Ratu Kecantikan Myanmar Akhirnya Mendarat di Kanada, Berbulan-bulan Tinggal di Bandara Thailand

Reporter

Tempo.co

Kamis, 29 September 2022 10:56 WIB

Ratu kecantikan Myanmar Han Lay, yang telah berbicara menentang aturan militer di negaranya saat tiba di Charlottetown, Pulau Pangeran Edward, Kanada 28 September 2022. REUTERS/Philip Matusiewicz

TEMPO.CO, Jakarta - Ratu kecantikan dari Myanmar, Han Lay akhirnya mendarat di Toronto, Kanada setelah sempat terdampar di Thailand. Ia menggegerkan dunia karena berpidato di ajang kontes kecantikan tentang penindasan mematikan oleh tentara terhadap protes anti-junta.

Ratu Kecantikan Myanmar Han Lay menghabiskan waktu satu tahun terakhir di Thailand. Dia ditolak masuk kembali ke Thailand setelah bertolak sebentar ke Vietnam. Han Lay pun menghabiskan berhari-hari di bandara Bangkok. Melalui media sosial, dia memohon tidak dikirim kembali ke rumahnya di Myanmar.

"Sejak saya mendarat di sini, saya merasa aman dan kekhawatiran saya telah hilang," katanya kepada Reuters melalui telepon dari bandara internasional Toronto. Dia sedang menunggu penerbangan lanjutan ke Kanada timur. "Saya selalu mendukung demokrasi Myanmar, saya akan selalu mendukungnya semampu saya."

Wanita berusia 23 tahun, yang bernama asli Thaw Nandar Aung, mengatakan dia akan tinggal di Pulau Prince Edward, sebuah provinsi di lepas pantai Atlantik Kanada, dengan bantuan pemerintah. Namun dia tidak mengatakan berapa lama akan berada di sana atau apa yang dia akan lakukan.

Pejabat imigrasi Thailand menolak Han Lay masuk ke negara itu setelah kunjungan singkat ke Vietnam. Alasannya Han Lay menggunakan dokumen perjalanan yang tidak valid. Han Lay tiba di Toronto melalui Seoul, dengan penerbangan Korean Air.

Advertising
Advertising

Myanmar telah dilanda kekerasan sejak militer merebut kekuasaan awal tahun lalu. Bentrokan terjadi antara pasukan junta dan milisi yang bersekutu dengan pemerintah bayangan serta kelompok pro-demokrasi. Tindakan keras terjadi dengan menargetkan kelompok pro-demokrasi dan pemuda, aktivis, politisi, selebriti dan influencer media sosial.

Seorang Direktur Human Rights Watch mengatakan penguasa militer Myanmar mengontrol penggunaan paspor sebagai senjata melawan hak warga negara bepergian ke luar negeri. "Tindakan seperti itu harus dikutu. Pemerintah di seluruh dunia harus waspada terhadap junta yang menggunakan taktik serupa terhadap pembangkang luar negeri yang bepergian dengan paspor Myanmar," kata Phil Robertson dalam sebuah pernyataan.

Seorang juru bicara junta militer Myanmar tidak menanggapi panggilan untuk dimintai komentar. Juru bicara Kementerian Imigrasi Kanada juga menolak memberikan rincian tentang kasus Han Lay.

Baca: Sempat Terlunta-lunta di Thailand, Ratu Kecantikan Myanmar Dapat Suaka di Kanada

REUTERS

Berita terkait

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

4 jam lalu

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

Hakim Kanada menegaskan Universitas McGill tidak dapat membuktikan terjadi kekerasan dalam demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Profil Kota Edmonton Kanada Tempat Bermukim Cindy Fatikasari dan Tengku Firmansyah Sekarang

7 jam lalu

Profil Kota Edmonton Kanada Tempat Bermukim Cindy Fatikasari dan Tengku Firmansyah Sekarang

Pasangan Cindy Fatikasari dan Teuku Firmansyah mulai tinggal di Kota Edmonton di Kanada. Di sini tinggal pula YouTuber Nikmatul Rosidah.

Baca Selengkapnya

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

1 hari lalu

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis.

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

5 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

9 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

12 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

14 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

15 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

20 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

22 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya