Boris Johnson Siap Maju di Bursa PM Inggris, Partai Konservatif Terbelah

Reporter

Tempo.co

Minggu, 23 Oktober 2022 11:55 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat menyampaikan pernyataan terkait pengunduran dirinya di Downing Street, London, 7 Juli 2022. Johnson juga dilanda skandal lain dari anggota parlemen Partai Konservatif yang dituduh melakukan penyimpangan seksual. REUTERS/Peter Nicholls

TEMPO.CO, Jakarta - Boris Johnson mempertimbangkan upaya berani untuk memenangi masa jabatan kedua sebagai PM Inggris, hanya beberapa minggu setelah dia dipaksa mundur pada Juli lalu.

Namun, prospek kembalinya arsitek Brexit ke pemerintahan menyebabkan perpecahan dalam tubuh partai berkuasa Inggris, Konservatif.

Baca juga: Boris Johnson Beri Sinyal Kuat Maju di Bursa PM Inggris

Pada Sabtu, Johnson mempersingkat liburannya di Karibia dan kembali ke Inggris, beberapa hari setelah Perdana Menteri Inggris Liz Truss mengundurkan diri. Kendati demikian, ia belum berkomentar secara terbuka untuk berebut posisi sebagai PM Inggris.

Sambutan negatif langsung diterima Johnson, 58 tahun, setelah ia diejek oleh beberapa penumpang di dalam pesawat menuju Inggris.

Advertising
Advertising

Hal ini dilaporkan seorang reporter Sky News yang turut dalam penerbangan yang tiba di London pada Sabtu pagi. Mengenakan jaket gelap dan ransel, Johnson melambai kepada fotografer di Bandara Gatwick sebelum berjalan pergi.

Dia telah menerima dukungan dari lusinan anggota parlemen Konservatif, tetapi perlu mengamankan 100 dukungan untuk dapat dipertimbangkan.

Bagi sejumlah anggota parlemen Konservatif, Johnson adalah pemenang suara yang mampu menarik perhatian seluruh negeri, tidak hanya dengan jiwa selebritasnya. tetapi juga dengan optimismenya.

Namun, bagi banyak orang, dia adalah sosok yang tidak menyenangkan. Kemampuannya untuk bisa meyakinkan puluhan anggota parlemen yang sebelumnya meninggalkannya, dipertanyakan.

Johnson meninggalkan Downing Street No.10 diselimuti skandal. Dia saat ini sedang diselidiki oleh Komite Keistimewaan parlemen untuk menentukan apakah dia berbohong kepada House of Commons atas partai-partai yang melanggar pembatasan COVID-19.

“Tidak benar mengambil risiko mengulangi kekacauan [dan] kebingungan tahun lalu,” kata David Frost, mantan menteri setia yang ditunjuk untuk House of Lords oleh Johnson.

“Kita harus maju”, ia mendesak para legislator, seraya menambahkan bahwa mereka “harus mendukung pemimpin yang cakap yang dapat menyampaikan program Konservatif” yang dia identifikasi sebagai mantan menteri keuangan Sunak.

Dominic Raab - wakil perdana menteri Johnson – mengungkapkan hal senada. Kepada Sky News, Raab mengatakan bahwa penyelidikan parlemen yang akan segera terjadi terhadap skandal "Partygate" bisa terbukti terlalu mengganggu.

“Pekerjaan setiap anggota kabinet, apalagi PM Inggris, adalah berkonsentrasi tanpa henti dan konsisten dengan fokus pada orang-orang Inggris – dari ekonomi hingga NHS, sekolah, kejahatan, imigrasi,” kata Raab. "Sulit untuk melihat bagaimana Anda bisa melakukan itu, jika pada saat yang sama Anda memberikan bukti, memberikan kesaksian, Kami akan tertangkap kembali di hari pertama opera sabun politik Partygate."

Meski begitu, sejumlah tokoh senior Partai Konservatif masih mendukung Johnson, termasuk mantan menteri dalam negeri Priti Patel.

Sementara itu, memposting foto Johnson di Facebook-nya, anggota parlemen Konservatif Lee Anderson mengungkapkan bahwa dia mendukungnya setelah "obrolan panjang tentang segala sesuatu di masa lalu dan sekarang".

“Inbox saya penuh dengan BBB,” katanya, merujuk pada akronim dan tagar “Bawa Kembali Boris” yang digunakan oleh para pendukungnya.

Meskipun Johnson tetap populer di kalangan anggota partai yang dapat memutuskan kontes, jajak pendapat menunjukkan bahwa dia secara luas tidak disukai oleh para pemilih, dengan survei YouGov menemukan 52 persen menentang kembalinya dia.

Jajak pendapat lain juga menunjukkan tiga dari lima pemilih sekarang menginginkan pemilihan umum daripada pemilihan PM Inggris dari partai Konservatif. Hal ini sejalan dengan tuntutan dari partai-partai oposisi, ketika warga Inggris berjuang dengan krisis biaya hidup yang memburuk.

Baca juga: Boris Johnson dan Rishi Sunak Bertemu Jelang Pemilihan PM Inggris, Ada Apa?

AL JAZEERA

Berita terkait

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

6 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

5 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

8 hari lalu

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

Pekan ini menjadi hari sibuk Jokowi menemui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair. Apa hasil pertemuan bahas IKN itu

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

9 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

10 hari lalu

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City

Baca Selengkapnya

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

11 hari lalu

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.

Baca Selengkapnya