China Umumkan Kematian Pertama COVID-19 dalam 6 Bulan Terakhir

Reporter

Tempo.co

Minggu, 20 November 2022 15:20 WIB

Pekerja mengenakan baju hazmat di tengah merebaknya kasus Covid-19, di Beijing, Cina, 13 Juni 2022. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

TEMPO.CO, Jakarta - China pada Ahad 20 November 2022 mengumumkan kematian pertama COVID-19 dalam hampir setengah tahun terakhir. Seperti dilansir Arab News, kematian ini terjadi meski langkah-langkah baru yang ketat diberlakukan di ibu kota Beijing dan di seluruh negeri untuk mencegah wabah baru.

Baca juga: Kasus COVID-19 China Naik, Guangzhou akan Sediakan 250.000 Tempat Tidur Karantina

Kematian pria Beijing berusia 87 tahun itu adalah yang pertama dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional sejak 26 Mei. Sehingga, jumlah total kematian di China menjadi 5.227 orang. Kematian sebelumnya dilaporkan di Shanghai, yang mengalami lonjakan besar kasus selama musim panas lalu.

Meski China memiliki tingkat vaksinasi keseluruhan lebih dari 92 persen setelah menerima setidaknya satu dosis, jumlah itu jauh lebih rendah di antara orang tua, terutama mereka yang berusia di atas 80 tahun. Komisi tidak memberikan perincian tentang status vaksinasi korban meninggal.

Kerentanan itu dianggap sebagai salah satu alasan mengapa China sebagian besar menutup perbatasannya dan tetap berpegang pada kebijakan "nol-COVID" yang kaku. Langkah ini berupaya menghapus infeksi melalui penguncian, karantina, pelacakan kasus, dan pengujian massal. Meskipun, langkah ini berdampak pada kehidupan, perekonomian dan meningkatnya kemarahan publik pada pihak berwenang.

Advertising
Advertising

Sebagai tanggapan parsial, Kota Zhengzhou mengatakan bahwa tes COVID-19 dari anak di bawah usia 3 tahun dan "kelompok khusus" lainnya yang mencari perawatan kesehatan tidak lagi diperlukan.

Pengumuman oleh pemerintah Zhengzhou muncul setelah kematian anak kedua akibat penegakan anti-virus yang terlalu bersemangat. Seorang bayi perempuan berusia 4 bulan meninggal setelah menderita muntah dan diare saat dikarantina di sebuah hotel di Zhengzhou.

Laporan mengatakan ayahnya butuh 11 jam untuk mendapatkan bantuan setelah petugas kesehatan menolak untuk memberikan bantuan. Dia akhirnya dikirim ke rumah sakit 100 kilometer dari lokasi.

Pengguna internet mengungkapkan kemarahannya pada "nol COVID" dan menuntut pejabat di Zhengzhou dihukum karena gagal membantu masyarakat dan menewaskan anak tidak berdosa.

Hal ini mengikuti protes sebelumnya atas kematian anak laki-laki berusia 3 tahun akibat keracunan karbon monoksida di barat laut China. Ayahnya menyalahkan petugas kesehatan di kota Lanzhou, yang menurutnya berusaha menghentikannya membawa putranya ke rumah sakit.

Kasus lain termasuk seorang wanita hamil yang mengalami keguguran setelah dia ditolak masuk ke rumah sakit di kota barat laut Xi'an. Ibu hamil ini dipaksa duduk di luar dalam cuaca dingin selama berjam-jam.

Setiap kasus seperti itu membawa janji dari Partai Komunis yang berkuasa – paling baru minggu lalu – bahwa orang-orang di karantina atau yang tidak dapat menunjukkan hasil tes negatif tidak akan diblokir untuk mendapatkan bantuan darurat.

Namun, partai seringkali mendapati dirinya tidak mampu mengendalikan tindakan keras yang diberlakukan oleh pejabat lokal karena takut kehilangan pekerjaan. Atau, menghadapi tuntutan jika wabah terjadi di wilayah di bawah yurisdiksi mereka.

Hampir tiga tahun setelah pandemi, sementara sebagian besar dunia telah terbuka dan dampaknya terhadap ekonomi China meningkat, Beijing masih menutup sebagian besar perbatasannya dan melarang perjalanan bahkan di dalam negeri.

Di ibu kota Beijing, penduduk diberitahu untuk tidak melakukan perjalanan antar distrik kota, dan sejumlah besar restoran, toko, mal, gedung perkantoran, dan blok apartemen telah ditutup atau diisolasi. China pada Minggu mengumumkan 24.215 kasus baru, sebagian besar dari mereka tanpa gejala.

Baca juga: Kasus Baru COVID-19 Naik, Warga China Keluhkan Sulitnya Masuk Beijing

ARAB NEWS

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

7 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

10 hari lalu

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

Jokowi menginginkan adanya percepatan studi kelayakan trayek kereta cepat hingga Surabaya.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

13 hari lalu

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

Iran telah melancarkan serangan udara terhadap Israel yang menuai berbagai respon dari negara-negara di dunia, termasuk China, Rusia, dan AS.

Baca Selengkapnya