Hacker Menyerang Platform Komunikasi Pertahanan Australia

Reporter

magang_merdeka

Senin, 31 Oktober 2022 20:27 WIB

Ilustrasi peretasan situs dan data. (Shutterstock)

TEMPO.CO, Jakarta - Hacker menargetkan platform komunikasi yang digunakan oleh personel militer dan staf pertahanan Australia dengan serangan ransomware. Hal ini diungkapkan oleh pihak berwenang pada Senin, 31 Oktober 2022.

Baca juga: Dua Peretas Cina Diduga Retas Perusahaan Teknologi Australia

Layanan ForceNet, salah satu penyedia eksternal yang dikontrak departemen pertahanan untuk menjalankan salah satu situs webnya, telah diserang. Namun, sejauh ini tidak ada data yang dicuri, kata Asisten Menteri Pertahanan Matt Thistlethwaite.

"Saya ingin menekankan bahwa ini bukan serangan atau pelanggaran pada sistem dan entitas teknologi pertahanan," kata Thistlethwaite kepada Radio ABC.

"Pada tahap ini, tidak ada bukti bahwa kumpulan data telah dilanggar, itu adalah data yang dipegang perusahaan ini atas nama pertahanan."

Advertising
Advertising

Meskipun begitu, beberapa informasi pribadi seperti tanggal lahir dan rincian pendaftaran personel militer diakui mungkin telah dicuri.

Menurut Thistlethwaite, pemerintah melihat ini sebagai insiden yang sangat serius dan semua personel pertahanan telah diberitahu. Mereka juga memberi saran untuk mempertimbangkan mengubah kata sandi mereka.

Seorang juru bicara departemen pertahanan mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan email bahwa departemen sedang memeriksa isi dari kumpulan data yang terkena dampak dan informasi pribadi apa yang dikandungnya.

Terdapat perangkat lunak tebusan yang bekerja dengan mengenkripsi data korban dan peretas biasanya akan menawarkan kunci kepada korban dengan imbalan pembayaran mata uang kripto yang dapat mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan dolar.

Beberapa perusahaan terbesar Australia, termasuk perusahaan telekomunikasi nomor dua Optus, yang dimiliki oleh Singapore Telecommunications Ltd, dan perusahaan asuransi kesehatan terbesar di negara itu, Medibank Private Ltd, telah diretas datanya baru-baru ini, kemungkinan mengungkap rincian jutaan pelanggan.

Pakar teknologi mengatakan Australia menjadi sasaran serangan cyber tepat ketika Negara Kanguru itu kekurangan keterampilan keamanan siber karena kekurangan tenaga kerja.

Baca juga: Hacker Bobol Data 10 Juta Pelanggan Telekomunikasi Australia

AL ARABIYA (NESA AQILA)

Berita terkait

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

2 jam lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

3 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

5 jam lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

5 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

7 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

19 jam lalu

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

Jaringan 3G berkembang sejak 2001 lalu, menjadi awal mula internet dapat diakses lewat telepon genggam.

Baca Selengkapnya

Dari Sektor Publik dan Jasa Keuangan, Target Hacker Disebut Bergeser ke 3 Jenis Perusahaan Ini

1 hari lalu

Dari Sektor Publik dan Jasa Keuangan, Target Hacker Disebut Bergeser ke 3 Jenis Perusahaan Ini

Lanskap ancaman siber masa kini sudah mulai berubah dan sektor publik tidak lagi jadi target utama hacker.

Baca Selengkapnya

Dampak Teknologi AI, Bisa Tahan dan Serang Pengguna Teknologi dalam Waktu Bersamaan

1 hari lalu

Dampak Teknologi AI, Bisa Tahan dan Serang Pengguna Teknologi dalam Waktu Bersamaan

Teknologi AI yang berkembang bisa membawa dampak negatif dan positif.

Baca Selengkapnya

Telin dan BW Digital Jalin Kolaborasi Percepat Konektivitas Indonesia dan Australia

2 hari lalu

Telin dan BW Digital Jalin Kolaborasi Percepat Konektivitas Indonesia dan Australia

Anak perusahaan Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) dan BW Digital, menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan dan pembangunan bersama Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Hawaiki Nui 1.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

2 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya