Cerita Mahasiswa RI di Tengah Badai Inflasi Jerman: Belanja dan Sewa Rumah Makin Mahal

Reporter

Daniel Ahmad

Senin, 22 Agustus 2022 15:15 WIB

ilustrasi supermarket (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Inflasi di Jerman yang dipicu oleh krisis energi akibat invasi Rusia ke Ukraina, diprediksi akan terus meroket dalam beberapa waktu mendatang. Presiden Bank Sentral Jerman Joachim Nagel mengatakan angka rata-rata inflasi mungkin saja bisa sampai 10 persen pada musim gugur nanti.

Mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Jerman, Reza Khasbullah, menceritakan dampak laju inflasi terhadap kehidupan sehari-hari. WNI asal Bandung yang sekarang tinggal di Munich itu mengatakan, efek inflasi tersebut sudah dirasakannya sejak tiga atau empat bulan lalu.

"Ada kenaikan harga-harga bahan pokok, kenaikan harga listrik hingga energi, dampaknya harga sewa rumah pun ikut naik juga," kata Reza kepada Tempo, Ahad, 21 Agustus 2022.

"Belanja jadi terasa lebih mahal, belanja sehari-hari," ujarnya.

Reza mengatakan, pemerintah Jerman mengimbau kepada warga untuk lebih menghemat energi. Di beberapa tempat di pusat kota, lampu banyak yang sengaja dimatikan saat malam hari.

Advertising
Advertising

Penggunaan fasilitas publik lain yang menggunakan listrik dalam skala besar juga dianjurkan untuk dikurangi.

Harga bahan pokok, menurut Reza, naik rata-rata sekitar 10 sampai 12 persen. Misalkan nasi biasanya 2 euro atau Rp29,8 ribu menjadi 2,10 euro atau Rp31,3 ribu.

Tapi yang paling signifikan adalah minyak goreng, yang sempat naik 300 persen. Biasanya seharga 1 euro atau Rp14,9 ribu menjadi 3 sampai 4 euro atau Rp44,7 - Rp59,6 ribu.

"Penyebabnya ada kelangkaan (pasokan minyak goreng) waktu awal konflik Ukraina," kata mahasiswa Teknik Elektro itu.

Reza menambahkan, sejauh ini belum ada bantuan khusus bagi mahasiswa untuk melalui badai inflasi ini. Namun karena krisis energi, ada keringanan untuk transportasi publik. Dengan hanya membayar 9 euro per bulan, ia bisa pergi ke wilayah Jerman mana saja.

Menurut data badan statistik Jerman, Destatis, inflasi di negeri Bavaria turun sedikit menjadi 7,5 persen pada Juli 2022, dibandingkan dengan 7,6 persen pada Juni 2022.

Pengamat ekonomi mengatakan penurunan ini salah satunya karena berbagai program bantuan pemerintah, antara lain tiket kereta api 9 euro sebulan dan subsidi bahan bakar.

Namun, biaya energi dan makanan akan tetap tinggi akibat perang di Ukraina dan kemacetan pasokan bahkan sampai 2023.

Dalam wawancara dengan surat kabar Rheinische Post pada Sabtu pekan lalu, Presiden Bank Sentral Jerman Joachim Nagel menyebut negaranya mungkin saja akan jatuh ke resesi di tengah ketidakpastian ekonomi ini.

Nagel memperingatkan berkurangnya impor gas alam dari Rusia bisa memperparah ekonomi Jerman. “Saat krisis energi semakin dalam, resesi kemungkinan terjadi pada musim dingin mendatang,” kata Nagel memprediksi.

Baca juga: Bank Sentral Jerman Memproyeksi Inflasi Bakal Tembus ke Rekor Tertinggi

DANIEL AHMAD

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

2 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

1 hari lalu

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

Tidak hanya di Jerman, Munich juga kota yang paling nyaman berjalan kaki di Eropa

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya