TEMPO.CO, Jenewa - Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Anak (CRC) menuduh Finlandia melanggar hak anak-anak Finlandia dengan membiarkan mereka dalam kondisi yang mengancam jiwanya di kamp-kamp pengungsi Suriah. Komite menerbitkan temuannya pada Rabu, 12 Oktober 2022, setelah mempertimbangkan kasus yang diajukan atas nama enam anak Finlandia yang ditahan di kamp al-Hol di wilayah timur laut Suriah. Orang tua mereka diduga berjuang untuk kelompok bersenjata ISIL (ISIS).

Baca: Australia Selamatkan 16 Wanita dan 42 Anak-anak dari Kamp ISIS di Suriah

Komite yang terdiri dari 18 pakar independen itu menyatakan penahanan berkepanjangan terhadap anak-anak dalam kondisi yang mengancam jiwanya sama saja dengan perlakuan atau hukuman tidak manusiawi dan merendahkan.

“Finlandia memiliki tanggung jawab dan kekuasaan untuk melindungi anak-anak di kamp-kamp Suriah dari risiko yang mengancam hidup mereka dengan memulangkan mereka ke Finlandia,” demikian pernyataan CRC.

Anggota CRC, Ann Skelton, mengatakan banyak laporan yang menyebutkan kondisi anak-anak di kamp tersebut tidak manusiawi, kekurangan kebutuhan dasar termasuk air, makanan dan perawatan kesehatan, serta menghadapi risiko kematian.

“Kami menyerukan Finlandia mengambil tindakan segera dan tegas untuk melindungi kehidupan anak-anak ini dan membawa mereka kembali ke keluarganya,” kata Skelton seperti dikutip dari laman Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), Rabu, 12 Oktober 20212.

Kasus ini dibawa ke Komite pada 2019. Setelah itu, tiga anak bisa meninggalkan kamp bersama ibunya dan akhirnya tiba kembali di Finlandia. “Tiga korban anak-anak lainnya, saat ini berusia antara lima dan enam tahun, masih ditahan di kamp-kamp tertutup di zona seperti perang,” ujar para pakar.

Petisi dari keluarga korban juga menyebutkan 33 anak Finlandia lainnya ditahan di kamp tanpa akses ke bantuan hukum. Komite, yang pendapat dan rekomendasinya tidak mengikat, mengatakan Finlandia tidak mempertimbangkan kepentingan terbaik anak-anak ketika menilai permintaan repatriasi kerabat mereka.

Komite menyatakan Finlandia harus mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengurangi risiko terhadap kehidupan, kelangsungan hidup, dan perkembangan anak-anak korban saat mereka tetap berada di timur laut Suriah.

Ini untuk kedua kalinya Komite memeriksa penahanan anak-anak di kamp pengungsi itu. Sebelumnya, mereka menginvestigasi tiga kasus yang diajukan terhadap Prancis.

Baca: Amerika Serikat Andalkan Dendam Korban untuk Hancurkan Sisa-Sisa ISIS

Al-Hol menampung sekitar 56 ribu orang dan merupakan yang terbesar di timur laut Suriah. Sebagian besar penghuni kamp yang dikendalikan Pasukan Demokratik Suriah itu adalah perempuan dan anak-anak dan sebagian besar adalah warga Suriah dan Irak. Namun diperkirakan 10 ribu di antaranya adalah istri dan anak-anak pejuang ISIL dari negara lain.

Pada 2021, PBB melaporkan sejumlah anak meninggal karena beragam penyebab, dari komplikasi akibat malnutrisi, diare, hingga pendarahan.

AL JAZEERA | OHCHR