Kamala Harris: Amerika Serikat Siap Bela Filipina di Laut Cina Selatan

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 23 November 2022 13:13 WIB

Wakil Presiden AS Kamala Harris dalam kunjungannya ke zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Selatan dengan Korea Utara, di Panmunjom, Korea Selatan, 29 September 2022. REUTERS/Leah Millis/Pool

TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menjamin Washington akan mendukung Filipina dalam menghadapi intimidasi di Laut Cina Selatan. Manila sebelumnya menuding kapal penjaga pantai China telah mengambil secara paksa sepotong roket yang telah diamankan Filipina di Laut Cina Selatan.

Baca juga: Beijing dan Manila Adu Mulut Perkara Puing Roket di Laut Cina Selatan

Harris mengatakan, Amerika Serikat dan komunitas internasional yang lebih luas memiliki proyeksi kepentingan besar di Indo-Pasifik. Negeri Paman Sam dalam beberapa tahun ini mencoba membendung pengaruh Beijing di kawasan, termasuk di Laut Cina Selatan dan Taiwan.

“Kita harus membela prinsip-prinsip seperti menghormati kedaulatan dan integritas wilayah, perdagangan sah tanpa hambatan, penyelesaian sengketa secara damai, dan kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Cina Selatan, dan di seluruh Indo-Pasifik,” kata Harris dalam sebuah pidato di atas kapal penjaga pantai Filipina yang berlabuh di teluk Puerto Princesa, Selasa, 22 November 2022.

China mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan. Wilayah perairan itu menjadi lalu lintas kapal-kapal dagang dengan nilai miliaran dolar setiap tahun. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim punya hak di wilayah itu.

Advertising
Advertising

Putusan pengadilan arbitrase di Den Haag pada 2016 menyatakan klaim Beijing atas Cina Selatan tidak memiliki dasar hukum. Akan tetapi Filipina tidak dapat menegakkan putusan tersebut. Sejak itu, Manila telah mengajukan ratusan protes atas perambahan dan gangguan oleh penjaga pantai China dan armada penangkap ikannya yang besar.

Dalam pidatonya, Harris menegaskan kembali dukungan Washington untuk putusan arbitrase 2016 dengan mengatakan itu mengikat secara hukum dan harus dihormati. China dengan tegas mengatakan putusan itu tidak dapat diterima.

<!--more-->

NOTA DIPLOMATIK UNTUK BEIJING

Pada Selasa, 22 November 2022, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan bahwa negaranya akan mengirimkan nota diplomatik ke Beijing menyusul insiden di Laut Cina Selatan yang melibatkan roket yang mengapung.

Insiden itu terjadi di tengah anjangsana Wakil Presiden Amerika Serikat Harris ke Filipina selama tiga hari mulai Minggu, 20 November 2022. Kunjungan Harris ini akan menjadi perjalanan tingkat tertinggi ke Filipina oleh seorang pejabat dari Pemerintahan Presiden Joe Biden.

Kunjungan kerja ini, juga menandai perubahan tajam dalam hubungan bilateral Amerika dan Filipina, yang tegang oleh permusuhan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap Washington. Pada pemerintahan sebelumnya, Manila lebih dekat ke Beijing.

Saat berbicara empat mata dengan Harris pada Senin, 21 November 2022, Marcos mengatakan ikatan kuat kedua negara menjadi lebih penting, menyusul "pergolakan" di wilayah tersebut.

Harris mengunjungi Tagburos, salah satu dari banyak komunitas pesisir Palawan. Di situ dia berbicara dengan para pemimpin dan nelayan setempat, yang mata pencahariannya terancam oleh penangkapan ikan ilegal dan tidak dilaporkan serta perubahan iklim.

"Masyarakat seperti ini telah melihat konsekuensinya, dan orang-orang di sini tahu dampaknya ketika kapal asing memasuki perairan Filipina dan secara ilegal menghabiskan stok ikan, dan ketika mereka melecehkan dan mengintimidasi nelayan lokal," kata Harris merujuk China.

Kunjungan Harris dilakukan di tengah hubungan yang tegang antara China dan Amerika Serikat, khususnya terkait Taiwan. Beijing dan Washington bagaimanapun dalam beberapa kesempatan sudah mencoba penjajakan pemulihan hubungan, termasuk pertemuan Presiden Amerika Serikat dan pemimpin China Joe Biden di Bali, di sela KTT G20.

"China secara konsisten percaya bahwa komunikasi dan kerja sama antar negara harus kondusif untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan antar negara di kawasan ini," kata juru bicara kementerian luar negeri Cina Zhao Lijian kepada wartawan pada briefing reguler.

"Kami tidak menentang Amerika Serikat dan Filipina melakukan kontak normal, tetapi kontak semacam ini tidak boleh merugikan kepentingan negara lain," katanya.

Baca juga: Kapal Perusak AS Masuk Perairan Laut China Selatan, Beijing Berang

REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

34 menit lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

10 jam lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

11 jam lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

14 jam lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

15 jam lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

20 jam lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

21 jam lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

23 jam lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

1 hari lalu

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

1 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya