OPEC Pastikan Tak Jadikan Energi Sebagai Senjata

Reporter

Tempo.co

Kamis, 6 Oktober 2022 17:00 WIB

Markas OPEC di Wina, Austria.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin OPEC pada Rabu, 5 Oktober 2022 kompak menolak sindiran kalau mereka menggunakan energi sebagai senjata. Tuduhan itu dilancarkan oleh Washington pada OPEC karena dianggap berpihak ke Rusia.

Kelompok OPEC+ mengumumkan akan memangkas kapasitas produksi mulai November 2022. Keputusan ini diambil menyusul pasar dunia yang sedang serba tidak pasti yang mengelilingi prospek ekonomi dan pasar minyak global.

“Apakah Anda menggunakan energi sebagai sebuah senjata ?,” kata Hadley Gamble, wartawan CNBC kepada Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, Rabu, 5 Oktober 2022, yang menurut Abdulaziz bin Salman itu adalah pertanyaan provokatif.

Advertising
Advertising

Sejumlah media berspekulasi kalau OPEC mungkin akan mengurangi outputnya sekitar 500 ribu sampai satu juta barrel minyak per hari. Namun OPEC mengumumkan pemangkasan mungkin bisa sampai dua juta barrel per hari atau setara dengan 2 persen permintaan global.

Pemangkasan itu adalah yang terbesar sejak 2020 atau ketika banyak negara memberlakukan lockdown sehingga menghancurkan harga minyak dunia.

“Sangat jelas kalau OPEC+ sedang bersekutu dengan Rusia menyusul terbitnya pengumuman ini,” kata Humas Gedung Putih Karine Jean-Pierre.

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Vivek Prakash

Baca juga: Sarankan Putin Pakai Nuklir, Pangkat Ramzan Kadyrov Naik Jadi Jenderal

Keputusan OPEC tersebut diambil saat Uni Eropa bersiap mengumumkan paket sanksi baru terhadap Moskow. Sanksi tersebut kemungkinan untuk mencoba memberlakukan patokan harga pada minyak asal Rusia melalui aturan pengiriman minyak yang diperketat. Patokan harga tersebut, didukung oleh Amerika Serikat dan G7.

Sekjen OPEC Haitham al-Ghais mengatakan pihaknya membuka pintu bagi Uni Eropa untuk berdiskusi mengenai masalah energi. Al-Ghais berasal dari Kuwait.

“Kami tidak sedang membahayakan pasar energi. Kami malah sedang memberikan keamanan dan stabilitas pada pasar energi. Semua ada harganya, keamanan energi pun ada harganya juga,” kata al-Ghais.

Sumber: RT.com

Baca juga: OPEC+ Kurangi Produksi 2 Juta Barel Mulai November, Harga Minyak Menanjak ke Level Tertinggi

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

4 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

2 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan Energi Jelang WWF di Bali

3 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan Energi Jelang WWF di Bali

Pertamina siapkan ketersediaan pasokan energi jelang World Water Forum (WWF) ke-10, di Bali, 18 - 25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Strategi Pertamina Menjaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan

4 hari lalu

Strategi Pertamina Menjaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan

Direktur Utama Pertamina Persero, Nicke Widyawati, paparkan strategi ketahanan energi dan kelestarian lingkungan, saat menjadi panelis dalam sharing session CEO Forum Acara The 48th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition

Baca Selengkapnya