Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina Dilanjutkan setelah Ditangguhkan Rusia

Reporter

magang_merdeka

Editor

Sapto Yunus

Kamis, 3 November 2022 17:00 WIB

Kapal kargo Razoni berbendera Sierra Leone yang membawa gandum Ukraina, terlihat di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, 3 Agustus 2022. Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul dengan Turki dan PBB pada 22 Juli 2022 untuk membuka jalan bagi Ukraina untuk mengekspor sekitar 22 juta ton biji-bijian dan produk pertanian lainnya. REUTERS/Umit Bektas

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia kembali bergabung pada kesepakatan yang mengizinkan ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam pada Rabu, 2 November 2022, setelah para pemimpin dunia mengatakan keputusan itu akan memperburuk kelaparan global.

Baca: Pemeran Dae Jang Geum Biayai Pemulangan Jenazah Korban Itaewon ke Rusia

Rusia, yang telah menginvasi Ukraina pada 24 Februari, mengumumkan berbalik arah setelah Turki dan PBB membantu agar gandum Ukraina tetap mengalir selama beberapa hari tanpa peran Rusia dalam inspeksi.

Kementerian Pertahanan Rusia membenarkan dan menerima jaminan dari Ukraina bahwa mereka tidak akan menggunakan koridor biji-bijian Laut Hitam untuk operasi militer melawan Rusia.

"Federasi Rusia menganggap bahwa jaminan yang diterima saat ini tampaknya cukup, dan melanjutkan implementasi perjanjian," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Advertising
Advertising

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan penting untuk melawan agresi gila Rusia yang mengganggu stabilitas perdagangan internasional.

"Setelah delapan bulan operasi khusus Rusia, Kremlin menuntut jaminan keamanan dari Ukraina," kata Zelensky dalam video pidato malamnya.

“Ini benar-benar pernyataan yang luar biasa. Ini menunjukkan betapa gagalnya agresi Rusia dan betapa kuatnya kita semua ketika kita mempertahankan persatuan kita.”

Kesepakatan biji-bijian, yang awalnya dicapai tiga bulan lalu, telah membantu meringankan krisis pangan global dengan mencabut blokade de facto Rusia di Ukraina, salah satu pemasok biji-bijian terbesar dunia.

Setelah Rusia mengumumkan penangguhan, harga gandum, kedelai, jagung, dan lobak turun tajam di pasar global. Hal inilah yang menyebabkan kekhawatiran terhadap krisis pangan yang memburuk dan kenaikan harga.

Andrey Sizov, kepala konsultan pertanian Sovecon yang berfokus pada Rusia, mengatakan keputusan Moskow merupakan perubahan haluan yang tidak terduga.

Meskipun begitu, kesepakatan itu tetap goyah mengingat ketidakpastian tentang apakah itu akan diperpanjang melewati tanggal 19 November 2022.

Seorang diplomat Eropa mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan akan menggunakan ini untuk mendapatkan pengaruh dan mendominasi KTT G20 pada 13-16 November di Indonesia.

Zelensky memuji Turki dan PBB karena memungkinkan kapal-kapal terus bergerak keluar dari pelabuhan Ukraina dengan kargo setelah Rusia menangguhkan partisipasi pada Sabtu lalu.

Sementara itu, Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Zelensky berencana mengirimkan gandum ke negara-negara Afrika.

Sebelumnya, Putin juga mengusulkan untuk mengirimkan biji-bijian ke negara-negara yang sangat membutuhkan terlebih dahulu seperti Djibouti, Somalia, dan Sudan.

Kesepakatan biji-bijian pada 22 Juli lalu bertujuan mencegah kelaparan di negara-negara miskin dengan mengirimkan lebih banyak gandum, minyak bunga matahari, dan pupuk ke pasar dunia.

Rusia menangguhkan keterlibatannya karena tidak dapat menjamin keselamatan kapal-kapal sipil yang melintasi Laut Hitam setelah serangan terhadap armadanya.

Namun Ukraina dan negara-negara Barat menyebut itu sebagai dalih palsu untuk pemerasan dan menggunakan ancaman tersebut untuk pasokan makanan global.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional pada Rabu, 2 November 2022, mengatakan akan terus memantau dengan hati-hati perkembangan kesepakatan itu setelah Moskow melanjutkan partisipasinya.

Seorang juru bicara IMF mengatakan kesepakatan yang mengizinkan ekspor biji-bijian melalui koridor Laut Hitam telah berperan penting dalam mengurangi dampak perang Rusia di pasar pangan global dan harus dipertahankan.

Baca: Korban Tewas akibat Badai Nalgae di Filipina Menjadi 150 Orang

REUTERS | NESA AQILA

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

10 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

23 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

1 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya