China Minta Dunia Bersatu Lawan Tekanan Amerika, Dampak Pelosi ke Taiwan

Sabtu, 6 Agustus 2022 17:36 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - China meminta komunitas internasional bersatu melawan tekanan dari Amerika Serikat yang disebut sembrono dan campur tangan dalam urusan internal negara lain. Menteri Luar Negeri China Wang Yi mendesak supaya nantinya Washington tidak bertindak semaunya sendiri, seperti kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke Taiwan baru-baru ini.

"Jika kita mengabaikan campur tangan (Washington) dalam urusan dalam negeri, dunia akan kembali ke hukum rimba, dan Washington akan menggunakan kekuatan lebih sembrono untuk menggertak negara lain," kata Wang kepada wartawan di Phnom Penh, Jumat, 5 Agustus 2022, dikutip Kemlu China

"Kami tidak bisa membiarkan Amerika Serikat mengambil langkah serupa lagi (seperti kunjungan Pelosi). Semua negara harus bersatu untuk tidak membiarkan hal semacam ini terjadi," bunyi pernyataan itu.

Beijing marah karena Pelosi ngotot mengunjungi Taiwan pada Selasa, 2 Agustus 2022. Akibatnya, China meluncurkan latihan militer di laut dan langit di sekitar Taiwan pada Kamis. Mereka menggelar latihan tembakan langsung, terbesar yang pernah dilakukan oleh China di Selat Taiwan. Latihan itu dijadwalkan akan berlanjut sampai Minggu siang.

Kementerian Pertahanan Taiwan pada Jumat menyatakan, pihaknya mengerahkan jet untuk memperingatkan pesawat China yang dikatakan telah memasuki zona pertahanan udara pulau itu. Beberapa di antaranya diklaim telah melintasi garis tengah Selat Taiwan, penyangga tidak resmi yang memisahkan kedua belah pihak. Sebanyak 68 pesawat militer China dan 13 kapal angkatan laut disebut telah melakukan misi di selat itu.

Advertising
Advertising

Komando Teater Timur China dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam bahwa mereka melakukan latihan udara dan laut di utara, barat daya dan timur Taiwan pada hari Jumat "untuk menguji kemampuan tempur pasukan gabungan."

Menlu Wang Yi menegaskan latihan militer PLA di sekitar Taiwan itu sejalan dengan hukum domestik dan internasional. "Kami akan dengan tegas menjaga kedaulatan dan integritas teritorial China, dan dengan tegas menghalangi upaya Amerika Serikat untuk menggunakan Taiwan untuk mengendalikan China," tutup menteri luar negeri China.

Sementara, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington telah berulang kali menjelaskan kepada Beijing bahwa pihaknya tidak mencari ribut dengan tur 'Indo-Pasifik' Pelosi.

"Tidak ada pembenaran untuk respons militer yang ekstrem, tidak proporsional, dan meningkat ini. Sekarang, mereka telah mengambil tindakan berbahaya ke tingkat yang baru," kata Blinken dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan regional ASEAN di Kamboja.

Blinken menekankan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengambil tindakan untuk memprovokasi krisis, tetapi akan terus mendukung sekutu regional dan melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan. "Kami akan terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," katanya.

Sebelumnya, China sudah menjatuhkan sanksi kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan keluarga dekatnya. Kementerian Luar Negeri China pada Jumat menyatakan, kebijakan itu diberlakukan sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi ke Taiwan yang "kejam" dan "provokatif".

China juga menghentikan dialog dengan AS di sejumlah bidang sebagai reaksi atas kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan. Pemutusan itu termasuk komunikasi antara komandan militer tingkat-teater dan isu perubahan iklim.

Pelosi adalah pejabat tinggi AS pertama yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun. Secara struktur pemerintahan ia orang ketiga paling berkuasa setelah presiden dan wakil presiden AS. China menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya. Kunjungan Pelosi dianggap sebagai ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Baca: Buntut Pelosi ke Taiwan, China Putuskan Dialog dengan AS di Bidang Iklim hingga Militer

TASS | REUTERS

Berita terkait

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

7 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

7 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

8 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

11 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

13 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

14 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

23 jam lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

1 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya