Olaf Scholz Sebut Penurunan Ekonomi di Eropa Bukan karena Perang Ukraina dan Covid-19

Reporter

magang_merdeka

Rabu, 23 November 2022 15:00 WIB

Kanselir Jerman Olaf Scholz saat Majelis Federal berkumpul untuk memilih presiden negara bagian Jerman yang baru, di gedung Bundestag Paul Loebe Haus di Berlin, Jerman 13 Februari 2022. REUTERS/Michele Tantussi/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz berpandangan penyebab penurunan ekonomi saat ini di Eropa, bukan karena pandemi Covid-19 maupun serangan Rusia terhadap Ukraina. Sebaliknya, dia mengaitkan ini dengan pertumbuhan ekonomi di Asia.

Scholz juga memperingatkan kemungkinan besar ekonomi Eropa di masa mendatang tidak akan kembali ke masa lalu yang indah. Dalam sebuah forum di Berlin pada Selasa, 22 November 2022, yang diselenggarakan oleh Suddeutsche Zeitung, Scholz mengatakan selama bertahun-tahun, negara-negara di Amerika Utara dan Eropa menikmati kombinasi pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi rendah dan tingkat lapangan kerja yang tinggi. Namun ini adalah 'pengecualian ekonomi' yang tidak dapat diharapkan bertahan lebih lama lagi.

“Perang Ukraina dan konsekuensi ekonomi dari pandemi Covid-19 mungkin telah mempercepat. Mereka bukanlah pemicunya,” kata Scholz.

Baca juga: Xi Jinping dan Kanselir Jerman Rapat Tatap Muka Pertama

Menurut Scholz, selama beberapa dekade, negara-negara seperti Vietnam dan Indonesia dipandang sebagai sumber untuk mendapatkan barang-barang murah bagi pasar Eropa, Amerika, dan semakin meningkat di pasar Cina.

Saat yang sama, negara-negara di kawasan Asia mengalami ledakan peningkatan jumlah kalangan kelas menengah sehingga daya beli individu-individu tersebut meningkat. Hal ini yang disebut Scholz sebab inflasi tumbuh di tempat lain.

Dia mencatat ini adalah kisah sukses utama yang dimungkinkan (terjadi) karena globalisasi. Dia juga memperingatkan terhadap deglobalisasi sehingga meminta Jerman dan negara-negara Eropa lainnya merangkul lebih banyak perdagangan dengan negara-negara berkembang, di mana aturan perdagangan itu harus adil.

Scholz meyakinkan para pelaku bisnis di Jerman agar jangan takut karena barang mereka akan tetap diminati dunia dan mereka akan mendapatkan lebih banyak.

Berbicara tentang krisis energi saat ini di negaranya, Scholz menuduh Rusia menjadikan ekspor gas sebagai senjata. Jerman pun telah melakukan kesalahan dengan terlalu mengandalkan satu pemasok.

Dia bersumpah Berlin tidak akan pernah mengulangi ini ke depannya, yang berarti ketergantungan Jerman pada Cina juga harus dikurangi. Jerman perlu mencari pemasok dan pasar baru untuk barang-barangnya. Scholz berjanji akan memastikan kekuatan ekonomi Eropa dengan berkaca pada musim dingin yang akan dilalui ini.

RT.com | Nugroho Catur Pamungkas

Baca juga: Mesir Mata-Matai Delegasi Jerman di COP27 , Tersinggung Ucapan Scholz?

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

1 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

1 hari lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

1 hari lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

4 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

5 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

7 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya