Guru Besar dari Jepang Ini Sebut Indonesia Tak Tegas soal China dan Rusia

Rabu, 31 Agustus 2022 17:59 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin menerima Presiden Jokowi di Kremlin, 30 Juni 2022. Kremlin.ru

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor Emeritus Kajian Pembangunan Universitas Kyoto Kosuke Mizuno mengatakan bahwa Jepang frustasi atas perbedaan pandangan dengan Indonesia mengenai sikap terhadap China dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Indonesia disarankan membenahi masalah HAM dan demokrasi di dalam negeri jika ingin diplomasi di tingkat dunia makin dihargai.

Dalam webinar berjudul 'Politik Luar Negeri Indonesia di Mata Negera Sahabat', Mizuno menyatakan posisi politik luar negeri Jepang yang selalu anti-Cina dan anti-Putin itu sangat kuat. Sementara Indonesia punya pandangan berbeda.

"Soal Lautan Cina Selatan, Indonesia tegas, tapi dari ekonomi bersahabat dengan (Cina) atau diplomasi juga tidak ikut-ikutan barisan anti-Cina. Soal Putin juga tidak ikut sanksi. Bagi pemerintah Jepang itu frustasi, ada beda pandangan," kata Mizuno yang bergabung secara virtual, Rabu, 31 Agustus 2022.

Mizuno memahami sikap Indonesia yang tidak ikut menjatuhkan sanksi ke Rusia itu mungkin saja didorong oleh kepentingan dalam negeri yang menuntut stabilitas ekonomi. Begitu pun dengan Cina.

Terlepas dari penilaian tersebut, profesor yang memfokuskan kajian pada pembangunan Asia Tenggara itu menyebut, Indonesia dan Jepang masih tetap bersahabat baik. Kedekatan tercermin dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada 29-30 April 2022 ke Jakarta. Jepang masih menganggap Indonesia sebagai mitra penting.

Advertising
Advertising

Sejumlah kalangan di Jepang juga diklaim sangat mengapresiasi upaya damai Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut dia menuturkan, kalau Indonesia makin memperkuat demokrasi dan masalah HAM dibereskan dengan baik, posisi diplomasi di tingkat global akan makin dihargai.

Profesor Bahasa dan Peradaban Asia Universitas Seoul Suh Jiwon, dalam diskusi yang sama mengatakan, ada banyak hal di bidang HAM internasional baik multilateral atau bilateral yang bisa diselesaikan atau diperbaiki oleh Indonesia.

"Dikenal atau tidak dikenal oleh masyarakat internasional adalah masalah sekunder. Yang penting menerapkan HAM," kata akademi yang juga merupakan pakar HAM itu.

Menurutnya, peranan Indonesia di tingkat dunia akan membesar, jika secara optimal berupaya menerapkan HAM di luar negeri dan juga di dalam negeri.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah belum membalas permintaan tanggapan soal pendapat ini. Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak secara terbuka mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Namun, perwakilan Indonesia mendukung resolusi konflik Ukraina di Majelis Umum PBB beberapa waktu lalu.

Baca: Taiwan Lakukan 'Serangan Balik', jika China Masuk Wilayahnya

DANIEL AHMAD

Berita terkait

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

1 hari lalu

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

PM Lawrence Wong pada Kamis mulai bekerja, sehari setelah dilantik sebagai perdana menteri keempat Singapura.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

3 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

3 hari lalu

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

Berikut ini perkiraan gaji TKI di Jepang berdasarkan UMR masing-masing prefektur serta untuk pemagang. Ketahui informasinya sebelum mendaftar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya