COP27: Afrika Minta Diizinkan Teruskan Energi Fosil, Invasi Rusia ke Ukraina Jadi Sebab

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 11 November 2022 14:11 WIB

Anjungan minyak terapung Kaombo Norte terlihat pada malam hari di lepas pantai Angola, 8 November 2018. REUTERS/Stephen Eisenhammer/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara Afrika minta diizinkan mengembangkan sumber daya dengan bahan bakar fosil untuk membantu mengangkat rakyat mereka keluar dari kemiskinan, demikian dikemukakan dalam KTT iklim COP27 di Mesir, Kamis, 10 November 2022.

Tekanan untuk meninggalkan hidrokarbon melemah tahun ini menyusul invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga energi dan mendorong inflasi ke level tertinggi selama beberapa dekade.

Bahkan negara-negara dengan komitmen mengikat untuk beralih ke energi rendah karbon akhirnya mengubah prioritas, setidaknya dalam jangka pendek dan negara-negara Afrika melihat potensi pasar ekspor baru, serta peluang untuk mengakhiri kemiskinan bahan bakar domestik.

"Ada banyak perusahaan minyak dan gas yang hadir di COP karena Afrika ingin mengirim pesan bahwa kami akan mengembangkan semua sumber daya energi kami untuk kepentingan rakyat kami karena masalah kami adalah kemiskinan energi," kata komisaris perminyakan Namibia. Maggy Shino, yang bekerja di Kementerian Pertambangan dan Energi negara itu.

Menggemakan komentar dari negara-negara Afrika lainnya, Shino mengatakan negara-negara kaya telah gagal memberikan dana yang dijanjikan untuk membantu mereka memperluas energi bersih daripada mengeksploitasi sumber daya bahan bakar fosil mereka.

Advertising
Advertising

"Jika Anda akan memberitahu kami untuk meninggalkan sumber daya kami di bumi, maka Anda harus siap untuk menawarkan kompensasi yang cukup, tetapi saya tidak berpikir ada yang membuat tawaran seperti itu," katanya.

Penemuan sumber minyak dan gas baru

Awal tahun ini, Shell dan TotalEnergies menemukan cadangan minyak besar di lepas pantai Namibia. Kedua perusahaan, serta BP dan Equinor diwakili oleh eksekutif puncak di acara COP27 di Sharm El-Sheikh ini.

Selain Namibia, negara-negara termasuk Mauritania, Tanzania, dan Senegal bekerja sama dengan perusahaan energi Barat untuk mengembangkan ladang minyak dan gas untuk ekspor dan menghasilkan listrik bagi masyarakat lokal.

Ahmed Vall, penasihat komunikasi di kementerian perminyakan, pertambangan dan energi Mauritania, mengatakan negara itu mengadakan upacara penandatanganan dengan BP di sela-sela COP27 awal pekan ini untuk proyek hidrogen.

"CEO BP Bernard Looney berdiskusi dengan presiden dan menteri energi lebih banyak eksplorasi gas di Mauritania," kata Vall, seraya menambahkan diskusi itu kebanyakan tentang hidrogen.

Seorang juru bicara di BP mengkonfirmasi kehadiran CEO di acara tersebut dan mengatakan BP sedang menilai kesesuaian sumber daya angin dan matahari untuk pembangkit listrik terbarukan skala besar dan produksi hidrogen dari energi terbarukan.

Kanselir Olaf Scholz dari Jerman, negara Eropa yang paling terkena gangguan pasokan gas Rusia, pada Mei mengatakan ingin mengejar proyek gas dengan Senegal.

Utusan iklim Jerman Jennifer Morgan mengatakan, bagaimanapun, perlombaan untuk menggantikan gas yang hilang dari Rusia akan menyebabkan penggunaan gas secara keseluruhan mencapai puncaknya lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya dan bahwa kontrak pasokan gas akan bersifat jangka pendek untuk menghindari penguncian emisi karbon selama bertahun-tahun.

Mengklaim Jerman memprioritaskan energi bersih, dia juga mengutip kesepakatan Jerman untuk membantu mendanai upaya Kenya untuk memiliki sistem energi yang sepenuhnya terbarukan pada tahun 2030.

Tetap pasok minyak


Pejabat dan eksekutif pemerintah mengatakan minat Mesir, tuan rumah KTT iklim PBB, dalam mengembangkan sumber dayanya telah menyebabkan mencairnya sikap terhadap perusahaan minyak dan gas.

Uni Emirat Arab, anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak, akan menjadi tuan rumah KTT PBB tahun depan dan mengatakan akan memasok minyak dan gas selama dunia membutuhkannya.

Pada KTT iklim PBB tahun lalu di Glasgow, para pemimpin industri minyak dan gas tidak hadir setelah perusahaan tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara yang memerlukan rencana berbasis sains untuk pengurangan emisi.

Para ilmuwan dan pakar energi lainnya mengatakan investasi dalam bahan bakar fosil harus dihentikan jika ada kemungkinan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius, titik di mana dampak iklim diperkirakan akan memburuk secara signifikan.

Proyek-proyek gas yang sudah direncanakan oleh sejumlah negara dapat mengambil 10% dari sisa anggaran karbon dunia, atau jumlah karbon dioksida yang dapat dipancarkan sebelum suhu global melebihi 1,5 derajat C di atas suhu pra-industri, kolaborasi penelitian Climate Action Tracker (CAT) mengatakan dalam baru-baru ini.

Proyek-proyek yang sudah direncanakan itu termasuk pengeboran gas baru di Kanada dan kapasitas impor gas alam cair (LNG) di Jerman dan Vietnam, kata CAT.

Sekitar 636 pelobi bahan bakar fosil terdaftar untuk menghadiri COP27, laporan lain dari sekelompok organisasi yang menganalisis daftar peserta sementara. Organisasi tersebut meliputi Corporate Accountability, Corporate Europe Observatory, dan Global Witness. Jumlahnya melonjak lebih dari 100 dibandingkan di COP26.

Reuters

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

11 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya