Kapal Pertama Pengangkut Biji-Bijian Ukraina Berlabuh di Turki
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Rabu, 3 Agustus 2022 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kapal pengangkut biji-bijian pertama yang meninggalkan pelabuhan Ukraina di masa perang, berlabuh di lepas pantai Turki pada hari Selasa, 2 Agustus 2022. Kapal lainnya berangkat dari Ukraina setiap hari selama perjanjian ekspor berlaku.
Kapal pertama, Razoni, yang membawa 26.527 ton jagung ke Lebanon, berlabuh di dekat pintu masuk Bosphorus dari Laut Hitam sekitar pukul 18:00 GMT, sekitar 36 jam setelah berangkat dari pelabuhan Odesa.
Delegasi dari Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) di Istanbul, tempat personel Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB bekerja, memeriksa kapal tersebut pada Rabu, menurut Kementerian Pertahanan Turki.
Pelayaran itu dimungkinkan setelah Ankara dan PBB menengahi perjanjian ekspor biji-bijian dan pupuk antara Moskow dan Kyiv bulan lalu - sebuah terobosan diplomatik yang langka dalam konflik yang telah menjadi perang gesekan berlarut-larut.
"Kami berharap akan ada lebih banyak kapal keluar besok," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan di New York. "Ini rumit, tetapi ada pengiriman lain yang direncanakan."
Dujarric mengatakan ada sekitar 27 kapal di tiga pelabuhan Ukraina yang masuk dalam kesepakatan ekspor dan telah "berada di pelabuhan untuk waktu lama dengan kargo, ... dengan kontrak yang ditandatangani, siap untuk berangkat."
Ekspor dari salah satu produsen biji-bijian utama dunia dimaksudkan untuk membantu meringankan krisis pangan global.
"Rencananya adalah sebuah kapal berangkat ... setiap hari," kata pejabat senior Turki kepada Reuters, merujuk pada Odesa dan dua pelabuhan Ukraina lainnya yang tercakup dalam kesepakatan itu. "Kalau tidak ada masalah, ekspor akan dilakukan melalui satu kapal sehari untuk sementara waktu."
Pejabat, yang meminta untuk tetap anonim, menambahkan bahwa keberangkatan Razoni tertunda beberapa hari oleh "masalah teknis" yang sekarang diperbaiki, dan anggota NATO Turki mengharapkan koridor jalur aman berfungsi dengan baik.
Sebagai bagian dari perjanjian, keempat pihak memantau pengiriman dan melakukan inspeksi di Istanbul, yang ang menghubungkan Laut Hitam dengan pasar dunia.
Reuters