Rusia Tuduh Bom Mobil di Moskow Dipasang Wanita Ukraina, Kyiv Membantah Terlibat

Reporter

Daniel Ahmad

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 22 Agustus 2022 19:17 WIB

FOTO FILE - Jurnalis dan pakar politik Darya Dugina, putri ahli politologi Rusia Alexander Dugin, difoto di studio TV Tsargrad di Moskow, Rusia, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 21 Agustus 2022. Tsargrad.tv/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Ukraina membantah keterlibatan dalam pemboman mobil yang menewaskan putri sekutu Vladimir Putin, Alexander Dugin. Sementara Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menuduh dinas rahasia Ukraina melakukan pembunuhan terhadap Darya Dugina, putri seorang ideolog Rusia ultra-nasionalis.

Dugina, 29 tahun, tewas pada Sabtu malam di pinggiiran Moskow ketika Toyota Land Cruiser yang dikendarainya meledak, Sabtu lalu, 20 Agustus 2022.

Staf Presiden Volodymyr Zelensky menolak tuduhan beberapa pejabat Rusia yang menyalahkan serangan itu pada "teroris" Ukraina.

"Ukraina, tentu saja, tidak ada hubungannya dengan ledakan kemarin," kata penasihat Zelensky, Mykhailo Podolyak, dilansir The New York Post, Minggu, 21 Agustus 2022.

“Kami bukan negara kriminal, tidak seperti Rusia, dan jelas bukan negara teroris," ujarnya menambahkan.

Advertising
Advertising

Sementara, sumber lembaga penegak hukum Rusia mengatakan sebuah bom yang ditanam di bawah kendaraan ilmuwan politik dan jurnalis Rusia Darya Dugina diledakkan dari jarak jauh.

"Agaknya, mobilnya diawasi ketat dan pergerakannya dipantau," kata sumber tersebut kepada TASS, Senin, 22 Agustus 2022.

Penyelidikan mengungkapkan bahwa bom itu ditanam di bawah mobil di sisi pengemudi. Darya Dugina yang mengendarai SUV itu tewas seketika. Penyidik telah membuka kasus pidana berdasarkan klausul 'f,' bagian 2 pasal 105 KUHP Rusia, yang akan diperiksa oleh kantor pusat Komite Investigasi Rusia.

Lembaga penegak hukum Rusia menyampaikan kepada TASS bahwa bom itu berisi 400 gram setara TNT. Komite Investigasi Rusia percaya bahwa pembunuhan ilmuwan politik itu telah direncanakan.

Menurut media pemerintah Rusia, Dugina meninggal setelah mobilnya meledak dalam kobaran api saat dalam perjalanan pulang. Sejauh ini belum jelas apakah ayahnya, filsuf Rusia Alexander Dugin yang dikenal sebagai "otak Putin" adalah sasaran serangan seperti dilansir The New York Post Ahad 21 Agustus 2022.

Awal tahun ini, Dugina dikenai sanksi oleh otoritas Inggris. Ia dituduh berkontribusi terhadap disinformasi online terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Tulisan ultra-nasionalis Alexander Dugin sering dikaitkan dengan pandangan dunia Vladimir Putin. Dugin juga disebut menginspirasi invasi Rusia ke Ukraina.

Tokoh intelektual Rusia itu sebelumnya telah menyatakan dukungannya untuk agresi Rusia terhadap Ukraina. Ia disanksi AS pada 2015 karena dugaan keterlibatannya dalam pencaplokan Crimea oleh Moskow pada 2014.

Berikutnya: Serangan dilakukan seorang wanita

<!--more-->

FSB mengatakan serangan itu dilakukan oleh seorang wanita Ukraina yang lahir pada tahun 1979.

Dikatakan wanita dan putrinya yang masih remaja telah tiba di Rusia pada bulan Juli dan menghabiskan satu bulan mempersiapkan serangan dengan menyewa sebuah apartemen di blok perumahan yang sama dan meneliti gaya hidup Dugina, menurut pernyataan FSB yang disiarkan kantor berita Rusia.

Penyerang telah menghadiri sebuah acara di luar Moskow pada Sabtu malam yang juga dihadiri Dugina dan ayahnya, sebelum melakukan "ledakan terkendali" mobil Dugina, dan melarikan diri dari Rusia ke Estonia, kata FSB.

TASS, NEW YORK POST, REUTERS

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

7 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya