Pejabat Korsel Ramai-ramai Minta Maaf atas Tragedi Itaewon, Walikota Seoul Menangis

Reporter

Tempo.co

Rabu, 2 November 2022 09:35 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pejabat Korea Selatan meminta maaf atas tragedi yang terjadi saat pesta Halloween di Itaewon, Seoul. Salah satunya adalah Komisaris Jenderal Polisi Korea Selatan Yoon Hee-keun.

Baca: Top 3 Dunia: Korban Halloween, Zelensky Ikut KTT G20, Rusia Rekrut Didikan AS

Pada Selasa, 1 November 2022, dia meminta maaf atas insiden di Itaewon yang menyebabkan 156 orang tewas dan 151 lainnya luka-luka. Yoon mengatakan bahwa tanggapan polisi terhadap bencana itu tidak memadai.

"Saya merasakan tanggung jawab yang berat, sebagai kepala salah satu kantor pemerintah terkait," kata Yoon dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Selasa, 1 November 2022.

Yoon mengatakan Badan Kepolisian Nasional sedang mencari tahu bagaimana petugas di lapangan menangani lonjakan massa. Selain itu fakta bahwa layanan darurat menerima sejumlah panggilan yang memperingatkan tentang keseriusan petugas saat situasi memburuk. Yoon mengatakan tanggapan polisi terhadap panggilan darurat itu tidak cukup.

"Saya akan melakukan yang terbaik untuk mencegah kejadian tragis seperti itu terjadi lagi di masa depan sambil sekali lagi merasakan tanggung jawab tak terbatas untuk keselamatan publik melalui kecelakaan ini," kata. Selama konferensi pers, Yoon membungkuk meminta maaf.

Advertising
Advertising

Pejabat lain, termasuk walikota Seoul dan menteri dalam negeri Korea Selatan, juga menyampaikan permintaan maaf kepada publik. Walikota Seoul Oh Se-hoon meneteskan air mata selama konferensi pers.

"Ketika saya mencoba menghibur seseorang dengan seorang anak perempuan yang dirawat di National Medical Center kemarin, mereka mengatakan bahwa anak perempuan mereka akan selamat, dan mereka percaya begitu," kata walikota seperti dikutip oleh Associated Press. "Saya mendengar dia meninggal pagi ini. Saya minta maaf karena permintaan maaf saya datang terlambat."

Pada pertemuan Majelis Nasional, Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min mengatakan, "Sangat menyedihkan bagi saya sebagai seorang ayah yang memiliki putra dan putri. Sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata betapa tidak nyatanya situasi ini, dan sulit untuk menerima situasi ini," ujarnya dilansir oleh BBC News.

Polisi telah meluncurkan gugus tugas 475 orang untuk menentukan penyebab bencana, menyisir video kamera keamanan dan mewawancarai saksi. Mereka mengatakan bahwa panggilan darurat pertama datang pada pukul 18:34 waktu setempat, beberapa jam sebelum penyerbuan maut dimulai, dan ada 10 panggilan lainnya selama beberapa jam berikutnya.

Dalam perayaan Halloween itu, hanya 137 petugas yang diterjunkan. Jumlah itu sangat sedikit dibandingkan massa yang datang yang diperkirakan mencapai 100.000 orang itu.

Mayoritas dari mereka yang tewas dalam tragedi itu berusia 20-an dan 30-an, dan 26 adalah warga negara asing, termasuk dua mahasiswa AS. Korban lainnya berasal dari Rusia, Iran, dan Jepang.

Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo mengatakan para korban warga negara asing harus menerima dukungan pemerintah yang sama seperti warga Korea Selatan. Han mengatakan pemerintah sedang menyelidiki dan mengakui bahwa perubahan harus dilakukan. Namun dia bersikeras bahwa Korea Selatan adalah negara yang sangat aman. Bencana itu adalah peristiwa yang sangat tidak biasa.

"Jika kami memiliki beberapa teknik manajemen kerumunan preemptive, mengantisipasi semua masalah yang bisa terjadi sebelumnya, itu mungkin sangat baik bagi kami," kata Han. "Tapi kali ini, saya membaca bahwa ada beberapa kekurangan dalam hal itu."

Analis mengatakan bencana itu bisa dihindari, bahkan dengan hanya sejumlah kecil petugas polisi. “Manajemen kerumunan yang baik dan aman bukan tentang rasio, tetapi tentang strategi kerumunan – untuk kapasitas, aliran, kepadatan kerumunan yang aman,” kata G Keith Still, profesor sains kerumunan di University of Suffolk.

Pakar Korea Selatan Lee Young-ju mengatakan bahwa jika polisi setempat tahu mereka kekurangan tenaga, maka bisa mencari bantuan dari pihak berwenang setempat atau bahkan penduduk dan pemilik toko saat perayaan Halloween di Itaewon. “Ini bukan hanya angka,” ujar Lee, seorang profesor dari Departemen Kebakaran dan Bencana di Universitas Seoul.

“Pertanyaannya adalah, bagaimana mereka mengatur dengan jumlah (polisi) yang terbatas dan tindakan apa yang mereka ambil untuk menebusnya.”

Simak: Terungkap, Ada 11 Telepon ke Panggilan Darurat sebelum Tragedi Itaewon

CBS NEWS | AL JAZEERA

Berita terkait

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

1 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Anggota Parlemen Korea Selatan Puji Jokowi: Sosok Revolusioner!

2 hari lalu

Anggota Parlemen Korea Selatan Puji Jokowi: Sosok Revolusioner!

Anggota Majelis Nasional Korea Selatan Kim Gi-Hyeon menilai Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) adalah sosok revolusioner

Baca Selengkapnya

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

2 hari lalu

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

Kejaksaan Korea Selatan menginterogasi pendeta yang diam-diam merekam dirinya menyerahkan tas tangan mewah merk Dior kepada Ibu Negara Kim Keon Hee

Baca Selengkapnya

Mengenal Iroha Member Termuda Girl Group ILLIT Asal Jepang

3 hari lalu

Mengenal Iroha Member Termuda Girl Group ILLIT Asal Jepang

Grup idol ILLIT sedang naik daun setelah merilis debut pertama mereka lewat lagu berjudul Magnetic. Membernya tak semua asal Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Reroll di Game Solo Leveling: Arise

5 hari lalu

Begini Cara Reroll di Game Solo Leveling: Arise

Pemain Solo Leveling: Arise mengambil peran Sung Jinwoo dan banyak pemburu lainnya, bertarung melawan makhluk-makhluk yang berkeliaran di kota.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kepala UPBU di Sulawesi Tenggara Dipecat Gara-gara Ajak Youtuber ke Hotel, Apindo Angkat Bicara soal Maraknya PHK di Awal 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Kepala UPBU di Sulawesi Tenggara Dipecat Gara-gara Ajak Youtuber ke Hotel, Apindo Angkat Bicara soal Maraknya PHK di Awal 2024

Kemenhub membebastugaskan Kepala UPBU di Sulawesi Tenggara, Asri Damuna, imbas video viral mendatangi Youtuber perempuan untuk diajak ke hotelnya.

Baca Selengkapnya

Menhub Pecat Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara di Sulawesi Tenggara, Buntut Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel

5 hari lalu

Menhub Pecat Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara di Sulawesi Tenggara, Buntut Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel

Kemenhub membebastugaskan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Sangua Nibandera Kolaka, Sulawesi Tenggara Asri Damuna imbas dia mendatangi YouTuber perempuan dan ajak ke hotel.

Baca Selengkapnya

Viral Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel, Kepala Kantor UPBU Sangia Nibandera Kolaka Dibebastugaskan

5 hari lalu

Viral Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel, Kepala Kantor UPBU Sangia Nibandera Kolaka Dibebastugaskan

Video yang memperlihatkan pria diduga Asri Damuna menggoda seorang Youtuber asal Korea Selatan itu viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok Kerja, Korea Selatan Izinkan Dokter Asing Berpraktik

6 hari lalu

Dokter Masih Mogok Kerja, Korea Selatan Izinkan Dokter Asing Berpraktik

Korea Selatan akan mengizinkan dokter asing bekerja di rumah sakit, untuk mengatasi pemogokan massal dokter

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Selatan Hajar Timnas Indonesia 12-0

6 hari lalu

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Selatan Hajar Timnas Indonesia 12-0

Timnas Indonesia Putri U-17 mengakui ketangguhan timnas putri Korea Selatan dengan skor 0-12 pada pertandingan kedua Grup A Piala Asia Putri U-17.

Baca Selengkapnya