Putin Tawarkan Pasokan Gas ke Uni Eropa Melalui Nord Stream 2

Reporter

Tempo.co

Kamis, 13 Oktober 2022 08:31 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow siap melanjutkan pasokan gas ke Uni Eropa melalui jalur pipa Nord Stream 2 menuju Jerman di bawah Laut Baltik. Namun tawaran itu segera ditolak mentah-mentah oleh Jerman.

Baca: Putin Terima Undangan Thailand untuk KTT APEC Bulan Depan

Berbicara di forum energi Moskow pada Rabu, 12 Oktober 2022, Putin mengatakan bahwa salah satu dari dua jalur pipa tetap bertekanan meskipun serangkaian putus bulan lalu. Akibat putusnya pipa Nord Stream 2, menyebabkan kebocoran besar di Denmark dan Swedia. Pipa Nord Stream 1 juga pecah oleh ledakan bawah laut yang kuat pada bulan September.

Para pejabat Barat mengaitkan bocornya pipa Nord Stream 1 dan 2 adalah karena sabotase. Belum ada tudingan langnsung, namun penyelidikan oleh Jerman, Denmark dan Swedia terus berlanjut.

Putin mengatakan bahwa jika pemeriksaan membuktikan tautan Nord Stream 2 aman untuk dioperasikan, Rusia siap menggunakan pipa untuk memompa gas ke Eropa dengan menambahkan kapasitasnya mencapai 27 miliar meter kubik (bcm) per tahun. Pipa Nord Stream 2 tidak pernah mengalirkan gas alam ke Eropa karena Jerman mencegah aliran tepat sebelum Rusia melancarkan aksi militer di Ukraina pada 24 Februari.

Putin juga mengulangi tuduhan sebelumnya bahwa Amerika Serikat kemungkinan berada di balik ledakan di jalur pipa Nord Stream. Namun Putin tak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya itu. Dia justru melontarkan gagasan untuk mengalirkan gas ke Eropa melalui Turki.

Advertising
Advertising

“Tindakan sabotase Nord Stream 1 dan 2 adalah tindakan terorisme internasional yang bertujuan merusak keamanan energi di seluruh benua dengan memblokir pasokan energi murah,” kata Putin. Dia menuduh bahwa AS ingin memaksa Eropa beralih ke impor gas alam cair yang lebih mahal.

Juru bicara pemerintah Jerman, Christiane Hoffman mengatakan, Rusia tak lagi menjadi pemasok energi yang bisa diandalkan ke Jerman. "Terlepas dari kemungkinan sabotase dari dua jaringan pipa, kami telah melihat bahwa Rusia tidak lagi pemasok energi yang dapat diandalkan, bahkan sebelum kerusakan pada Nord Stream 1, tidak ada lagi aliran gas," kata juru bicara pemerintah Christiane Hoffmann kepada wartawan di Berlin. “Jadi bagi kami, tidak ada alasan untuk percaya bahwa itu akan berubah,” katanya.

Ledakan di jalur pipa Nord Stream telah memperburuk krisis energi akut yang dihadapi oleh 27 negara anggota Uni Eropa menjelang musim dingin. Sebelum ledakan, Rusia telah memangkas pasokan di sepanjang Nord Stream 1.

Moskow menyalahkan masalah teknis terkait dengan sanksi Barat untuk menghentikan pasokan gas. Namun para pemimpin Eropa menuduh Putin sengaja memotong ekspor guna mengikis dukungan negara-negara Barat untuk Ukraina.

Eropa telah meyimpan gas hingga 90 persen untuk menghadapi musim dingin. Namun seretnya suplai gas menyebabkan harga melonjak dan mendongkrak laju inflasi.

Baca: Sergei Lavrov Diperkirakan Gantikan Putin di KTT G20

AL JAZEERA

Berita terkait

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

1 hari lalu

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

Personel Polres Bima Kota mengungkap kasus pengoplosan gas bersubsidi di Kelurahan Jatibaru Barat, Asakota, Bima, NTB

Baca Selengkapnya

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

1 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

3 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

3 hari lalu

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

Menhan Rusia yang baru, Andrei Belousov mengatakan tugas utama Rusia adalah menang di Ukraina dengan jumlah pasukan yang minimal.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

3 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

4 hari lalu

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

Perombakan mengejutkan dilakukan Presiden Putin, menggantikan Shoigu dengan ekonomi Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

4 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya