Mahathir Mohamad: Bangsa Eropa Kecanduan Perang

Reporter

Tempo.co

Jumat, 2 September 2022 16:09 WIB

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat memberikan kuliah umum dalam Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022. Mahathir Mohamad memberikan kuliah umum dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem dengan forum yang bertema 'Politik Membangun Peradaban Hubungan ASEAN dan Tantangan ke Depan'. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyebut bangsa-bangsa di benua Eropa kecanduan perang sudah sejak lama.

Hal itu disampaikan perdana menteri dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Malaysia itu melalui akun Twitter-nya, Jumat, 2 September 2022.

"Saya tidak suka menggeneralisasi. Tapi untuk permasalahan ini tak ada pilihan selain melakukan generalisasi karena secara umum demikian kasusnya," kata Mahathir yang kini tengah dirawat di rumah sakit akibat tertular COVID-19.

Mahathir meyakini bangsa Eropa sangat ketagihan perang untuk membunuh orang. Bahkan kata dia, kecanduan perang itu sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

"Saya percaya bahwa bangsa-bangsa di Eropa sangat ketagihan perang untuk membunuh orang. Selama ribuan tahun tak ada tahun-tahun di mana tak ada perang di negara-negara Eropa," ujarnya.

Advertising
Advertising

Melalui utas di Twitter-nya, Mahathir sekali lagi menyebut bangsa Eropa merayakan pembunuhan.

"Mereka (bangsa Eropa) mengglorifikasi perang. Mereka merayakan pembunuhan. Mereka menjadikan pembunuh sebagai pahlawan, mendirikan patung dan membuat seremoni peringatan," kata Mahathir.

Politikus gaek berusia 97 tahun itu mengatakan banyak senjata yang diciptakan di negara-negara Eropa untuk memprovokasi agar berperang.

"Selama perang Dunia II mereka, negara-negara Barat menganggap Rusia sekutu. Jutaan orang Rusia terbunuh dan jutaan lainnya luka-luka. Sejumlah kota kecil dan desa hancur lebur," kata Mahathir.

"Ketika orang-orang Rusia merangsek dari Timur, negara-negara Barat bersama Amerika Serikat menyerang dari Barat. Mereka mengalahkan Jerman," ujarnya.

Mahathir kemudian menyoroti pendirian NATO dan menganggap Rusia sebagai musuh di wilayah Eropa. Selain itu, juga adanya Pakta Warsawa yang membuat terjadinya Perang Dingin.

"Segera sekutu Barat mengidentifikasi mitra mereka, Rusia sebagai musuh baru. Mereka mendirikan NATO dan Rusia menanggapinya dengan mendirikan Pakta Warsawa. Perang dingin pun terjadi selama beberapa dekade," kata dia.

Mahathir berkata, permusuhan antara NATO dan kekuatan Barat dengan Rusia semakin memburuk ketika anggota Pakta Warsawa bergabung blok NATO. "Alih-alih membubarkan NATO, kekuatan Barat mulai membujuk mantan anggota Pakta Warsawa untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa. Rusia tidak diundang. Itu tetap menjadi musuh potensial," ujar dia.

Cuitan panjang Mahathir Mohamad itu pun ditujukan dalam perang antara Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung selama enam bulan terakhir. Perang Rusia-Ukraina mengakibatkan jutaan orang mengungsi dan ribuan tentara dan serta warga sipil tewas.

"Jadi Ukraina dibiarkan membela diri. Jutaan orang bermigrasi, ribuan warga sipil dan tentara tewas dan negara hancur," ujarnya.

Sebelum dirawat di rumah sakit pekan ini, Mahathir menggunakan wawancara dengan pers internasional untuk mengecam NATO karena mendorong Ukraina untuk melawan Rusia. Ia juga mengkritik AS karena memprovokasi China dengan kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan.

Baca juga: Mahathir Mohamad Terinfeksi Virus Corona, Kini Dirawat di Rumah Sakit

THE EDGE MARKETS

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

10 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

4 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

4 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

4 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

6 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

6 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

6 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

6 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya