Parlemen Polandia Minta Jerman Ganti Rugi Rp 19 Ribu Triliun atas Pendudukan Nazi

Reporter

Tempo.co

Kamis, 15 September 2022 16:00 WIB

Pengunjung wanita melihat foto-foto korban Holocaust di pusat peringatan Holocaust Yad Vashem, menjelang Hari Peringatan Holocaust mulai malam ini, di Hall of Names, di Yerusalem, 27 April 2022. REUTERS/Ronen Zvulun

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pemungutan suara majelis rendah Polandia pada Rabu, 14 September 2022, memutuskan akan menuntut uang ganti rugi USD 1,3 triliun (Rp 19.379 triliun) kepada Jerman atas kerusakan yang ditimbulkan selama pendudukan Nazi di negara itu. Itu adalah salah satu satu tuntutan yang kontroversi, di mana para ilmuwan menyebut ada sejumlah kekejaman yang diakui Warsaw sebenarnya dilakukan oleh orang Polandia.

Tuntutan ganti rugi ke Jerman tersebut diloloskan dengan 418 suara dukungan dan 4 suara penolakan. Partai berkuasa di Polandia, yakni Partai Hukum dan Keadilan (PiS) dan oposisi bersatu, berada dibalik tuntutan tersebut.

Pengunjung melihat foto-foto korban Holocaust di pusat peringatan Holocaust Yad Vashem, menjelang Hari Peringatan Holocaust mulai malam ini, di Hall of Names, di Yerusalem, 27 April 2022. REUTERS/Ronen Zvulun

Advertising
Advertising

PiS pernah menyerukan pada 2015 adanya uang ganti rugi dari Jerman dan pada 2019 diperkirakan biaya pendudukan Nazi telah menimbulkan kerugian USD 850 miliar (Rp 12.668 triliun). Sebuah laporan yang dibuat oleh PiS dan dipublikasi pada awal bulan ini, menaikkan tuntutan uang ganti rugi menjadi USD 1.32 triliun (Rp Rp 19.379 triliun).

Saat laporan itu dipublikasi, Ketua PiS Jaroslaw Kaczynsk mengatakan perkiraan uang ganti rugi itu adalah sebuah konservatif, yang Jerman sanggup membayarnya. Dia pun optimis Jerman akan membayarnya, yang menghasilkan rekonsiliasi Jerman-Polandia.

Menanggapi hal ini, Jerman berpendapat kalau Polandia lepas tangan terhadap sejumlah upaya perbaikan yang tertuang dalam sebuah kesepakatan pada 1953, yang ditanda-tangani Pemerintah Polandia kala itu dan otoritas di Jerman timur.

Pada 1990 sebuah pakta antara Jerman barat, Jerman timur, USSR, Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, disepakati. Namun Polandia membalas dengan menyebut kalau kesepakatan pada 1953 ditanda-tangani di bawah tekanan Uni Soviet dan tidak dilibatkan dalam sejumlah negosiasi pada 1990.

Jan Grabowski, professor keturunan Polandia dan ilmuwan bidang Holocaust dari Universitas Ottawa, mengatakan pada Times of Israel pada akhir pekan lalu sejumlah situs dilaporkan beberapa pemeluk Yahudi yang dibunuh oleh orang-orang Polandia sendiri. Menurutnya, menyalahkan kejadian ini hanya pada Jerman saja, sangat mengerikan.

“Ini murni sebuah dokumen politik tanpa nilai sejarah,” kata Grabowski.

Sumber: RT.com

Baca juga: Amber Heard Ditawari Main Film Dewasa dengan Bayaran Rp 133 Miliar

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

5 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

5 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Ketahui Hak-hak Konsumen Plus Perlindungan dan Kewajiban Konsumen

7 hari lalu

Ketahui Hak-hak Konsumen Plus Perlindungan dan Kewajiban Konsumen

Level pengetahuan kebanyakan konsumen Indonesia soal perlindungan dan hak-hak konsumen masih di level tiga, dari level tertinggi 5.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

8 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

11 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

11 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

12 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

12 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya