Putin Kerahkan Napi Pembunuhan dan Perampokan Ikut Perang Rusia Ukraina

Reporter

Tempo.co

Selasa, 8 November 2022 10:33 WIB

Tentara cadangan Rusia yang direkrut selama mobilisasi sebagian pasukan menghadiri upacara sebelum berangkat ke zona konflik Rusia-Ukraina, di wilayah Rostov, Rusia 31 Oktober 2022. Ratusan ribu orang telah meninggalkan Rusia untuk menghindari panggilan wajib militer dan dikirim ke medan perang dengan Ukraina. REUTERS/Sergey Pivovarov

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengerahkan narapidana atau napi dengan kasus berat seperyti pembunuhan, perampokan, pencurian, narkoba atau kejahatan serius lainnya, dalam perang di Ukraina. Ia telah telah menandatangani undang-undang yang mewajibkan warga negara dengan hukuman yang belum dihapus atau hukuman yang luar biasa untuk kejahatan serius di bawah KUHP Federasi Rusia, dipanggil dinas militer untuk dimobilisasi ke Ukraina.

Baca juga: Mengenal Grup Wagner Rusia, Tentara Bayaran Swasta?

Hal ini memungkinkan Rusia memobilisasi ratusan ribu narapidana yang telah dijatuhi hukuman percobaan atau baru saja dibebaskan. Sebelumnya narapidana ini dilarang untuk melayani.

Satu-satunya kelompok penjahat yang dikecualikan dari keputusan tersebut adalah mereka yang melakukan kejahatan seks terhadap anak di bawah umur, pengkhianatan, mata-mata atau terorisme. Pengecualian diterapkan pula kepada mereka yang dihukum karena percobaan pembunuhan pejabat pemerintah, pembajakan pesawat, aktivitas ekstremis dan penanganan ilegal bahan nuklir dan zat radioaktif.

Presiden Vladmir Putin mengatakan pada hari Jumat bahwa Kremlin telah memobilisasi tambahan 18.000 tentara dari target 300.000 untuk berperang di Ukraina. Awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa semua kegiatan mobilisasi parsial, termasuk pengiriman panggilan, telah ditangguhkan. Para pejabat mengatakan target merekrut 300.000 orang telah terpenuhi.

Namun, perintah mobilisasi parsial Putin hanya akan berakhir ketika ia menandatangani dekrit resmi. Sampai saat itu, Putin masih berhak merekrut lebih banyak orang untuk wajib militer di masa depan.

Advertising
Advertising

Kepala pasukan Wagner yang terkenal, Yevgeny Prigozhin, telah memanggil tahanan dari penjara Rusia untuk bergabung dengan kelompok tentara bayaran dalam perang Rusia Ukraina. Amandemen yang ditandatangani oleh Putin tidak terkait dengan dugaan perekrutan ini.

Sebaliknya hukum berlaku untuk tahanan yang dihukum bersyarat atau dibebaskan dari koloni. Orang-orang ini biasanya harus tetap berada di bawah pengawasan pihak berwenang selama 8-10 tahun sampai hukuman dibatalkan. Mereka tidak diperbolehkan meninggalkan tempat tinggalnya dan harus mematuhi berbagai pantangan.

Simak: Putin Singgung Soal Nuklir Hiroshima Saat Bicara dengan Macron, Bikin Takut

CNN

Berita terkait

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

22 jam lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

2 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

2 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

2 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

2 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

3 hari lalu

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

3 hari lalu

Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya