Puluhan Ribu Orang Bermalam di Luar, Menunggu Pemakaman Ratu Elizabeth II

Reporter

Tempo.co

Senin, 19 September 2022 17:08 WIB

Petugas kepolisian berjaga pada hari pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth di London, Inggris, 19 September 2022. menikah dengan Pangeran Philip pada 1947 dan naik takhta Britania Raya dan Persemakmuran pada 6 Februari 1952 setelah kematian ayahnya, Raja George VI. REUTERS/Alkis Konstantinidis

Tempo.co, Jakarta--Puluhan ribu orang bermalam di ruang terbuka di London demi mendapatkan tempat terbaik untuk melihat prosesi pemakaman Ratu Elizabeth pada Senin 19 September 2022.

Beberapa dari mereka membawa tenda, kantong tidur, ranjang tiup dan termos teh, sedangkan yang lainnya duduk atau tidur di atas tanah dengan hanya memakai jaket.

Sepasang lansia tampak tertidur sambil saling menggenggam tangan untuk menahan dingin.

Melanie Odey, seorang guru berusia 60 tahun, berada di dekat penghalang yang dipasang di sepanjang Mall, jalan besar yang membentang di depan Istana Buckingham.

Dia telah bermalam di sana dalam tenda bersama dua anak perempuan dan cucunya setelah tiba pada Ahad sore pukul 04.30 waktu setempat (22.30 WIB).
"Ini kesempatan sekali seumur hidup menjadi bagian dari sejarah, untuk memberikan penghormatan Anda," kata Odey, yang melilitkan syal merah muda di kepalanya.

Advertising
Advertising

"Suasana di sini begitu unik. Saya harus datang. Ini pasti sangat berharga," katanya, menambahkan bahwa setidaknya itulah yang dia bisa lakukan untuk menghormati mendiang ratu.

"Dia selalu menjadi bagian besar dalam hidup saya. Dia selalu ada untuk membimbing kami. Dia begitu peduli dengan negara ini."

Odey mengatakan orang-orang dalam antrean bersikap ramah. Mereka saling berbagi cerita sampai sekitar pukul 23.00 ketika beberapa orang berusaha untuk tidur.

Orang-orang terus mendatangi lokasi itu sepanjang malam dengan menumpang taksi atau kereta tambahan yang dioperasikan untuk membantu masyarakat.

Ketika orang-orang berjalan melintasi rute prosesi pemakaman, beberapa di antaranya berpakaian hitam dan tampak muram. Sebagian lainnya terlihat lebih ceria.

Tiga wanita dengan kostum bendera Inggris Union Jack menyanyikan lagu kebangsaan "God Save the Queen".

Di jalan-jalan, berbagai kelompok masyarakat berbaur jadi satu, tua dan muda. Beberapa orang datang dengan memakai kursi roda, lainnya dalam kereta dorong.

Mereka datang dari seluruh Inggris, juga dunia. Seorang perempuan dengan rambut dicat hijau dan tindik wajah berdiri di samping seorang pria yang mengenakan jas pagi ketika mereka menunggu prosesi dimulai.

Duka Bersama

Anna Kathryn menumpang kereta pada jam 03.00 pagi dari Richmond, barat daya London, dengan harapan bisa melihat prosesi pemakaman.
Seperti sebagian besar orang di sana, dia belum pernah bertemu atau melihat Ratu Elizabeth. Namun, dia mengatakan keluarganya merasa punya ikatan personal dengan sang ratu.

"Rasanya seperti ada kerabat yang meninggal, kami tidak bisa melewatkan ini," katanya. "Dia adalah titik terang bagi hidup setiap orang dan rasanya sinar itu sekarang menghilang."

Orang-orang yang bepergian ke London berbicara tentang motivasi mereka untuk berada di sana. Ada yang ingin mengambil bagian dalam sejarah, ada yang mau mengungkapkan kebanggaan nasional, ada pula yang ingin menghormati seorang wanita yang telah memimpin Inggris melewati banyak perubahan selama berpuluh-puluh tahun.

Beberapa di antaranya mengaku terkejut saat mengetahui mereka berbagi duka dengan orang-orang yang tidak mereka kenal.

Alistair Campbell Binnings (64) mengatakan dia meninggalkan rumahnya di Norfolk pada tengah malam dan pergi menuju London. "Ini cuma sekali. Kami berada di sini hanya untuk sang ratu. Kami cuma merasa kami harus ada di sini."

Ketika dia bersiap menyaksikan prosesi pemakaman penuh tradisi itu, dia mengatakan ada sesuatu yang khas Inggris tentang upacara itu.
"Hanya Inggris yang melakukan hal semacam ini secara besar-besaran," katanya. "Saya biasanya tidak datang ke acara-acara kerajaan, tetapi kami sedang menyaksikan sejarah. Hari ini, inilah tempatnya."

Katie Williams, seorang perawat 43 tahun, sampai di London pada Minggu dan pergi menuju rute prosesi pada tengah malam. Sambil memegang buket bunga dengan satu tangannya, dia menyebut Ratu Elizabeth II sebagai "nenek bangsa"."Dia semacam magnet yang menarik orang-orang dari seluruh dunia. Kami semua mencintainya, kami semua menghormatinya."

Baca juga: Perdana Menteri Inggris Tiba di Westminster Abbey untuk Pemakaman Ratu Elizabeth II

Reuters

Berita terkait

Mama Lauren Meninggal 14 Tahun Lalu, Ini Akhir Kisah Perjalanannya dan Ramalan Kiamat Kecil

1 hari lalu

Mama Lauren Meninggal 14 Tahun Lalu, Ini Akhir Kisah Perjalanannya dan Ramalan Kiamat Kecil

Sebelum meninggal 14 tahun lalu, pada 17 Mei 2010, Mama Lauren sempat memberikan ramalan terakhirnya. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

21 hari lalu

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca

Baca Selengkapnya

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

21 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

Keluarga sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin tampak begitu terpukul atas berpulangnya sang penyair pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Ribuan Jemaah Antar Pemakaman Habib Hasan bin Jafar Assegaf di Depok

14 Maret 2024

Ribuan Jemaah Antar Pemakaman Habib Hasan bin Jafar Assegaf di Depok

Ribuan orang takziah dan mengantarkan pemakaman Habib Hasan bin Jafar Assegaf di Masjid Majelis Nurul Musthofa Center di Depok, Kamis, 14 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Ribuan Orang Hadiri Pemakaman Navalny Meski Diperingatkan Kremlin

1 Maret 2024

Ribuan Orang Hadiri Pemakaman Navalny Meski Diperingatkan Kremlin

Lebih dari 1.000 orang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal kepada politisi oposisi Rusia Alexei Navalny

Baca Selengkapnya

Belum 18 Bulan Berkuasa, Raja Charles Didiagnosis Kanker

6 Februari 2024

Belum 18 Bulan Berkuasa, Raja Charles Didiagnosis Kanker

Setelah penantian lebih dari tujuh dekade untuk menjadi penguasa, Raja Charles didiagnosis kanker kurang dari 18 bulan sejak naik takhta.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Hancurkan Kuburan di Gaza, CNN: Tidak Ada Bukti Terowongan Hamas

31 Januari 2024

Militer Israel Hancurkan Kuburan di Gaza, CNN: Tidak Ada Bukti Terowongan Hamas

CNN menemukan tidak ada bukti terowongan Hamas di Pemakaman Bani Suheila dekat Khan Younis di Gaza, 1 dari 16 situs pemakaman yang dihancurkan Israel

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Hancurkan 16 Area Pemakaman Warga Palestina di Gaza

21 Januari 2024

Tentara Israel Hancurkan 16 Area Pemakaman Warga Palestina di Gaza

Sebuah investigasi menemukan tentara Israel telah menghancurkan setidaknya 16 pemakaman warga Palestina di Gaza.

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Tersangka Serangan Bom Maut di Kerman

5 Januari 2024

Iran Tangkap Tersangka Serangan Bom Maut di Kerman

Mendagri Iran mengatakan sejumlah tersangka serangan bom mematikan saat peringatan kematian Jenderal Qassem Soleiman telah ditangkap.

Baca Selengkapnya

Pemprov Papua Ajak Warga Ikuti Prosesi Pemakaman Lukas Enembe

28 Desember 2023

Pemprov Papua Ajak Warga Ikuti Prosesi Pemakaman Lukas Enembe

Bagi yang tidak sempat hadir dalam prosesi pemakaman Lukas Enembe, kata dia, bisa mengikuti acara seremonial via link youtube Kominfo Papua.

Baca Selengkapnya