Dukungan dari China, Rusia, dan India Membuat Junta Militer Myanmar Bertahan

Reporter

magang_merdeka

Editor

Sapto Yunus

Kamis, 3 November 2022 16:00 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Perdana Menteri Myanmar Min Aung Hlaing saat pertemuan di sela-sela Forum Ekonomi Timur (EEF) 2022 di Vladivostok, Rusia 7 September 2022. Sputnik/Valeriy Sharifulin/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para anggota parlemen mengatakan dukungan dari China, Rusia, dan India membuat junta Myanmar bertahan dalam melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Mereka menganggap ASEAN gagal menekan Myanmar dalam rencana perdamaian yang mereka usulkan.

Baca: Mantan Politikus Myanmar Dihukum 173 Tahun Penjara

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu, 2 November 2022, para anggota parlemen internasional mengatakan dukungan yang teguh dan tidak kritis ini, terutama dari Beijing dan Moskow, untuk militer Myanmar datang di tengah kurangnya kemajuan dalam rencana perdamaian yang diusulkan oleh negara-negara tetangga di ASEAN.

Menurut mereka, sudah saatnya untuk mengambil langkah-langkah yang lebih kuat dan meninggalkan rencana ASEAN untuk menopang dukungan bagi oposisi demokratis Myanmar.

Mereka mengatakan negara-negara yang mendukung demokrasi harus segera mengakui Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) Myanmar sebagai otoritas yang sah di negara tersebut dan menyediakan dana untuk NUG dan kelompok etnis bersenjata yang telah bersekutu dengannya.

Advertising
Advertising

Karena militer belum mampu mengkonsolidasikan kekuatannya 19 bulan setelah kudeta, tindakan seperti itu harus segera diambil.

Perlawanan yang dilakukan NUG dan kelompok etnis bersenjata terhadap militer hampir memicu runtuhnya ekonomi dan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat kekerasan yang terus berlanjut.

Sekitar 1,2 juta orang kini mengungsi di negara itu, sementara pasukan keamanan dilaporkan telah memenjarakan sedikitnya 15 ribu orang karena kejahatan politik dan membunuh sedikitnya 2.371 pembangkang lainnya.

Sementara itu, Myanmar telah mendapat kecaman internasional setelah perebutan kekuasaan. Amerika Serikat dan Uni Eropa memberlakukan sanksi untuk mengisolasi militer Myanmar. Namun, menurut laporan, pemimpin junta militer Min Aung Hlaing terus mempertahankan kekuasaan dengan dukungan sekutu internasionalnya yakni China, Rusia, dan India.

“Dukungan dan legitimasi yang diberikan oleh pemerintah-pemerintah ini telah memungkinkan junta mempertahankan dirinya dan melakukan banyak pelanggaran, termasuk HAM, meskipun gagal mengonsolidasikan kudetanya,” kata laporan itu seperti dikutip Al Jazeera.

“Dukungan ini telah meningkat pada 2022, karena sekutu junta semakin melihat kepentingan mereka di Myanmar terkait dengan keberhasilan SAC,” katanya, merujuk pada Dewan Administrasi Negara militer.

China dan Rusia telah memblokir setiap tindakan substantif terhadap militer Myanmar di Dewan Keamanan PBB, sementara pasukan keamanan negara itu dilaporkan menggunakan senjata yang dipasok China dan Rusia untuk melakukan pelanggaran HAM.

China menjadi salah satu sekutu paling kuat militer Myanmar. Saksi mata mengatakan kepada penyelidikan parlemen bahwa dukungan Beijing telah merusak kemampuan ASEAN untuk mengatasi krisis yang terjadi di Myanmar

“Pada akhirnya, pemerintah China telah memutuskan akan lebih memilih untuk melanjutkan bisnis seperti biasa dengan SAC dan telah berusaha melindungi junta dari akuntabilitas internasional demi mempertahankan kepentingan ekonomi dan strategisnya di Myanmar,” kata laporan itu.

Tidak seperti China, Rusia telah menunjukkan dukungan kuat untuk SAC militer sejak awal. Bahkan Moskow mengirim perwakilan resmi ke perayaan militer Hari Angkatan Bersenjata yang diadakan di Naypyidaw pada 27 Maret ketika pasukan keamanan membunuh pengunjuk rasa.

Min Aung Hlaing juga telah disambut di Kremlin setidaknya tiga kali sejak kudeta. Dalam kunjungan terakhirnya pada September lalu, sang jenderal bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebagai imbalan atas dukungan ini, Myanmar telah memberikan dukungan vokal untuk invasi Rusia ke Ukraina.

Adapun kontribusi India pada junta militer Myanmar berupa pengakuan dan melakukan pendekatan bisnis untuk hubungan lintas batas.

Baca: Pasangan di Kanada Bagikan Permen Ganja ke Anak-anak Saat Halloween

ALJAZEERA | NESA AQILA

Berita terkait

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

2 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

5 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

12 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

13 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

19 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

22 jam lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

1 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

1 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya