Polisi Jersey Akui Bersalah Geledah Aset Miliarder Rusia Roman Abramovich

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 11 November 2022 08:00 WIB

Roman Abramovich. theoffside.com

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Jersey, sebuah negara pulau di dekat Prancis, mengakui bahwa mereka melakukan penggeledahan tidak sah di tempat yang diduga terkait dengan miliarder Rusia Roman Abramovich. Mereka setuju untuk membayar ganti rugi dan meminta maaf, demikian isi dokumen hukum yang dilihat oleh Reuters.

Setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2020, Barat menjatuhkan sanksi paling berat dalam sejarah terhadap pejabat dan pengusaha Rusia, dengan membekukan aset bernilai ratusan miliar dolar.

Pada 12 April 2022, Pengadilan Jersey memberlakukan perintah pembekuan resmi atas aset senilai $7 miliar terkait dengan Abramovich, yang menghasilkan banyak uang dalam kekacauan tahun 1990-an, dan polisi melakukan penggeledahan di tempat-tempat yang dicurigai terkait dengan pemilki klub bola Chelsea itu.

Namun legalitas surat perintah penggeledahan, dikeluarkan pada hari yang sama, ditentang oleh pemilik tempat itu. Dua surat perintah dikeluarkan untuk penggeledahan tempat yang diduga terkait dengan kegiatan bisnis Abramovich.

Dalam perintah persetujuan tertanggal 9 November dan dikonfirmasi oleh dua sumber, polisi Jersey mengakui bahwa "surat perintah penggeledahan diperoleh secara tidak sah" dan setuju "bahwa surat perintah penggeledahan harus dibatalkan," menurut salinan dokumen yang dilihat oleh Reuters.

Polisi Jersey tidak menanggapi permintaan tertulis untuk memberikan komentar sampai Kamis, 10 November 2022.

Advertising
Advertising

Polisi juga setuju untuk membayar ganti rugi dan biaya, membenarkan bahwa semua salinan dokumen yang disita dalam penggeledahan telah dihancurkan dan bahwa polisi akan meminta maaf kepada Abramovich, kata dokumen itu.

"Tuan Abramovich selalu bertindak sesuai dengan hukum, kami senang bahwa Polisi Jersey telah mengakui sehubungan dengan penggeledahan yang melanggar hukum dan tidak berdasar ini," kata juru bicara Abramovich.

Tidak segera jelas apa dampak dari pengakuan penggeledahan yang melanggar hukum terhadap pembekuan aset senilai $7 miliar.

Abramovich, memegang kewarganegaraan ganda Rusia dan Israel, adalah salah satu pengusaha paling berpengaruh yang memperoleh kekayaan luar biasa setelah pecahnya Uni Soviet pada 1991. Forbes telah menempatkan kekayaan bersihnya di $8,7 miliar atau Rp136,5 triliun.

Sebagai pedagang komoditas yang berkembang pesat dalam kekacauan pasca-Soviet pada 1990-an di bawah Presiden Boris Yeltsin, Abramovich mengakuisisi saham di perusahaan minyak Sibneft, produsen aluminium Rusal, dan maskapai Aeroflot yang kemudian dijual.

Di bawah Putin, Abramovich menjabat sebagai gubernur wilayah terpencil Arktik Chukotka di Timur Jauh Rusia. Dia terlibat dalam negosiasi damai perang Ukraina-Rusia, namun tidak membuahkan hasil.

Inggris telah memberikan sanksi kepada Abramovich, mencapnya sebagai "oligarki pro-Kremlin."

"Abramovich dikaitkan dengan seseorang yang telah, dan sedang, terlibat dalam mengacaukan Ukraina dan merusak serta mengancam integritas teritorial, kedaulatan, dan kemerdekaan Ukraina, yaitu Presiden Vladimir Putin," menurut Daftar Sanksi Inggris.

Pendukung Abramovich, yang tidak pernah memberikan wawancara, mengatakan bahwa pernyataan seperti itu tidak terbukti dan gagal memahami iklim bisnis Rusia pasca-Soviet.

Reuters

Berita terkait

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

1 hari lalu

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

Seorang WNA asal Rusia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Rinjani. Ia diduga mendaki secara ilegal

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

1 hari lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

1 hari lalu

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

Ledakan pager di Lebanon menyebabkan ribuan orang terluka dan sembilan tewas. Sengaja dirancang agar perang di Timur Tengah makin luas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

Top 3 dunia adalah spesifikasi rudal milik Houthi yang berhasil serang Israel, ucapan selamat dari Yahya Sinwar hingga pengakuan anak penembak Trump.

Baca Selengkapnya

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

2 hari lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

2 hari lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

3 hari lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

3 hari lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

3 hari lalu

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intell

Baca Selengkapnya

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

3 hari lalu

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

Oran Routh, anak pelaku penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina

Baca Selengkapnya