Azerbaijan Menangkap Kelompok yang Diduga Mata-mata Iran
Reporter
Terjemahan
Editor
Sapto Yunus
Kamis, 3 November 2022 14:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Keamanan Azerbaijan (DTX) menyatakan telah menangkap 19 orang yang diduga dilatih dan didanai oleh Iran untuk memata-matai badan intelijen negara itu. Kelompok itu dikirim oleh Iran ke Suriah untuk pelatihan dan memiliki rencana bertindak melawan kepentingan nasional Azerbaijan.
Baca: Iran Membantah Akan Segera Menyerang Arab Saudi
Seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu, 2 November 2022, DTX menemukan buku-buku terlarang dan materi video yang menyebarkan ekstremisme agama dari anggota kelompok itu. Kedutaan Iran di Baku menolak berkomentar ketika dihubungi melalui telepon.
Pernyataan DTX itu muncul ketika protes antipemerintah terus mencengkeram Iran meskipun ada tindakan keras oleh pasukan keamanan Republik Islam itu.
Mayoritas penduduk Azerbaijan menganut Syiah seperti Iran. Hubungan kedua negara memburuk setelah perang 44 hari dengan negara tetangga Armenia dua tahun lalu.
Dipersenjatai dengan drone Israel dan Turki berteknologi tinggi, pasukan Azerbaijan merebut kembali kendali atas sebagian besar wilayahnya yang diduduki Armenia sejak awal 1990-an sebelum Rusia menengahi gencatan senjata pada November 2020.
Iran sering mengkritik hubungan Baku dengan Israel dan menuduh Azerbaijan menampung pasukan negara itu di dekat perbatasannya. Pekan lalu, Iran menyatakan telah menangkap 10 orang yang dituduh menjadi mata-matai Israel di provinsi barat laut yang berbatasan dengan Azerbaijan.
Garda Revolusi Iran bulan lalu melakukan latihan militer skala besar di daerah itu, memperingatkan setiap perubahan perbatasan internasional di wilayah tersebut. Teheran juga membuka konsulat di kota Kapan, ibu kota wilayah selatan Syunik, dekat perbatasan Iran.
Pada Selasa, 1 November 2022, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengunjungi Teheran untuk bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kedua negara sepakat mengembangkan koridor perdagangan baru, menggandakan perjanjian ekspor gas, dan memperpanjang kesepakatan pertukaran gas untuk listrik mereka.
Baca: Transkrip Panggilan Telepon Ungkap Horor Sebelum Tragedi Itaewon
AL ARABIYA | BERBAGAI SUMBER