Kanselir Scholz Dukung Perluasan Uni Eropa Cakup Ukraina, Moldova dan Georgia

Reporter

Daniel Ahmad

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 30 Agustus 2022 07:00 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah), Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi melakukan perjalanan dengan kereta api menuju Kyiv setelah berangkat dari Polandia, Kamis, 16 Juni 2022. Para pemimpin Prancis, Jerman, Italia dan Rumania berencana mengunjungi Kota Irpin di Ukraina yang porak-poranda akibat dibombardir Rusia. Ludovic Marin/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan perluasan Uni Eropa yang akan mencakup Ukraina, Moldova, dan Georgia. Ia menyatakan, transisi bertahap ke pemungutan suara mayoritas adalah batu loncatan untuk mengembangkan blok tersebut.

Scholz mendesak 27 anggota Uni Eropa, yang dihadapkan dengan invasi Rusia ke Ukraina, untuk merapatkan barisan, menyelesaikan konflik lama, dan menemukan solusi baru. Ia sendiri menjamin, Jerman akan terus mendukung Kyiv selama diperlukan.

"Kita harus membawa pengaruh Eropa bersatu kita lebih kuat, Eropa adalah masa depan kita. Dan masa depan itu ada di tangan kita," kata Scholz saat pidato berjudul Eropa adalah masa depan kita", di Universitas Charles, Ceko, Senin, 29 Agustus 2022.

Scholz menggarisbawahi komitmen Jerman untuk perluasan Uni Eropa. Ia menekankan, negara-negara Balkan Barat, Ukraina, Moldova, dan juga Georgia harus bergabung dengan blok tersebut.

Namun, Scholz juga mengingatkan, perbedaan antara negara-negara anggota akan tumbuh sejauh menyangkut kepentingan politik, pengaruh ekonomi, dan sistem jaminan sosial. Oleh karenanya, dia menyarankan blok untuk tetap satu suara.

Advertising
Advertising

"Saya telah mengusulkan transisi bertahap ke pemungutan suara mayoritas dalam kebijakan luar negeri bersama, tetapi juga di bidang lain, seperti kebijakan pajak - mengetahui sepenuhnya bahwa ini juga akan berdampak pada Jerman," kata Scholz.

Jerman, menurut Scholz, akan mengirim senjata ke Kyiv dalam beberapa minggu mendatang. Selain mengirim pertahanan udara canggih, sistem radar atau drone, Scholz mengatakan Jerman mungkin saja membangun artileri dan kapasitas pertahanan udara Ukraina.

Keputusan itu secara resmi membuka proses untuk menjadi anggota serikat yang sekarang terdiri dari 27 negara. Biasanya prosedur keanggotaan UE bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Para pemimpin Uni Eropa pada Juni 2022 memberikan status kandidat ke Ukraina dan Moldova untuk bergabung dengan blok tersebut. Sementara itu Georgia mendapat penolakan karena alasan geopolitik yang melihat negara itu dekat dengan Rusia.

REUTERS

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

22 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

2 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

3 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

3 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

4 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya