Jual Ancaman China, Partai Presiden Taiwan Kalah dalam Pilkada
Reporter
magang_merdeka
Editor
Yudono Yanuar
Minggu, 27 November 2022 09:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengundurkan diri sebagai ketua Partai Progresif Demokratik (DPP), menyusul kekalahan telak dalam sejumlah pemilihan kepala daerah.
Pemilih di Taiwan sebagian besar memilih oposisi Kuomintang (KMT) dalam Pilkada di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. Tsai mengangkat isu kekhawatiran tentang ancaman dari China, namun kalah dari masalah lokal yang diangkat KMT.
Tsai berbicara berkali-kali tentang "menentang China dan membela Taiwan" dalam kampanye untuk partainya. Tetapi kandidat partai Chen Shih-chung, yang kalah dalam pertempuran untuk walikota Taipei, hanya mengangkat masalah ancaman Partai Komunis beberapa kali sebelum dia dengan cepat beralih kembali ke masalah lokal karena minatnya kecil, kata para ahli.
Menurut CNA, Tsai mengajukan pengunduran dirinya pada Sabtu malam, 26 November 2022, sebuah tradisi setelah kekalahan besar, dalam pidato singkat di mana dia juga berterima kasih kepada para pendukungnya.
“Saya harus memikul semua tanggung jawab,” katanya. “Menghadapi hasil seperti ini, ada banyak area yang harus kita tinjau secara mendalam.”
Kandidat dari KMT memenangkan kursi walikota di Taipei, ibu kota Taiwan, serta di kota Taoyuan, Taichung, dan New Taipei.
Orang Taiwan memilih walikota, anggota dewan kota, dan pemimpin lokal lainnya di 13 kabupaten dan di sembilan kota. Ada juga referendum untuk menurunkan usia pemilih dari 20 menjadi 18 tahun.
Chiang Wan-an, walikota Taipei yang baru, mengumumkan kemenangan Sabtu malam dalam rapat umum besar. “Saya akan membiarkan dunia melihat kehebatan Taipei,” katanya.
Kao Hung-an, kandidat dari Partai Rakyat Taiwan yang relatif baru, memenangkan kursi walikota di Hsinchu, sebuah kota tempat banyak perusahaan semi-konduktor Taiwan berada.
Ia mengangkat isu masalah lokal: polusi udara di pusat kota Taichung, kemacetan lalu lintas di pusat teknologi Nangang Taipei, dan strategi pembelian vaksin Covid-19 yang membuat pulau itu kekurangan pasokan selama wabah tahun lalu.
Kekalahan DPP yang berkuasa mungkin sebagian karena cara menangani pandemi.
“Publik memiliki beberapa ketidakpuasan dengan DPP dalam hal ini, meskipun Taiwan relatif berhasil dalam pencegahan pandemi,” kata Weihao Huang, seorang profesor ilmu politik di National Sun Yat-sen University.
Kuomintang memimpin atau mengklaim kemenangan di 13 dari 21 kursi walikota dan kepala daerah yang diperebutkan, termasuk ibu kota Taipei. DPP hanya meraih lima kursi.
"Hasilnya mengecewakan harapan kami. Kami dengan rendah hati menerima hasilnya dan menerima keputusan rakyat Taiwan," kata Tsai kepada wartawan di markas besar partai saat dia berhenti sebagai ketua partai, yang juga dia lakukan setelah hasil buruk tahun 2018.
"Bukannya DPP tidak pernah gagal sebelumnya," tambah Tsai Ing-wen, yang akan terus menjabat sebagai presiden hingga 2024. "Kami tidak punya waktu untuk merasa menyesal. Kami jatuh, tapi kami akan berdiri lagi."
CNA | REUTERS | NUGROHO CATUR PAMUNGKAS