50 Anggota NATO Berkumpul, Bantu Ukraina Tangkis Rudal Rusia
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Rabu, 12 Oktober 2022 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 50 negara akan berkumpul di sela-sela pertemuan NATO di Brussels Rabu, 13 Oktober 2022, untuk membahas pemberian dukungan bagi pertahanan udara Ukraina, dua hari setelah rudal Rusia menghajar sejumlah kota, termasuk ibukota Kyiv.
Pertemuan di Brussels adalah pertemuan besar NATO pertama sejak Moskow mencaplok beberapa wilayah Ukraina, mengumumkan mobilisasi dan mengeluarkan ancaman nuklir terselubung. Ekskalasi perang telah meningkat sejak Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari 2022.
Serangan pada jaringan pipa Nord Stream Rusia yang mengalir di bawah Laut Baltik telah berkontribusi untuk meningkatkan ketegangan, meskipun masih belum jelas siapa yang berada di belakang ledakan.
Pada hari Rabu, operator Pern Polandia mengatakan telah mendeteksi kebocoran dalam satu pipa dalam sistem Druzhba yang membawa minyak dari Rusia ke Eropa, meskipun dikatakan penyebabnya mungkin merupakan kecelakaan.
Kepala NATO Jens Stoltenberg berjanji untuk meningkatkan perlindungan infrastruktur kritis, dengan mengatakan NATO telah menggandakan kehadirannya di Laut Baltik dan Utara menjadi lebih dari 30 kapal yang didukung patroli pesawat dan bawah laut.
Berbicara menjelang pertemuan dua hari dari para menteri pertahanan aliansi, Stoltenberg mengatakan bahwa sementara aliansi tidak melihat ada perubahan dalam postur nuklir Rusia, namun NATO tetap menggelar latihan kesiapsiagaan nuklir tahunan minggu depan.
Dia merujuk pada latihan "Steadfast Noon", di mana Angkatan Udara NATO mempraktikkan penggunaan bom nuklir AS yang berbasis di Eropa dengan penerbangan pelatihan, tanpa senjata langsung.
Membatalkan latihan karena perang di Ukraina akan mengirimkan "sinyal yang sangat salah", kata Stoltenberg.
"Ini adalah latihan untuk memastikan bahwa pencegah nuklir kami tetap aman dan efektif," katanya, menambahkan kekuatan militer NATO adalah cara terbaik untuk mencegah peningkatan ketegangan.
Dua hari setelah serangan udara Rusia menewaskan 19 orang di Ukraina, melukai lebih dari 100 orang dan menghentikan pasokan listrik di seluruh negeri, Stoltenberg mendesak sekutu untuk menyediakan sistem pertahanan udara tambahan untuk Ukraina.
Sistem pertahanan udara canggih dirancang untuk melindungi seluruh kota dari serangan udara.
Stoltenberg menyebut serangan rudal Rusia sebagai tanda kelemahan dan akibat fakta bahwa Presiden Vladimir Putin kehabisan alternatif.
"Kenyataannya adalah bahwa mereka tidak dapat membuat kemajuan di medan perang. Rusia sebenarnya kalah di medan perang," kata Stoltenberg.
"Ukraina memiliki momentum dan terus membuat keuntungan yang signifikan, sementara Rusia semakin menggunakan serangan mengerikan dan tidak pandang bulu terhadap warga sipil dan infrastruktur kritis."
Pada hari Selasa, Ukraina menerima empat IRIS-T SLM Air Defense Systems yang dijanjikan Jerman, kata sumber kementerian pertahanan Jerman.
Seorang pejabat senior pertahanan AS, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan sistem IRIS-T Jerman adalah tanda lain dari komitmen memberikan bantuan pertahanan udara kepada Ukraina, setelah serangan rudal terbaru Putin di negara itu.
Sebelum Menteri Pertahanan NATO menggelar pertemuan Rabu, mereka akan bertemu dengan mitra dari Ukraina Contact Group, sebuah badan yang didirikan atas inisiatif Amerika Serikat untuk menjaga pasokan senjata ke Kyiv.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov akan mengambil bagian dalam kedua acara Brussels.
Reuters