Sesal Perdana Menteri Liz Truss Pernah Kecam Sistem Monarki Inggris

Senin, 12 September 2022 14:45 WIB

Ratu Elizabeth menyambut Liz Truss selaku Perdana Menteri Inggris yang baru, di Kastil Balmoral, Skotlandia, Inggris 6 September 2022. Dalam pertemuan tersebut, Liz Truss diminta oleh ratu untuk membentuk pemerintahan Inggris. Jane Barlow/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kepergian Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022 meninggalkan kisah-kisah menarik untuk dikulik. Salah satunya berasal dari Liz Truss, Perdana Menteri (PM) Inggris yang baru dilantik pada 6 September 2022 lalu di Kastil Balmoral, Skotlandia. Dua hari sebelum kepergian sang Ratu, Liz Truss masih sempat bertemu Ratu Elizabeth II tepat pada hari pelantikannya sebagai PM Inggris.

Menariknya, Liz Truss merupakan salah satu orang yang vokal menyuarakan penolakan terhadap sistem monarki di Inggris saat remaja. Sebelum dilantik sebagai PM Inggris, tersebar potongan video viral yang menunjukkan sikap kritis yang dilakukannya. Dalam video tersebut Liz Truss berkata, “Kami tidak percaya orang dilahirkan untuk memerintah (we do not believe people are born to rule).”

Ucapan tersebut dilontarkan oleh Liz Truss pada 1947 saat konferensi Lib Dem 1994. Kala itu, Lizz Trus berusia 19 tahun memberikan pidato tentang monarki bahwa "Kami Demokrat Liberal percaya pada kesempatan untuk semua ("We Liberal Democrats believe in opportunity for all),” ujarnya.

Melansir nypost.com, beredarnya potongan video viral Liz Truss remaja yang kecam Kerajaan Inggris terjadi saat minggu ketika pemimpin baru Inggris itu melakukan audiensi pertamanya dengan Ratu Elizabeth II atau beberapa hari sebelum wafatnya Raja Kerajaan Inggris itu. Melansir metro.co.uk, Liz Truss mengaku menyesal terhadap komentar pedas yang dilakukannya untuk Kerajaan Inggris sewaktu remaja.

“Saya punya kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang saya buat, hal-hal yang saya lakukan (adalah) salah dan (saya akan) terus maju," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dikutip express.co.uk, Liz Trruss menempuh pendidikan di Universitas Oxford dan lulus pada 1996. Sebagai mahasiswa, dia aktif secara politik dan menjabat sebagai presiden Demokrat Liberal Universitas Oxford, New York Post melaporkan. Saat ini Liz Truss adalah pemimpin Partai Konservatif sekaligus Perdana Menteri Inggris. Kemenangannya dalam pemilihan PM Inggris mengalahkan Rishi Sunak, lawannya, dengan perolehan 57 persen suara.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Liz Truss Perdana Menteri Perempuan k3 di Inggris, Terakhir Bertemu Ratu Elizabeth II

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

8 hari lalu

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

Rishi Sunak menyerukan pada universitas di Inggris agar melindungi mahasiswa pemeluk yahudi dari pelecehan menyusul unjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

28 hari lalu

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

Pekan ini menjadi hari sibuk Jokowi menemui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair. Apa hasil pertemuan bahas IKN itu

Baca Selengkapnya

Oxfam: Penjualan Senjata ke Israel dapat Membuat Inggris Terlibat dalam Kejahatan Perang

35 hari lalu

Oxfam: Penjualan Senjata ke Israel dapat Membuat Inggris Terlibat dalam Kejahatan Perang

Badan amal Oxfam mengkritik keputusan pemerintah Inggris yang menolak menunda penjualan senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Surat Terbuka dengan 600 Tanda Tangan Ingatkan Rishi Sunak soal Perang Gaza

44 hari lalu

Surat Terbuka dengan 600 Tanda Tangan Ingatkan Rishi Sunak soal Perang Gaza

Surat terbuka dengan 600 tanda tangan dilayangkan ke Rishi Sunak untuk memprotes tindakan Inggris dalam perang Gaza

Baca Selengkapnya

PM Inggris Tolak Desakan untuk Menghentikan Penjualan Senjata ke Israel

44 hari lalu

PM Inggris Tolak Desakan untuk Menghentikan Penjualan Senjata ke Israel

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Rabu menolak seruan untuk segera menghentikan penjualan senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Skotlandia Hingga Mantan Hakim Agung Desak Inggris Berhenti Jual Senjata ke Israel

44 hari lalu

Pemimpin Skotlandia Hingga Mantan Hakim Agung Desak Inggris Berhenti Jual Senjata ke Israel

Tekanan politik terhadap PM Inggris untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel meningkat setelah tujuh pekerja World Central Kitchen tewas di Gaza

Baca Selengkapnya

Pengacara Pemerintah Inggris Sebut Israel Melanggar Hukum Internasional di Gaza

49 hari lalu

Pengacara Pemerintah Inggris Sebut Israel Melanggar Hukum Internasional di Gaza

Pemerintah Inggris telah menerima saran dari pengacaranya sendiri yang menyatakan bahwa Israel telah melanggar hukum kemanusiaan internasional di Gaza

Baca Selengkapnya

Awal Ramadan, Pemerintah Inggris Janjikan Uang Ekstra untuk Keamanan Umat Islam

11 Maret 2024

Awal Ramadan, Pemerintah Inggris Janjikan Uang Ekstra untuk Keamanan Umat Islam

Bertepatan dengan awal Ramadan, pemerintah Inggris menjanjikan dana ekstra untuk melindungi komunitas Muslim di tengah meningkatnya Islamofobia.

Baca Selengkapnya

Rishi Sunak Klarifikasi soal Tuduhan Partai Konservatif Inggris Islamofobia

27 Februari 2024

Rishi Sunak Klarifikasi soal Tuduhan Partai Konservatif Inggris Islamofobia

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak membantah tudingan bahwa Partai Konservatif diskriminatif terhadap umat Islam.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Wali Kota London, Kampus Norwegia Putus Hubungan dengan Israel

26 Februari 2024

Top 3 Dunia: Wali Kota London, Kampus Norwegia Putus Hubungan dengan Israel

Berita Top 3 Dunia pada Minggu 25 Februari 2024 diawali oleh kabar Partai Konservatif menskors salah satu anggotanya karena menuding Wali Kota London

Baca Selengkapnya