WHO: Kandidat Vaksin Ebola Akan Dikirim ke Uganda Pekan Depan

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Jumat, 18 November 2022 15:58 WIB

Petugas kesehatan memeriksa suhu seorang pria saat melintasi titik perbatasan Mpondwe yang memisahkan Uganda dan Republik Demokratik Kongo sebagai bagian dari pemeriksaan ebola di Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan Mpondwe yang terkomputerisasi di Mpondwe, Uganda 13 Juni 2019. REUTERS/Newton Nabwaya

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tiga kandidat vaksin ebola untuk uji klinis diharapkan akan dikirim ke Uganda pada pekan depan. Demikian Tedros mengatakan pada hari Rabu seperti dilansir Reuters, Kamis, 17 November 2022.

Baca: Kuasai DPR Amerika, Partai Republik Akan Selidiki Joe Biden dan Keluarganya

Kandidat vaksin tersebut termasuk yang sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan Institut Serum India, Institut Vaksin Sabin, Inisiatif Vaksin AIDS Internasional, dan Merck & Co Inc.

Menurut Tedros, komite ahli WHO telah mengevaluasi dan setuju untuk memasukkan ketiga kandidat vaksin dalam uji coba yang direncanakan.

Virus yang beredar di Uganda adalah galur ebola Sudan, yang belum ada vaksinnya, tidak seperti galur Zaire yang lebih umum yang menyebar selama wabah baru-baru ini di negara tetangga Republik Demokratik Kongo.

Advertising
Advertising

WHO tidak mengungkapkan perincian tentang jumlah dosis yang diharapkan akan dikirim atau digunakan dalam uji coba yang direncanakan.

"Kami telah menerima konfirmasi dari pengembang bahwa jumlah dosis vaksin yang cukup akan tersedia untuk uji coba dan seterusnya, jika perlu," kata Ana Maria Henao-Restrepo dari WHO.

Tedros menambahkan bahwa komite ahli telah memilih dua terapi investigasi untuk ebola dan desain uji coba yang direncanakan, yang sedang diajukan untuk disetujui.

Dengan enam kasus ebola lagi dan dua kematian dikonfirmasi di Uganda pada pekan lalu, kata dia, jumlah total sekarang menjadi 141 kasus dan 55 kematian di Uganda.

Ketika ebola mewabah di Uganda pada September lalu, 10 dokter terjun ke unit isolasi di Rumah Sakit Rujukan Regional Fort Portal, tetapi sekarang hanya tersisa tiga dokter.

Tenaga kesehatan enggan bekerja di unit tersebut karena takut terjangkit penyakit mematikan itu dan juga karena kelelahan dan gaji yang tertunda. Demikian pengakuan salah seorang dokter yang tersisa, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara dengan media.

Dua petugas kesehatan di rumah sakit di Uganda barat telah meninggal akibat ebola. Secara nasional, 15 petugas kesehatan dinyatakan positif dan enam orang meninggal.

“Awalnya jumlah tenaga kesehatan yang mau bekerja di unit itu bagus tapi sekarang cakupannya rendah. Kalau kami mendapatkan lima kasus, pekerjaan yang kami lakukan sangat banyak,” kata seorang dokter seperti dikutip Reuters, Kamis, 17 November 2022.

"Tetapi jika kami semua melarikan diri, kami semua akan sakit," kata dokter tersebut, seraya menambahkan bahwa rumah sakit terkadang kekurangan cairan yang penting untuk perawatan.

Uganda memiliki salah satu rasio dokter dan pasien terendah di dunia, dengan satu dokter untuk 25 ribu orang, jauh dari rekomendasi WHO yaitu 1 dibanding 1.000.

WHO dan kelompok bantuan memberikan bantuan kepada Uganda untuk mengatasi wabah ebola, dan Amerika Serikat mengatakan telah menyalurkan US $22 juta melalui mitra lokal.

Namun Uganda masih menghadapi kekurangan dana yang signifikan. Seorang pejabat WHO mengatakan dana awal US$ 20 juta yang dialokasikan pemerintah dihabiskan pada bulan pertama ketika kasus melonjak.

Komandan insiden Kementerian Kesehatan Uganda, Dr. Henry Kyobe Bosa, membantah adanya kekurangan staf atau sumber daya. Ia mengatakan staf perawatan intensif bekerja maksimal delapan jam sif dan personel dari daerah bebas ebola dirotasi.

Namun cakupan staf adalah 40 persen sebelum wabah dan ebola sekarang "melumpuhkan sistem secara tidak langsung," menurut Dr. Alone Nahabwe, kepala kesejahteraan pekerja Asosiasi Medis Uganda.

Menurut dia, staf kekurangan alat pelindung diri termasuk pelindung wajah, gaun, sarung tangan, dan sepatu karet. "Ada fasilitas di mana dokter dan petugas kesehatan masih menyentuh pasien tanpa sarung tangan karena tidak ada sarung tangan," kata Nahabwe.

Baca: Elon Musk Minta Staf Twitter Bekerja Keras, Ratusan Karyawan Memilih Keluar

REUTERS

Berita terkait

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

1 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

1 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

1 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

1 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

4 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

5 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

6 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

7 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

7 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

9 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya