Pakistan Murka Disebut Biden Negara Paling Berbahaya di Dunia

Reporter

Tempo.co

Minggu, 16 Oktober 2022 11:43 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri luar negeri Pakistan mengatakan telah memanggil duta besar AS pada Sabtu, 15 Oktober 2022, setelah Presiden Joe Biden mempertanyakan keamanan program nuklir Pakistan. Dalam pidatonya pada Kamis pekan lalu, Biden mengatakan Pakistan mungkin salah satu negara paling berbahaya di dunia karena memiliki senjata nuklir tanpa kohesi apapun.

Baca juga: Banjir Pakistan Picu Wabah, Rumah Sakit Kewalahan

Menteri Luar Negeri Bilawal Bhutto-Zardari mengaku terkejut dengan komentar Biden itu. "Sejauh menyangkut pertanyaan tentang keselamatan dan keamanan aset nuklir Pakistan, kami memenuhi semua standar internasional sesuai dengan IAEA," katanya pada konferensi pers, Sabtu, 15 Oktober 2022. Transkrip pidato Biden diterbitkan oleh Gedung Putih di situs webnya.

Bhutto-Zardari mengatakan dia tidak berpikir keputusan untuk memanggil duta besar AS akan berdampak negatif terhadap hubungan dengan Amerika Serikat. Dia juga mengatakan para pejabat dapat mengatasi kekhawatiran apa pun yang dimiliki Washington mengenai program nuklir.

Hubungan antara Islamabad dan Washington, yang pernah menjadi sekutu dekat, mulai menghangat setelah beberapa tahun membeku. Sebagian besar ketegangan karena Pakistan diduga mendukung Taliban di Afghanistan. Pakistan menyangkal dukungan ini.

Biden, 79 tahun, membuat komentar pada Komite Kampanye Kongres Demokrat Kamis pekan lalu. Dia juga menyinggung perang di Ukraina, Cina dan masalah domestik lokal.

Advertising
Advertising

Berbicara dalam konteks China dan hubungannya dengan Presiden Xi Jinping, Biden berkata, “Ini adalah pria (Xi Jinping) yang mengerti apa yang diinginkan tetapi memiliki banyak sekali masalah. Bagaimana kita menangani hal itu sehubungan dengan apa yang terjadi di Rusia? Dan apa yang saya pikir mungkin salah satu negara paling berbahaya di dunia: Pakistan. Senjata nuklir tanpa kohesi apa pun,” ujar Biden.

Pernyataan Biden itu juga dikecam oleh sejumlah tokoh Pakistan. Mantan Perdana Menteri Imran Khan mengutuk pernyataan Biden, dengan mengatakan kesimpulan itu tidak beralasan. "Setelah menjadi perdana menteri, saya tahu kita memiliki salah satu sistem komando dan kontrol nuklir yang paling aman," ujar Imran Khan melalui akun Twitter pada Sabtu, 15 Oktober 2022.

“Tidak seperti AS yang terlibat dalam perang, di seluruh dunia, kapan Pakistan menunjukkan agresi, terutama pasca-nuklirisasi?”

Khan mengatakan pernyataan Biden menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri pemerintah Pakistan saat ini yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shahbaz Sharif, telah gagal total.

Baca: Kebakaran Bus Pakistan, 18 Pengungsi Banjir Tewas

REUTERS | CNA | AL JAZEERA

Berita terkait

Top 3 Dunia: Kapal Perang AS di Selat Taiwan, Alasan Amerika Hentikan Pengiriman Senjata ke Israel

36 menit lalu

Top 3 Dunia: Kapal Perang AS di Selat Taiwan, Alasan Amerika Hentikan Pengiriman Senjata ke Israel

Top 3 dunia adalah kapal perang AS melintasi Selat Taiwan, pengiriman bom JDAM ditangguhkan hingga rumah kosong di Jepang menjamur.

Baca Selengkapnya

Ini 6 Negara Pemasok Senjata Utama Israel, Ada yang Sudah Menghentikan Ekspornya

7 jam lalu

Ini 6 Negara Pemasok Senjata Utama Israel, Ada yang Sudah Menghentikan Ekspornya

Sekutu paling kuat Israel, Amerika Serikat telah menghentikan pengiriman senjata ke negara Zionis, termasuk bom-bom berat penghancur bunker.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertahanan Lloyd Austin Benarkan Amerika Serikat Hentikan Sementara Pengiriman Senjata ke Israel

10 jam lalu

Menteri Pertahanan Lloyd Austin Benarkan Amerika Serikat Hentikan Sementara Pengiriman Senjata ke Israel

Lloyd Austin mengkonfirmasi dalam sidang Kongres kalau Amerika Serikat untuk pertama kalinya menangguhkan sementara pengiriman senjata ke Israel

Baca Selengkapnya

Biden Akui Bom dari AS Digunakan Israel untuk Serang Rafah, Ancam Setop Suplai Senjata

10 jam lalu

Biden Akui Bom dari AS Digunakan Israel untuk Serang Rafah, Ancam Setop Suplai Senjata

AS menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Joe Biden mengakui bom AS digunakan untuk menyerang rakyat Rafah.

Baca Selengkapnya

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

15 jam lalu

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

Kapal perang Amerika Serikat berlayar melintasi Selat Taiwan pada Rabu, 8 Mei 2024, atau kurang dari dua pekan sebelum presiden Taiwan yang baru

Baca Selengkapnya

USAID dan Kementerian Agama Bikin Acara Global Santri Fest

17 jam lalu

USAID dan Kementerian Agama Bikin Acara Global Santri Fest

USAID bekerja sama dengan Kementerian Agama RI mengadakan yang ditujukan memberikan informasi praktis bagi para santri soal beasiswa di Amerika Serika

Baca Selengkapnya

Ini Alasan AS Hentikan Pengiriman Bom ke Israel

18 jam lalu

Ini Alasan AS Hentikan Pengiriman Bom ke Israel

Amerika Serikat telah menangguhkan pengiriman senjata ke Israel, termasuk bom-bom berat yang digunakan oleh sekutu AS tersebut di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

19 jam lalu

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

Setelah puluhan kampus di Amerika, kini sivitas akademika Universitas Andalas (Unand) gelar aksi bela Palestina dengan tema Unand Student For Justice.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

20 jam lalu

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

Joe Biden untuk pertama kali mengutarakan ke publik akan menahan senjata untuk Tel Aviv jika tentara Israel melakukan invasi ke Rafah

Baca Selengkapnya

AS Tangguhkan Pengiriman JDAM ke Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahan Bom Ini?

20 jam lalu

AS Tangguhkan Pengiriman JDAM ke Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahan Bom Ini?

AS untuk pertama kalinya secara terbuka berjanji untuk menangguhkan pengiriman JDAM ke Israel sebagai tanggapan invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya