Kebakaran dan Bentrokan Terjadi di Penjara Tahanan Politik Iran
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Minggu, 16 Oktober 2022 10:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran terjadi pada Sabtu, 15 Oktober 2022, di penjara Evin Teheran, Iran. Penjara ini menampung banyak tahanan politik dan warga negara ganda Iran. Para saksi melaporkan mendengar suara tembakan.
Baca: Protes Kematian Mahsa Amini, Warga Iran Bakar Paspor di Chile
Kantor berita negara IRNA mengatakan delapan orang terluka dalam kerusuhan yang meletus setelah hampir sebulan protes di seluruh Iran atas kematian Mahsa Amini. Ia adalah seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun yang meninggal di tahanan Iran.
Pengadilan Iran menyatakan kerusuhan dipicu oleh sebuah bengkel penjara yang dibakar setelah perkelahian di antara sejumlah tahanan yang dihukum karena kejahatan keuangan dan pencurian. Pemadam kebakaran Teheran mengatakan kepada media pemerintah bahwa penyebab insiden itu sedang diselidiki.
Penjara Evin Teheran terletak di kaki bukit di tepi utara ibukota Iran. Penjara ini menampung narapidana kriminal serta tahanan politik. "Jalan menuju penjara Evin telah ditutup untuk lalu lintas. Ada banyak ambulans di sini," kata seorang saksi dilansir dari Reuters, Minggu, 16 Oktober 2022. "Tetap saja kami bisa mendengar suara tembakan."
Saksi lain mengatakan keluarga tahanan berkumpul di depan pintu masuk utama penjara. "Saya bisa melihat api dan asap. Banyak pasukan khusus," kata saksi.
Seorang pejabat keamanan mengatakan kerusuhan bisa diatasi segera. Namun menurut saksi mata, sirene ambulans masih terdengar dari asap masih membubung di atas penjara. "Orang-orang dari gedung-gedung terdekat meneriakkan Matilah Khamenei dari jendela," kata saksi itu.
Penjara Evin Teheran kebanyakan menahan narapidana yang menghadapi tuntutan keamanan, termasuk warga Iran dengan kewarganegaraan ganda. Kehadiran penjara ini telah lama dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi Barat dan dimasukkan dalam daftar hitam oleh pemerintah AS pada 2018 karena pelanggaran hak asasi manusia.
Siamak Namazi, seorang Iran-Amerika yang dipenjara selama hampir tujuh tahun atas tuduhan terkait spionase, kembali ke Evin pada Rabu setelah diberikan cuti singkat. Warga AS lainnya yang ditahan di Evin termasuk aktivis lingkungan Morad Tahbaz, yang juga berkebangsaan Inggris, dan pengusaha Emad Shargi.
Dia menambahkan bahwa beberapa warga negara ganda lainnya ditahan di Evin, termasuk akademisi Prancis-Iran Fariba Adelkhah dan Ahmadreza Djalali dari Iran-Swedia, seorang dokter kedokteran bencana.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan melalui akun Twitternya bahwa AS mengikuti laporan dari Penjara Evin. "Kami berhubungan dengan Swiss sebagai kekuatan pelindung kami. Iran bertanggung jawab penuh atas keselamatan warga negara kami yang ditahan secara salah dan harus segera dibebaskan. "
Human Rights Watch menuduh pihak berwenang di penjara menggunakan ancaman penyiksaan dan hukuman tanpa batas waktu. Para tahanan juga diinterogasi dalam jangka waktu panjang dan tak mendapatkan perawatan medis yang memadai.
"Tidak ada tahanan (politik) keamanan yang terlibat dalam bentrokan hari ini antara tahanan. Bangsal untuk tahanan keamanan terpisah dan jauh dari bangsal pencuri dan mereka yang dihukum karena kejahatan keuangan," kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada kantor berita Tasnim.
Kerusuhan di penjara Evin terjadi setelah hampir sebulan protes di seluruh Iran sejak Mahsa Amini meninggal pada 16 September. Ia ditahan karena pakaiannya dianggap tidak pantas.
Meskipun kerusuhan tidak akan menggulingkan sistem, protes telah meluas menjadi pemogokan massal. Toko-toko dan pusat bisnis tutup akibat demonstrasi.
Baca juga: Perempuan Iran Menuntut Perubahan Politik
REUTERS