Ukraina Klaim Berjaya di Kharkiv, Putin: Rusia Tak Akan Kalah

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 8 September 2022 11:00 WIB

Seorang warga Kharkiv memegang piaraannya di luar bangunan tempat tinggalnya yang rusak akibat serangan militer Rusia, 6 September 2022. REUTERS/Sofiia Gatilova

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim pasukannya memberikan "kabar baik" dari wilayah Kharkiv di timur Kyiv, dengan mengatakan beberapa pemukiman telah direbut kembali dari pasukan Rusia.

Dalam pidato video Rabu malam, 7 September 2022, Zelensky mengatakan, "serangan yang sangat sukses di daerah-daerah di mana penjajah terkonsentrasi" dan berterima kasih kepada pasukan artileri Ukraina atas apa yang dia katakan sebagai serangan yang berhasil terhadap pasukan Rusia di selatan.

Pentagon mengatakan pasukan Ukraina membuat "kemajuan lambat tapi berarti" di medan perang dan lebih baik di selatan daripada Rusia.

“Ini hari-hari awal. Saya pikir Ukraina membuat kemajuan yang lambat tetapi berarti. Dan kita akan melihat bagaimana keadaan berjalan,” kata Wakil Menteri Pertahanan AS, Colin Kahl, dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Defense News.

"Tapi saya tentu berpikir segalanya berjalan lebih baik di pihak Ukraina sekarang di selatan daripada di pihak Rusia."

Namun Ukraina tetap waspada terhadap serangan balasan di timur sementara jenderal utamanya memperingatkan bahwa Rusia dapat beralih ke senjata nuklir dan negara-negara lain dapat terseret ke dalam "Perang Dunia Ketiga" yang berlarut-larut.

Advertising
Advertising

Putin: Rusia tak akan kalah

Presiden Vladimir Putin dalam pidato di forum ekonomi wilayah Timur Jauh, mengatakan Rusia tidak akan kalah perang di Ukraina, yang katanya sedang dilancarkan untuk memastikan keamanan Rusia dan untuk melindungi penutur bahasa Rusia di sana.

Ditanya tentang apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di forum di Vladivostok, Putin mengatakan, "Kami tidak kehilangan apa pun dan tidak akan kehilangan apa pun."

Putin pada kesempatan itu juga menyinggung pengiriman biji-bijian Ukraina yang ditengahi PBB melalui Laut Hitam, hanya untuk Eropa dan bukan untuk negara miskin yang membutuhkan seperti disepakati.

"Mungkin ada baiknya mempertimbangkan bagaimana membatasi ekspor biji-bijian dan makanan lain di sepanjang rute ini," katanya, seraya menambahkan bahwa Rusia akan terus mematuhi ketentuannya.

Pakta tersebut akan diperbarui pada akhir November.

Ukraina mengatakan persyaratan itu dipatuhi dengan ketat dan tidak ada alasan untuk negosiasi ulang.

"Hari ini pernyataan palsu lainnya dibuat di Rusia, bahwa entah bagaimana sebagian besar gandum Ukraina disebut diekspor ke negara-negara Eropa," kata Zelenskiy dalam pidatonya.

"Bagian penting adalah untuk negara-negara termiskin dan paling membutuhkan. Mungkin Rusia untuk memperhatikan hal ini," katanya.

Kelompok koordinasi yang berbasis di Istanbul yang memantau kesepakatan itu mengatakan 30% kargo telah dikirim ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

Reuters

Berita terkait

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

17 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

21 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

2 hari lalu

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

Menhan Rusia yang baru, Andrei Belousov mengatakan tugas utama Rusia adalah menang di Ukraina dengan jumlah pasukan yang minimal.

Baca Selengkapnya

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

3 hari lalu

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

Perombakan mengejutkan dilakukan Presiden Putin, menggantikan Shoigu dengan ekonomi Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

3 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya