Israel dan Lebanon Capai Kesepakatan Perbatasan Maritim

Reporter

magang_merdeka

Jumat, 28 Oktober 2022 18:30 WIB

Perdana Menteri alternatif dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid berbicara selama konferensi pers di Dubai, Uni Emirat Arab, 30 Juni 2021. [REUTERS/Christopher Pike]

TEMPO.CO, Jakarta - Lebanon dan Israel mencapai kesepakatan demarkasi maritim (batas pemisah wilayah laut) yang dimediasi Amerika Serikat pada Kamis, 27 Oktober 2022. Dengan kesepakatan ini, maka eksplorasi energi lepas pantai yang menguntungkan bagi kedua negara tersebut yang saling bertetangga, bisa dibuka.

Para pemimpin dari ketiga negara itu memuji kesepakatan yang dicapai ini dan menganggapnya sebagai hal yang bersejarah, meskipun terobosan diplomatik tetap tipis.

Penandatanganan kesepakatan dilakukan secara terpisah, di mana Presiden Lebanon Michel Aoun menandatangani surat persetujuan kesepakatan di istananya di Baabda. Sedangkan Perdana Menteri Israel Yair Lapid menandatanganinya di Kota Yerusalem

Advertising
Advertising

"Kami telah mendengar tentang Kesepakatan Abraham. Hari ini ada era baru. Bisa jadi kesepakatan Amos Hochstein," kata Elias Bou Saab, Utusan Lebanon dan Wakil Ketua Parlemen Lebanon.

Sedangkan Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan kesepakatan itu adalah pencapaian luar biasa yang telah menghasilkan pengakuan de facto Lebanon atas Israel.

"Tidak setiap hari negara musuh mengakui Israel dalam perjanjian tertulis dan dalam pandangan masyarakat internasional," kata Lapid kepada Kabinetnya dalam pidato siaran.

Dalam wawancara pra-rekaman yang disiarkan pada Kamis, 27 Oktober 2022, Presiden Aoun mengatakan kesepakatan wilayah perbatasan laut ini diharapkan bisa mencegah terjadinya perang dengan Israel. Sedangkan status penuh untuk perbatasan di wilayah selatan akan diselesaikan melalui perundingan.

Meskipun begitu, Presiden Aoun bersikeraskesepakatan itu bukan kesepakatan damai dengan Israel, melainkan hanya secara teknis dan tidak akan memiliki dampak politik yang bertentangan dengan kebijakan luar negeri Lebanon.

Lebanon tidak mengakui kedaulatan Israel dan masih menganggap Israel berperang dengan tetangganya, dengan undang-undang yang melarang kontak dengan pejabat Israel.

Baca juga: Wabah Kolera Melanda Kamp Pengungsi Suriah di Lebanon

Dialog untuk pencapaian kesepakatan demarkasi maritim ini dilakukan saat delegasi masing-masing negara menuju ke pangkalan perdamaian PBB di Naqoura, yang terletak di sepanjang perbatasan darat Israel dan Lebanon yang diperebutkan.

Di sana, para delegasi memasuki tenda yang sama, masing-masing berdiri di sisi meja, dan menyerahkan salinan kesepakatan yang telah mereka tandatangani kepada pejabat Amerika Serikat dan koordinat baru mereka untuk perbatasan laut ke PBB.

“Saya berharap ini akan berfungsi sebagai langkah membangun kepercayaan yang mempromosikan lebih banyak keamanan dan stabilitas di kawasan serta membawa manfaat ekonomi bagi kedua negara,” kata Koordinator khusus PBB untuk Lebanon Joanna Wronecka.

Kesepakatan itu datang beberapa hari sebelum tonggak politik utama bagi Israel dan Lebanon. Masa jabatan Presiden Aoun akan berakhir pada 31 Oktober 2022 dan sumber-sumber politik mengatakan dia ingin menyegel kesepakatan itu sebagai pencapaian puncak dari enam tahun masa jabatannya. Di samping itu, Israel juga akan mengadakan pemilihan pada 1 November 2022 mendatang.

Hochstein mengatakan kesepakatan itu harus dipatuhi bahkan jika pejabat di kedua sisi berubah pikir.

"Jika salah satu pihak melanggar kesepakatan, kedua belah pihak kalah," katanya.

Kesepakatan itu menghilangkan satu sumber potensi konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran dan dapat membantu meringankan krisis ekonomi Lebanon. Penemuan energi lepas pantai, meskipun tidak berdampak besar, akan cukup membantu Lebanon dalam menyelesaikan masalah ekonominya.

Daerah lepas pantai di Mediterania timur dan Levant telah menghasilkan penemuan gas besar dalam satu dekade terakhir. Temuan ini memunculkan minat sejak invasi Rusia Februari ke Ukraina hingga berdampak pada terganggunya aliran pipa gas.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 27 Oktober 2022, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, energi di kawasan itu tidak boleh menjadi penyebab konflik, tetapi menjadi alat kerja sama, stabilitas, keamanan, dan kemakmuran.

REUTERS | NESA AQILA

Baca juga: Kuasa Hukum: Arif Rachman Arifin Hanya Berada di Tempat dan Waktu yang Salah

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

5 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

7 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

8 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

13 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

14 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

14 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

15 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

15 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

16 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

16 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya