 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

17 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

17 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

18 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

19 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

20 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

20 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

20 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya