Olaf Scholz Sarankan Negara-negara Barat Tetap Dialog dengan Rusia

Reporter

magang_merdeka

Minggu, 18 Desember 2022 15:30 WIB

Kanselir Jerman Olaf Scholz. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman SZ, yang diterbitkan pada Jumat, 16 Desember 2022, menyarankan agar negara-negara Barat jangan berhenti membangun dialog dengan Moskow, terlepas dari seberapa besar perbedaan antara kedua belah pihak. Sebab mengundurkan diri dari pembicaraan apa pun dengan Moskow hanya akan mempersulit tugas mengakhiri konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

"Yang penting adalah, terlepas dari perbedaan besar dalam posisi [kita]. Kita jangan biarkan utas pembicaraan dengan Rusia terputus. Jika kita tidak dialog dengan Rusia, maka kemungkinan kecil akan berakhirnya perang," kata Scholz.

Baca juga: Rudal Rusia Gempur Ukraina, Ledakan di Kyiv dan Listrik Padam di Kharkiv

Advertising
Advertising

Bangunan yang rusak setelah dihantam serangan udara Rusia di Bakhmut, Wilayah Donetsk, Ukraina,9 Mei 2022. Polisi Wilayah Donetsk/Handout melalui REUTERS

Kanselir Scholz pun menyalahkan Moskow atas konflik yang sedang berlangsung dengan Kyiv. Dia berpendapat Rusia yang harusnya proaktif dalam menghentikan aksi militer. Namun Scholz juga menganjurkan solusi yang dinegosiasikan daripada solusi militer.

"Untuk ini, perlu dibicarakan," katanya dalam wawancara dengan SZ.

Ketika ditanya tentang kapan akan ada jendela untuk negosiasi, Scholz mengatakan waktunya sebenarnya sudah lama tiba. Kanselir juga mengungkapkan harapannya bahwa setelah perang ini berakhir, semua pihak mampu berdamai dan mungkin dapat hidup bersama lagi.

Scholz juga sekali lagi menguraikan posisi Berlin tentang pengiriman senjata ke Ukraina, dengan mengatakan Jerman akan mengirim senjata modern ke Kyiv tetapi juga akan berusaha mencegah konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia serta tidak akan mengambil langkah apa pun di bidang tersebut, hanya bantuan militer saja.

Kanselir Jerman telah berulang kali menyerukan agar dilakukan dialog lanjutan dengan Moskow karena adalah satu-satunya pilihan yang layak untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina. Sebelumnya pada Desember 2022, dia membela keputusannya untuk terus berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan alasan ingin ikut menyaksikan ketika pihak yang bersengketa keluar dari situasi ini.

Scholz dan Putin sebelumnya saling bertelepon pada 2 Desember 2022. Menurut Kremlin, keduanya membahas berbagai aspek situasi di Ukraina. Scholz kemudian mengatakan dia mengutuk serangan udara Rusia terhadap apa yang disebutnya infrastruktur sipil di Ukraina. Dalam wawancara Sabtu, 17 Desember 2022, dengan SZ, Scholz juga menyebut serangan udara ini sebagai pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional.

Tentara Rusia mengincar beberapa fasilitas infrastruktur energi Ukraina sejak Oktober 2022. Kementerian Pertahanan Rusia percaya fasilitas itu telah digunakan untuk kemampuan militer Kyiv.

RT | Nugroho Catur Pamungkas

Baca juga: Kanselir Jerman Olaf Scholz Sarankan Dunia Hindari Perang Dingin

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

18 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

22 jam lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

2 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

4 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

4 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

4 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

5 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya